100 Lagu Indonesia Terbaik 2023

Dec 24, 2023

Jika menghitung rata 10 lagu rilis dalam satu minggu, ada 480 lagu baru yang beredar di tahun ini. Bohong, tidak kewalahan untuk mendengarkannya. Apalagi membuat keputusan, kalau ini memang yang terbaik bagi kami.

Terdapat lagu-lagu dari berbagai genre musik. Di daftar kali ini, mereka yang banyak terpilih karyanya seperti BAP., Teddy Adhitya, Bernadya, ENVY*, Nadin Amizah, Morgensoll, Swellow, Heals, Efek Rumah Kaca, dan Pelteras.

Dengan menyetel, menghayatinya ulang, hasil yang terangkum tak ubah merupakan apresiasi terhadap musik Indonesia. Ada yang dirilis dalam bentuk single, album penuh, maupun album mini.

Sebelum 2023 berakhir, selamat menyimak komentar para penulis di bawah ini.


Anto Arief

Ah – Nadin Amizah

Jatuh cinta pada pendengaran pertama saat mendengar album kedua Nadin adalah lagu cinta sederhana “Ah” yang seperti mendengar dirinya bernyanyi diiringi oleh Sore saat masih bersama Mondo Gascaro. Mengalun tenang syahdu, namun membuat badan ingin bergoyang. Jelas hal menarik baru untuk katalog Nadin.

I Don’t Mind – Coldiac

Lagu ini merangkum kekuatan Coldiac sebagai band pop dengan formula guitar driven, duo vokalis yang bernyanyi bersahutan, serta nuansa pop urban -mengesampingkan istilah city pop– dengan ekspresi irama groove yang funky yang sangat kekinian. Didukung juga oleh  musikalitas serta kelihaian menulis lagu pop yang kuat

Paris – Voxxes

Album Zero Hour Voxxes ini hadir di tengah semakin menjamurnya musik pop urban lokal yang cocok untuk didengarkan sambil berkendara di bawah lampu-lampu kota kala malam hari. Sulit untuk memilih satu lagu dari 10 lagu yang ada di album ini, tapi kalaupun harus memilih, pilihan saya jatuh pada lagu ini.

Sera – Dried Cassava

Muncul lebih laidback dan joget-able. Musik bluesy dengan energi berlebih di album sebelumnya berganti ekspresi yang lebih tenang dan bersahaja, namun lebih menggelitik telinga dan menggoyang badan. Lagu favorit saya, Sera adalah salah satu contoh jitu. Catchy, funky dan joget-able. Suka sekali.

Forevermore – Kurosuke

Dengan katalog tiga album cemerlang, kelihaian Kurosuke mengolah musik lo-fi dengan pop funk/disko sudah tidak perlu diragukan lagi. Kali ini ia bermain-main dengan pengaruh musik vaporwave. Hasilnya: serasa ada di dalam video game era 80an. 

New Dawn – Sandrayati

Piano akustik dan denting gitar yang dimainkan perlahan berpadu dengan lirih vokal Sandrayati dalam balutan soundscape dan instrumen gesek yang membayangi syahdu menjadi benang merah album ini. Salah satu lagu favorit saya, “New Dawn” hadir dengan pengaruh dari album Blue milik Joni Mitchell

Arak Steady Blues – Made Mawut feat. Kaka Slank

Bagaimana cara menyanyikan lagu blues tentang alkohol tanpa terdengar murahan dan berkelas? Padukan Made Mawut dengan Kaka Slank. Di sini Kaka bernyanyi seperti di era awal-awal Slank yang sangat bluesy. Berdendang tentang pertemanan dan budaya minum arak yang sudah menjadi tradisi di Bali.

Satu Bulan – Bernadya

Ambyar yang positif sekaligus polos menggemaskan. Itulah peluru-peluru lirik dan lagu Bernadya dalam EP-nya. Sulit harus memilih hanya satu lagunya, saya memilih yang hanya ditemani piano saja.

Sudah adakah yang gantikanku? / Yang khawatirkanmu setiap waktu? / Yang cerita tentang apapun sampai hal-hal tak perlu? / Kalau bisa jangan buru-buru, kalau bisa jangan ada dulu.

Mau Jadi Apa – Mandoors

Dari Semarang, Mandoors, band new wave/neo psikedelik ini langsung mencuri pendengaran saya kala mendengar single keduanya yang dirilis tahun lalu di 2022. Semburan bebunyian synthesizer dan drum elektrik serta suara vokalinya yang tinggi  dibalut musik yang memancing tubuh bergoyang. Silahkan album keduanya, SONE yang menjadi album favorit saya tahun ini.

Pecandu N★rkotbah – Koil

Sindirian sosial keagamaan menggelitik paling cerdas tahun ini. Judul menggelitik, penggunaan karakter huruf bintang yang sedikit menyulitkan untuk ditulis ulang, riff gitar dan reff vokal catchy, musik menggebrak dan menderu tanpa ba-bi-bu. Sungguh tamparan yang bergizi bagi gendang telinga. 

So Lucky to be Young – Natasya Elvira

Cukup lama musik Indonesia absen akan album berkomposisi jazz tradisional, dan EP Natasya Elvira ini hadir dalam bentukan paling mendasarnya dan di lagu ini dilengkapi dengan penulisan lirik yang jenaka, sekaligus bijaksana.

Aku Takut Salim Sama Bapakmu – Refo dan Fauna

Sulit tidak mengingat “Versace on the Floor” nya Bruno Mars saat mendengar bebunyian drum elektrik dan suara kibor Yamaha DX-7 nya. Tapi langsung musnah kala mendengar vokal ajaibnya Revo dengan reff super catchy. Bercerita tentang dirinya yang: “Aku takut, aku.. ah.. ah.. ah” rasa gugup saat harus berjumpa ayah kekasihnya untuk pertama kalinya. 

HOWLING LIKE A GHOST – Atlesta

Solois elektronik asal Malang ini kembali dengan album keempat, dan berhasil keluar dari bayang-bayang album Gestures yang sangat terkonsep itu. Tentunya tidak meninggalkan konsep musik elektronik upbeat, dan masih terdengar energetik dan juga seksi. Lagu ini adalah salah satu buktinya.

Space – Rahmania Astrini feat. Teddy Adhitya

Salah satu lagu paling soulful di 2023. Hanya ditemani musik minimalis, tapi terdengar penuh dengan cengkok vokal Ramania Astrini yang fasih meliuk dengan tone RnB nya.

Ke Tempat Kau Ingin – Prince Husein

Pembuka lagu berlirik Indonesia, “Ke Tempat Kau Ingin” ini terdengar berbeda dan lebih menonjol ketimbang lainnya yang berbahasa Inggris. Lagu berbahasa Indonesia itu jauh lebih kompleks baik secara pemaknaan, permainan keindahan katanya serta keambiguannya yang multi interpretasi. Dan saya melihat secercah potensi kemahiran itu di lagu ini.

Raka

the more i try to trace you forthwith the less i want to know where to find you – eleventwelfth

Nomor satu di Spotify Wrapped saya, dengan data sebagai berikut: You played it 247 times this year, starting on 10 February, and it still sounds perfect. Kalimat terakhir jadi penjelas, keseluruhan album penuh eleventwelfth ada tempat di memori. Choir bocil di lagu ini jadi juaranya.

Laugh and Swell – Polyester Embassy

Sama halnya dengan eleventwelfth, Polyester Embassy dengan album Evol jadi jagoan untuk saya. Solid secara keseluruhan, sebuah evolusi yang bijak dari mamang-mamang Bandung. “Laugh and Swell” jadi salah satu yang high rotation di kuping saya.

Apa Mungkin – Bernadya

Di tengah gempuran solois wanita belia yang kemunculannya berdekatan, nama Bernadya jadi nomor satu di catatan saya. EP Pelintas hadir dengan sederhana, sama dengan musiknya. Meski begitu, kesederhanaan yang jadi pembeda Bernadya dengan sosok lainnya. “Apa Mungkin” bisa jadi pembuka untuk mendengarkan lagu-lagu lain di dalam EP. Juga jadi andalan terbaru dari label JUNI Records.

Penjelajah Waktu – Swellow

Masih seputar kesederhanaan, “Penjelajah Waktu” juga punya hal tersebut di sepanjang tiga menit durasi. Kuintet indie rock asal Bogor yang tengah mencuri perhatian dengan album perdana Katus. Mengacu pada fakta bahwa saya suka dengan trilogi Back To The Future, maka sah-sah saja jika lagu ini masuk ke dalam daftar. Andai ada kesempatan untuk kembali, apa yang ingin kalian perbaiki?

Precious Me – Milledenials

Pertemuan pertama dengan Milledenials berakhir mengecewakan karena aksi live mereka tidak sesuai dengan ekspektasi tinggi saya. Meski begitu, pertemuan selanjutnya dibayar lunas oleh mereka. Progress yang signifikan, makin solidnya antar personel, hingga materi-materi baru yang semakin menggambarkan keseluruhan dari entitas asal Bali ini. “Precious Me” jadi salah satu yang menonjol, jaminan karaoke massal dengan penuh keringat di tengah moshpit ketika dibawakan secara live.

Tentang Aku – Anda Perdana

Setelah dinyanyikan oleh Jingga, Andien, dan Nubica, lagu lawas “Tentang Aku” kini menemukan pemilik barunya. Seorang Anda Perdana melewati 2023 dengan membawakan kembali lagu-lagu yang punya memori spesial di relungnya, salah satunya “Tentang Aku”. Menyenangkan untuk kembali mendengar lagu tersebut dengan warna terbaru, suara serak Anda dengan iringan instrumen yang cenderung terbalik dengan interpretasi sebelumnya, murung dan suram.

Caraku, Caramu – Teddy Adhitya

Akhirnya Teddy Adhitya punya nyali untuk merilis album penuh dengan keseluruhan lagu yang berbahasa Indonesia. Eksplorasi yang berbuah manis, tergambar dengan nomor mellow “Caraku, Caramu”. Cukup sulit untuk menentukan apakah nomor ini atau “Seperti Setiap Hari” yang masuk ke dalam daftar, namun sentuhan mellow-pasrah-berserah jadi alasan utamanya. 

Pancang – Pelteras

Salah satu nama yang akhirnya berhasil merilis sebuah album penuh setelah kemunculannya beberapa tahun lalu. “Pancang” menjadi satu dari beberapa nomor yang menonjol di dalam album Peranjakan. Jika ada kesempatan, pastikan kalian menyaksikan Pelteras membawakan materi-materinya secara langsung. Sebuah jaminan kualitas antara rekaman studio dengan aksi panggung yang sama.

Engkau Dalam Semua Perjalanan – The Rang-Rangs

Selalu ada tempat di hati saya untuk lagu-lagu bertemakan seorang Ibu. Trio ini berhasil menyampaikannya tema tersebut dengan baik, tanpa basa-basi langsung menohok hati.

Q4 2021 – BAP.

Umur saya dengan seorang Kareem Soenharjo tidak terlalu jauh, jadi rasanya lagu ini cukup menggambarkan kehidupan di rentang umur yang sama. Reflektif dan penuh dengan tarikan nafas panjang saat mendengarkannya.

Weathre – Heals

Heals dengan album terbarunya, Emerald adalah contoh kumpulan yang tidak bisa langsung diterima dalam satu kali putaran mendengarkan, atau mungkin saya saja yang kurang nyampe. “Weathre” yang mencuri perhatian, bersama dengan “Air Emas” dan “Sinar”. Mendengarkan lagu ini dengan kondisi padatnya KRL sangat direkomendasikan.

MR.MARIPOSA – ENVY* feat. Kinder Bloomen

“MR. MARIPOSA” merupakan lagu yang hadir di bulan pertama 2023. Sebuah kolaborasi lintas genre yang disajikan apik, musik yang bertabrakan dengan intens. Kalau tidak salah, ini jadi karya terakhir Kinder Bloomen bersama Danang, sang vokalis sebelum pisah jalan.

Menunggu Detik Membiru – Hari Raya

Harta karun terbaru dari Jatinangor. Kental dengan paparan nama-nama rilisan dari Sarah Records. Masih menunggu kiprah selanjutnya dari Hari Raya.

Sahabat Angin (Virgo & The Sparklings – Original Soundtrack) – Adhisty Zara

Saya mengetahui lagu ini dari sebuah cuitan Twitter Daffa Andika (Kolibri Rekords). Earcatching sejak putaran pertama, lirik yang sederhana dengan musik yang menyenangkan, tak sungkan untuk menyertakan “Sahabat Angin” di daftar ini.

Blue-Stained Lips – Grrrl Gang

Masuk ke playlist dalam injury time. Lagu ini jadi salah satu yang paling nyangkut di album Spunky!. Bagan lagu yang anomali dibandingkan lagu-lagul lainnya, pun juga lebih ngepop.

Good Guys – Jubilee Marisa

Satu-satunya lagu yang dilepas oleh Jubilee di tahun 2023. Masih ada rasa penasaran bagaimanakah jadinya jika ia berhasil merilis sebuah album mini ataupun album penuh karena materinya yang sudah-sudah terdengar cukup menjanjikan.

Rayuan Perempuan Gila – Nadin Amizah

Harus saya terima bahwa TikTok merupakan bagian dari masa depan. Algoritma sang aplikasi membujuk telinga ini untuk mendengarkan lagu terpopuler milik Nadin Amizah di tahun 2023. Sebuah hal yang patut saya syukuri karena ini merupakan salah satu lagu terbaik sang solois di sepanjang kariernya.

Violet Membran – Collapse

Nomor terakhir dari EP Saint punya magisnya sendiri. Lugas menghentak tanpa basa-basi sejak awal bisa jadi kalimat rangkumannya. Penggalan lirik “hidup ‘tuk sementara” dengan sahutan “jadilah bunga kehidupan” terasa lebih ‘ngena’ ketika didengarkan sembari menyaksikan video musiknya.

Amarah – White Chorus

Apa jadinya jika duo Emir Mahendra dan Clara Friska mendengarkan album Kinanti milik Andien secara brutal? “Amarah” adalah hasilnya, salah satu nomor di dalam album LIMBO yang menunjukkan evolusi bermusik dari White Chorus. Jangan lupakan juga bahwa lagu merupakan upaya perdana sang duo untuk menghadirkan materi berbahasa Indonesia.

MIDORI – Noni

Babak baru Noni dimulai lewat “MIDORI” yang apik. Lagu yang catchy, arah R&B yang terbaca arahnya dalam artian baik, hingga sajian video musik yang melengkapi keseluruhannya.

Fall – Morgensoll

Morgensoll rilis lagu dengan isian vokal? Setelah selama ini menihilkan aspek tersebut? Ternyata ide yang bagus. Kesempatan pertama menyaksikan mereka membawakan materi bervokal di Duck Down cukup berkesan di hati.

Midnight Thought – Mmmarkos!

Saya senang karena mmmarkos! mampir di radar saya. Post punk dengan drum mesin yang tepat guna. Album mini Preliminer termasuk yang mesti diperhatikan lebih lanjut di tahun ini dan juga tahun depan.

berkelana dalam ruang dan mimpi – The Jansen

“berkelana dalam ruang dan mimpi” jadi salah satu karya terakhir The Jansen dengan formasi bersama Aduy dan Nina sebelum akhirnya pisah jalan. Sebagai perpisahan, lagu ini punya tempat tersendiri di hati saya.

Edelweiss – Texpack

Ada rentang dua tahun dari materi terdahulu Texpack hingga munculnya “Edelweiss” ini. Sang kuartet langsung membayar lunas, sebuah nomor indie rock paten khas Texpack yang kini terdengar berevolusi, juga dengan harapan menuju album penuh terbaru mereka.

File Under: ARADANEKS BETA VERSION – Saturday Night Karaoke

SNK cukup ugal-ugalan di tahun 2023 dengan merilis beberapa materi hingga bisa saya bilang mereka salah satu nama yang produktif di sepanjang 12 bulan. “File Under: ARADANEKS BETA VERSION” adalah satu yang masuk di kuping saya. Satu lagi jaminan moshpit yang berkeringat dengan choir suara sumbang di sana-sini.

Langit Terbuka Luas, Mengapa Tidak Pikiranku, Pikiranmu? – Nearcrush, Pure Saturday

Masuk dalam rombongan nama-nama yang membawakan kembali karya milik Pure Saturday. Nearcrush melakukannya dengan baik, tanpa cela, juga kebaruan yang menyenangkan dari hit sang legenda.

A Day – The Basement Dry

Selain Swellow, Texpack, dan Rrag, ada nama The Basement Dry yang turut serta dalam rombongan ‘indie rock Kota Hujan’. EP perdana sudah rilis, di dalamnya ada nomor sepanjang 7 menit yang cocok menjadi soundtrack commuting dengan KRL.

Fish in a Can – The High Temples feat. Oscar Lolang

Pembuka perjalanan The High Temples di tahun 2023. Kolaborasi yang megah bersama Oscar Lolang, sahut-sahutan vokal dengan jangkauan tinggi menjadi sajian utamanya.

Geger

Familiar Changes – Morgensoll feat. Satan’s Heir

Salah satu lagu di album perdana Morgensoll yang berjudul Eternal. Kehadiran vokal dari Ekrig (Avhath) yang menyebut dirinya Satan’s Heir tidak mengendurkan kekuatan riff Morgensoll. Uniknya, jeritan ‘kering’ ala Ekrig terasa mudah berbaur dengan sound berat dan ‘bulat’ yang diusung Morgensoll.

Bersemi Sekebun – Efek Rumah Kaca feat. Morgue Vanguard

Dari sekian banyak lagu di album Rimpang, “Bersemi Sekebun” adalah yang paling sering saya putar. Selain aransemennya yang kuat, spoken word dari Morgue Vanguard menjadi alasan lagu ini punya tempat spesial di hati. Rapper yang dikenal lewat kolektif hip hop bernama Homicide tersebut mampu membuktikan, bahwa ungkapan kata-kata perlawanan tidak selalu harus disampaikan dengan leher berurat, namun bisa juga dengan penuh kelembutan tanpa mengurangi muatan pesan.

Svmpah Darah – Vlaar

Trek terakhir dari album Blekmetal ini berhasil menghantui pikiran sejak pertama kali diputar. Sebagai satu-satunya lagu dengan vokal clean, Kvli Arit (vokalis Vlaar) mampu menciptakan nada catchy yang mengingatkan pada lagu-lagu opening anime Jepang versi bahasa Indonesia yang sering diputar Minggu pagi di TV swasta saat saya masih kecil.

dosa – The Kuda

Lewat lagu ini The Kuda membuktikan, bahwa suara gitar tidak selalu harus dipengaruhi efek macam-macam untuk mengiringi sebuah lagu. Sound gitar yang hampir telanjang di lagu “dosa” ini justru jadi alasan terbesar saya sering memutarnya. Jika ingin belajar bermain gitar, sepertinya lagu ini juga cocok dipelajari untuk memulai, karena memiliki progresi akor yang sederhana.

Return to Sender – Avhath

Avhath berhasil membawa pendengarnya ke sebuah perjalanan lewat single ini. Berdurasi hampir 10 menit, “Return to Sender” menawarkan dinamika yang menyenangkan untuk didengarkan. Hadirnya Remedy Waloni dari The Trees and The Wild sebagai co-producer juga menambah alasan kenapa lagu ini jadi high rotation selama tahun 2023.

Kelas taRRkam – Tarrkam

Trek favorit saya di album perdana band egg punk ini. Penambahan unsur musik ska pada lagu ini selalu berhasil membuat badan bergoyang setiap mendengarkannya. Permainan saksofon Alfa Shidqi dari The Regards membuat lagu ini jadi terdengar lengkap.

Gaduh Lonceng – Pelteras

Setiap menyaksikan penampilan Pelteras di beberapa kesempatan, “Gaduh Lonceng” selalu jadi lagu yang saya tunggu. Saat album Peranjakan rilis, lagu yang relatif bertempo pelan ini langsung masuk ke daftar putar saya di layanan streaming musik.

Voila – BAP.

Sebagai lagu hip hop, “Voila” dari BAP. sangat menyenangkan dinikmati sambil mengayunkan kepala seperti menikmati lagu metal. Beat yang dihadirkan Kareem Soenharjo pada lagu ini seakan memaksa pendengar untuk menggoyangkan badan secara sembarangan sejak hook dengan lirik “Estoy muy muracha” berkumandang.

Dentum Pancaroba Kian Menggila – Jimi Jazz

Sempat kecewa saat single “Xerografi Semesta” yang dirilis sebelumnya beredar. Pasalnya, jika dibandingkan dengan lagu-lagu dari album Kebisingan Pancaroba Yang Merongrong tahun 2018 lalu, aransemen lagu tersebut sepertinya terlalu ringan. Namun, setelah “Dentum Pancaroba Kian Menggila” beredar, saya baru yakin, Jimi Multhazam masih punya banyak amunisi untuk album terbaru proyek crossover thrash-nya ini. Saat tulisan ini dibuat, cakram padat album tersebut juga baru beredar.

Mazahare – Sigmun

Lagu berdurasi 6:55 menit ini memang cocok dijadikan penanda berakhirnya masa hiatus Sigmun. Riff gitar berat yang terdengar purba bisa mengiringi lirik berisi karangan fiksi post-apocalyptic denga indah. Setelah perilisan “Mazahare”, besar harapan saya bagi Sigmun untuk merilis karya anyar di tahun mendatang.

Maze Of Haze – Morgensoll

Setelah disuguhkan lagu-lagu berat nan atmosferik di album Eternal, Morgensoll menaikkan intensitas musiknya lewat single anyar ini. Band juga menunjukkan, bahwa mereka bisa menulis lagu yang memiliki vokal sebaik mereka menyusun riff gitar di lagu instrumental.

Fractured – Rassuk

Single ini menandai kemunculan supergroup yang dihuni oleh Diego Shefa (Gho$$, Noxa), Auliya Akbar (Amerta), Prana Yudha (Avhath), dan Rifki Bachtiar (Revenge). Kehadiran Rassuk lewat single “Fractured” dan lagu-lagu di album mini perdana Perplexed & Vexed, jelas mengingatkan pada Converge, band mathcore kenamaan Amerika yang karya-karyanya selalu menghiasi daftar putar saya.

MCMXCVI – Krowbar

Sebagai seorang rapper, Krowbar selalu berhasil membuat para pendengarnya tergelitik dengan permainan katanya. Seperti pada lagu ini, ia menyambut para pendengar dengan lirik, “Konon katanya orang belajar dari kesalahan. Tapi buat gue itu bullshit sih. Karena salah itu fun. Tapi belajar mah kagak”. Sungguh cara yang jenius untuk membuka lagu.

Commandment – denisa

Tekstur suara gitar di album St. Bernadette memang sangat menyenangkan untuk didengarkan. Heavy tapi tetap nyaman di telinga, dan saya rasa lagu ini adalah nomor yang paling tepat untuk menggambarkan nuansa musik di album kedua denisa tersebut.

Down Under, Down Under – Dochi Sadega

Di tengah ‘demam’ musik midwest emo yang sedang marak belakangan, pentolan dari Pee Wee Gaskins hadir dengan album mini Düsseldorf yang berisi lagu-lagu dengan nuansa musik tersebut. Sejak perilisan album mini itu, “Down Under, Down Under” langsung bertengger di daftar putar saya.

Labyrinthine Domain – Insolent

Proyek lama Januaryo Hardy (Pure Wrath, Lament) yang baru-baru ini merilis demo berisi 2 lagu berjudul Exposition di kanal Bandcamp-nya. “Labyrinthine Domain” yang jadi lagu pertama di demo ini menawarkan musik black metal yang kental dengan nuansa abad pertengahan. Jika suka musik dengan benang merah serupa, materi ini patut kalian dengarkan.

Valar Of Eternal Devotion – Grimoire

Berani merilis lagu berdurasi 12 menit sebagai single ke-2 merupakan langkah berani yang diambil Grimoire, band post / black metal asal Bandung yang terbentuk tahun 2021 lalu. Meski masih memiliki kekurangan dari sisi produksi, namun aransemen yang mengombinasikan black metal, post metal, hingga shoegaze pada lagu ini membuat Grimoire jadi nama baru yang patut diantisipasi ke depannya.

RUNNIN OUTTA TIME – ENVY*

Lagu kedua dari album kedua ENVY*, THE GRAND CHASE ini seakan tidak mengizinkan pendengar untuk berhenti bergoyang. Beat yang intens mengiringi semburan lirik dari para personelnya jadi racun untuk berdansa paling mujarab bagi pendengarnya.

Sendiri – Rachun

Lagu yang satu ini memiliki alasan paling personal dari semua lagu pilihan saya di daftar ini. Berdasarkan penjelasan Firas (vokal, bas), “Sendiri” merupakan lagu yang menceritakan kenangan bersama kucingnya yang sudah tiada. Mengalami hal serupa di tahun ini, membuat saya selalu memutar “Sendiri” dari Rachun setiap ingin mengenang mendiang kucing saya. Rest in peace, my best friend!

Garnet – Sunlotus feat. Christabel Annora

Lagu ini selalu berhasil membuat saya tenggelam dalam ‘lautan’ suara yang dihasilkan instrumen para personel Sunlotus. Saat Christabela Annora melantunkan suaranya, saya merasa tenggelam lebih dalam lagi, tanpa ada rasa ingin muncul ke permukaan. Klimaks yang terjadi di menit 5:16 cukup mengagetkan saat pertama kali memutar lagu. Anehnya vokal scream di bagian klimaks, justru menambah keindahan “Garnet”.

Penarabadan – KUNTARI

Seperti biasanya, pengalaman mendengarkan karya-karya Tesla Manaf sebagai KUNTARI selalu berhasil membawa imaji pada kondisi tertentu. Di lagu ini, Tesla berhasil membawa khayalan saya ke dinamika kehidupan hutan belantara. Diawali dengan bunyi-bunyian menenangkan yang seolah menggambarkan keindahan hutan tersebut, dilanjutkan dengan naiknya intensitas musik di menit 2:18 yang membuat saya merasa seperti dikejar-kejar oleh sang penguasa hutan itu sendiri.

Thrashing Around The World – Wartrax

Single yang menandai kembalinya band metal asal Jakarta ini jadi semacam obat kerinduan untuk pecinta musik thrash klasik dengan lirik yang membakar semangat pendengar. Saat mendengar solo gitar di menit 2:06, saya jadi semakin salut dengan Wartrax yang masih berani menyorot skill shredding sang gitaris, mengingat era ini jari-jari para gitaris di spektrum musik rock seakan dibatasi pergerakannya dalam memainkan lagu.

…Abnormal? Abnormal!!! – Saturday Night Karaoke

Saya harus berterima kasih kepada Saturday Night Karaoke, karena sepanjang tahun ini, “…Abnormal? Abnormal!!!” menjadi anthem saya untuk menghadapi rasa insecure di bidang karier. Lirik super relatable dan dibungkus musik punk 90-an, tidak ada alasan untuk tidak menyukai lagu ini.

Antrian – Swellow

Sungguh jenius untuk menghadirkan petikan gitar akustik yang diiringi bunyi feedback gitar elektrik dari awal hingga akhir lagu. Eksplorasi semacam itu mengingatkan saya pada band macam Sonic Youth dan membuat “Antrian” jadi lagu Swellow paling bising di album Katus.

Just Dub It – Dub Youth feat. BAP.

Jika melihat dari credits di layanan streaming musik, Kareem Soenharjo juga terlibat sebagai produser lagu ini. Ia dengan cermat bisa membuat transisi yang halus dari gaya musik Dub Youth di awal lagu, menjadi gaya musiknya sendiri di menit 1:31. Semua ini dilakukan tanpa menghilangkan ciri reggae dub yang diusung Dub Youth.

Pohan

Mencintaimu – Sal Priadi

Tak pernah terpikir sebelumnya, suara diva bisa terganti oleh vokal pria yang saya sebut karakternya sederhana, tanpa menghilangkan sedikit pun nyawa dari sang lagu. Dia adalah Sal Priadi berkat bantuan peracik musik yang tepat, lagu ini dinyanyikan kembali dengan intonasi yang tak kalah pilu.

Ikhlas – BAP.

Hip hop dengan tema yang mungkin bisa dianggap galak atau keras saat mengangkat isu sosial, kadang bisa serumit itu untuk mencernanya. BAP. pandai soal pemilihan aransemen yang tak biasa atau pernah mengambil sample dari lagu milik orang lain. Beliau selalu jago bereksplorasi.

Takkan Berpaling – Teddy Adhitya

Prinsip sekali mendengarkan langsung suka adalah nyata dengan adanya lagu ini di album semua, semua. berisi 12 nomor. Jika pendengar bukan penggemar Glenn Fredly, butuh waktu untuk menyimpulkan liriknya. Teddy sangat apik menyanyikannya untuk Bung penuh cinta. 

Memilihku – Moneva 

Barisan hip hop mulai tak terhitung, namun Indonesia masih darurat musisi R&B. Harapan tak lagi hilang timbul sejak Moneva dan beberapa nama muncul ke permukaan. Semua lagu di album yang menampilkan lagu ini berbahasa Inggris. Memilihku yang masuk daftarnya bagi saya penyelamat.

Iya… Sebentar – Hindia

Musisi dengan album berisi total sampai 28 lagu itu gila untuk zaman yang sebentar-sebentar sudah ada lagi saja materi baru. Materi yang bergantian minta perhatian di setiap minggu. Dengan aransemen lagu yang terdengar datar saja, curahan hati sederhana dari pembicara yang membuka membuatnya menjadi satu-satunya favorit di album.

Wait A Minute – Gavendri

Belum beredar resmi di layanan streaming musik, saya sudah menuliskan komentar ini karena Gavendri pernah kasih bocoran dan sulit untuk tidak menyukainya. Nuansa yang dibangun pada lagu mengingatkan saya kepada lagu “Gangsta’s Paradise” milik Coolio. Lirik bahasa Inggris dan Indonesia yang sah saja.

Aduh – MALIQ & D’Essentials

Saya telah membohongi diri sendiri apabila tidak memasukkan lagu ini ke daftar lagu terbaik. Aduh yang memiliki arti kata seru rasa heran menjadi kesimpulan bahwa MALIQ sebagai band berusia 21 tahun masih punya energi besar untuk menuliskan lirik mesra dengan cara yang sederhana.

Countdown – VVYND

Penyanyi solo pria dengan nama panggung VVYND tahun ini sudah mengeluarkan total 2 single, termasuk “Countdown”. Sebuah lagu yang menurut saya tak salah memilih BAP. sebagai produsernya.  Berbeda dengan single “Orbit” yang bising, VVYND menunjukkan ketenangan dalam cerita menghitung mundurnya.

Heaven – Rafi Sudirman

Saat dibawakan ulang oleh Rafi Sudirman, lagu MALIQ & D’Essentials yang memiliki bunyi bas solid di telinga ini terganti menjadi nomor yang fresh dengan keterlibatan Dipha Barus sebagai produser. Bagaimana gaya bernyanyi Rafi yang tak jauh dari penyanyi aslinya, Angga Puradiredja membuat nyawa dari lagu tetap utuh.

Pompara’e – Jevin Julian 

Disjoki yang mengolah lagu-lagu hit milik musisi lain untuk mengumpulkan orang berjoget di lantai dansa itu banyak, namun Indonesia masih darurat lagu orisinal. DJ kawakan Riri Mestica pernah menggebrak kelab malam dengan “Rusty Guitar”, semoga Jevin Julian punya jejak yang sama.

PULANG – ENVY*

Memadukan lirik bahasa Inggris dan Indonesia sah bagi yang mampu menyelaraskan sebuah rima. ENVY* berhasil sejak hari pertama mereka menunjukkan kebolehan itu. Grup hip hop sompral, yang bisa juga mesra dengan lagu ini di album penuh terbaru mereka, THE GRAND CASE.

Save Me – Stereocase

Ada dua single yang mereka rilis tahun ini, pertama “Save Me” dan yang kedua “You” sebagai tanda kembali dari masa rehat 4 tahun. Tak mudah untuk memilih mana yang terbaik, namun harus, hingga saya menjagokan yang pertama. Lagu yang asyik buat bergoyang karena musik Indonesia butuh banyak joget.

Safari – Nartok 

Lagu berdurasi terpanjang ini memiliki judul yang sama dengan album. Penggalan “Jam dinding pun tertawa” adalah Jamrud, ikut mewarnai liriknya. Ocehan Nartok tentang perjalanan hidup, mungkin, yang kemudian dipermanis suara vokal perempuan sebagai latar. Pas!

Ranzesque – Lullavile 

Intro lagu ini membuat saya ingin balik sebentar ke masa sekolah saat sedang mendengarkan lagu “Sinar” milik Piknik. Begitu nostalgic. Lullavile adalah band asal Pontianak yang wajib dinanti karya-karya berikutnya. Perdana merilis single di tahun 2022. Tolong banget, jangan berhenti. 

SAMURAI – Heaven Affair

Heaven Affair asal Jakarta mengawali karier mereka lewat single “Aléatoire” (2019). Lagu “SAMURAI” merupakan single pertama di tahun ini. Keunikan terletak pada intronya bernuansa Jepang sesuai judul lagu. Seperti diberi kejutan karena ternyata lagu ini bergenre R&B/Soul dengan permainan melodi gitar yang intens.  

Biarkan Sementara – vievv

vievv merilis single perdana di tahun 2020. Dapat dipastikan semua lagunya sangat indie pop yang nyaman di telinga untuk didengarkan saat bersantai. Sempat tanpa materi apapun di 2022, dan lagu ini satu-satunya yang terbaru. Kapan merilis album? Kami menunggu.

Hujan – holigrey

Mengetahui ada band indie rock asal Mojokerto, holigrey dari seorang teman di awal tahun 2023. Baru sempat mendengarkan materi mereka pun belum lama, hingga bertemu dengan yang terbaru dalam judul “Hujan”. Gaya bernyanyi sang vokalis kelewat santai, tapi melodi gitar pada lagu menghasilkan fokus yang berbeda.

Can’t Escape – Karina Christy

Lagu “Can’t Escape” pertama kali rilis dalam album mini Circle – Phase 01 yang kemudian masuk ke album penuh perdana Circle. Pertama menyimaknya betul-betul, justru saat Karina tampil di sebuah acara. Meski tanpa band pengiring, hanya minus one ternyata memikat karena karakter vokal dan aransemen musiknya apik.

Waltz – Schelper

Raungan gitar yang disuguhkan Schelper asal Semarang lewat perilisan lagu ini menambah catatan baru untuk daftar band alternatif di Indonesia. Mendengarkan lagu yang durasinya tak sampai 4 menit, tetapi rasanya bisa konsentrasi di suatu titik, lama sekali adalah sebuah kelebihan.

Hangover (BaBaBa) – Bleu Clair

Bleu Clair bukan hanya menggiring pendengarnya untuk ikut berjoget di lagu ini. Dengan menyebut “Bababa”, siapa pun bisa ikut bernyanyi ketika lantai dansa sudah sesak menampung banyak gerakan tubuh. Silakan peragakan sambil mengangkat tangan ke udara.

Superior Gengsi – Grup Musik Hari Libur

Band pop asal Jakarta, Grup Musik Hari Libur seperti nama yang tak asing. Meski belum pernah menonton aksi mereka. Ketika mendengarkan lagu ini, saya langsung membayangkan bagaimana keseruan panggungnya. Apakah penonton sanggup hanya berdiam diri saja? Setidaknya kepala pasti ikut bergoyang.

Hail Thee Man – Soulfood

Lagu ini bagian dari album penuh perdana Soulfood berjudul Amesigenalew, yang semua lagu di dalamnya sangat bergizi atau malah terdengar rumit karena butuh waktu untuk mencernanya. Di momen terakhir harus memilih, saya memutuskan “Hail Thee Man” yang terbaik di tahun ini. 

Acum

Frameless – GeTAH feat. Alexandra J. Wuisan

Petikan balada 12 senar sebanyak empat setengah menit di “Frameless” mengalir seperti sungai di cerita film dongeng tentang naga dan peri yang tertawan di kastil. Vokal Alexandra J. Wuisan makin mempertegas imaji saya bahwa band ini bisa sedemikian cair dan berkarakter. 

Air Emas – Heals

Lagu ini adalah alasan saya memberikan jempol kepada HEALS, terutama kemampuan mereka mengelaborasi musik dengan lirik lagu-lagu berbahasa Indonesia, sesuatu yang belum pernah mereka coba di sepanjang karier mereka. 

Real (Get By) – rumahsakit

Meski tak dipungkiri “Metro” adalah track potensial untuk menggantikan “Kuning”, namun bicara soal personal favorite, saya justru kepincut di “Real (Get By)”, lagu yang punya groovy rhythm sepertinya cocok buat goyang indies, seperti yang akan dilakukan begitu mendengar hit-hit Charlatans dan James, sebuah pendekatan akar yang tak pernah lekang di musik mereka. 

Cek TKP – Jaydawn, Nartok, Al Smith

“Cek TKP” adalah satu dari contoh bagaimana kanvas-kanvas yang dibuat Jay bisa menjadi lukisan yang indah, lukisan puisi musikal hip hop yang garang di balik rapalan Nartok dan Al Smith. Ini sekaligus makin menguatkan Jay sebagai sosok beatmaker yang patut diperhitungkan. 

Crystal Sand – ALI 

“Cyrstal Sand” adalah track kunci yang menjembatani korelasi terbaik antara mood-mood yang diimbuhkan psych-funk ala AKA, notasi-notasi Omar Khorshid, Gábor Szabó atau rekaman-rekaman garage afro psych, keriaan instrumentalia The Steps, lick-lick centil Johnny Kidd & the Pirates atau lengkingan wah wah Enteng Tanamal. 

Pasien – Swellow

“Pasien” (durasi hampir 5 menit, satu-satunya lagu terpanjang Swellow di album ini) adalah buah pendekatan Swellow yang menarik untuk disimak, dimana dua aransemen berbeda, dua menit pertama kita disuguhkan dengan format clean yang nyaman, di 3 menit selanjutnya kita dikejutkan dengan aransemen shoegaze/noiserock yang mengawang, sick!

Interchanges – Batavia Collective 

Satu-satunya kedigdayaan trio progresif yang saya recall justru pada lagu ini terkhusus di menit 1;54 di track “Interchanges”, bagaimana Kenny memulai notasi, disambut dengan tarian sinkop-sinkop groove menjadikan lagu ini utuh, baik secara teknik, notasi dan tema yang disampaikan, bagaimana Doni memotret Jakarta lewat melodi keyboard yang sarat akan hiruk pikuk manusia di persimpangan sepulang kerja di Senin malam.  

Penebusan – Larung

Larung dan album insom adalah harta karun yang lahir dari kota Tangerang dan “Penebusan” adalah keytrack untuk menunjukkannya kepada pendengar. Raungan-raungan gitar yang tajam bersetubuh dengan gagahnya gebukan drum, menjadikan mesin rock alternatif yang layak untuk dipertontonkan.  

Pocket Moon – Crayola Eyes

Tak bisa saya pungkiri, Gushing adalah sebuah paket heavy psychedelia yang belum ada tandingannya. Mereka menerjemahkannya dalam bentuk tarian-tarian indah repetisi distorsi sampai yang paling magis adalah sapuan-sapuan string yang magis bak tiket ke luar angkasa melihat bumi dari ketinggian, awas jatuh!

Kita Yang Purba – Efek Rumah Kaca

Rimpang adalah paket terbaik tentang bagaimana menyampaikan ketajaman kritik namun dikemas dalam balutan pop yang bisa dinyanyikan juga direnungkan. Track Ini adalah salah satu personal favorit yang kerap saya putar di waktu malam yang mewakili segenap kecurigaan saya akan Rimpang yang terjawab. 

 

Ilustrasi oleh Agung Abdul Basith.


 

Subscribe
Notify of
guest
4 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
agus
agus
4 months ago

kumpulan lagu tak bermutu

david silvianus
david silvianus
4 months ago
Reply to  agus

menurut lo lagu apa yang bermutu?

Dydusdeana
Dydusdeana
4 months ago
Reply to  agus

Bikin list ala mas agus saya mua tau

sysywsl
sysywsl
3 months ago

Ini mah bukan lagu terbaik tapi lagu yang disuka, terlalu subjektif WK dari sekian banyak lagu yang ditulis masuk nominasi ami awards aja engga.

Last edited 3 months ago by sysywsl

Eksplor konten lain Pophariini

Virzha Rilis Single Perjalanan di Bawah Label Vcorps

Setelah mengeluarkan album Ketiga 2023 lalu, Virzha akhirnya kembali dengan karya musik baru berupa single yang diberi judul “Perjalanan”.   Di tengah kesibukan menjadi vokalis terpilih Dewa 19, Virzha membuktikan eksistensinya sebagai solois dengan …

Wawancara Eksklusif: Dongker Lakukan Eksplorasi Necis di Album Perdana

Terbentuk tahun 2019, Dongker akhirnya mantap untuk segera merilis album penuh bertajuk Ceriwis Necis tanggal 24 Mei 2024. Album tersebut bakal berisi total 17 lagu termasuk 5 materi yang sudah rilis sebelumnya seperti “Bertaruh …