20 Tahun Kilas Balik dan Titik Balik GIGI

Dec 20, 2018

Perlu dua album buat GIGI untuk “menggigit” kuping pendengar musik Indonesia. Setelah debut album Angan yang kurang sukses, Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana dan Aria Baron (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Ronal Fristianto (drum) akhirnya mampu menyeruak di tengah-tengah kutub pop Indonesia lewat “Janji” dan “Nirwana” yang ada di album kedua Dunia.

Setelah segala kesuksesan album Dunia, perjalanan karier band yang dimulai sejak 22 Maret 1994 ini justru lebih banyak diwarnai dengan bongkar pasang personel. Setelah Baron pamit untuk melanjutkan studi ke Amerika, diikuti dengan keluarnya Ronal, formasi GIGI harus kembali tanggal karena Thomas terjerat narkotika. Dengan nafas setengah, Armand dan Budjana berusaha untuk menjalankan GIGI dengan merekrut drummer Budhy Haryono (tercatat pernah memperkuat Krakatau, Karimata, KLa Project, sampai Jamrud) juga Opet Alatas yang menggantikan bosnya sendiri, Thomas.

Baron, Armand, Thomas, Dewa, Ronald. GIGI Formasi Awal. Foto: https://reprografi.wordpress.com

Dalam feature “Bukan Kerja Rodi” yang ditulis Soleh Solihun untuk majalah Playboy, perekrutan Opet ini cukup unik. Awalnya Opet bekerja sebagai teknisi bass untuk Thomas beberapa bulan setelah album Angan dirilis pada tahun 1994. Setelah rilis album ketiga 3/4 tahun 1996 GIGI disibukkan dengan agenda tur dan memulai workshop untuk penggarapan materi baru. Ketergantungan Thomas pada barang haram makin akut sementara ada tanggung jawab menjalankan tur. GIGI harus segera mungkin mencari pengganti dan mengadakan audisi lalu berlatih dengan orang baru yang belum hapal repertoire lagu-lagu mereka bukanlah opsi tepat. Memilih Opet, yang biasa bermain saat soundcheck dan menggantikan Thomas saat bassist asal Majalaya itu mangkir, adalah yang paling memungkinkan.

Budi, Opet, Armand, Dewa. GIGI era album Kilas Balik. Foto: https://reprografi.wordpress.com

Dengan tenaga baru GIGI lalu merilis album yang disebut-sebut sebagai album paling prestisius selama karir bermusiknya, 2×2. Album ini menggaet musisi-musisi high-profile seperti Indra Lesmana dan Gilang Ramadhan, juga bassist Mr. BIG, Billy Sheehan. Untuk menaikkan kualitas rekaman, proses produksi dilakukan di dua negara, Indonesia dan Amerika Serikat. Namun album yang menjadikan “Kurindukan” sebagai hits single ini justru gagal secara penjualan.

Waktu satu tahun kemudian dihabiskan oleh GIGI untuk kembali masuk studio dan memproduksi materi untuk album baru, Kilas Balik.

“Terbang” menjadi amunisi pertama yang dikeluarkan dan langsung menduduki urutan teratas tangga lagu radio-radio seluruh Indonesia. Terlihat GIGI kembali ke rumah yang sempat mereka tinggalkan. Budjana akhirnya menikmati peran sebagai gitaris tunggal dengan nyaman. Opet dan Budhi yang bertanggung jawab pada rhythm section memberikan porsi bertutur kepada pendahulunya tanpa harus merasa terintimidasi. Sementara Armand Maulana menemukan kembali medium yang tepat untuk karakter vokalnya yang lincah dan bertenaga.Di hits single berikutnya, “Di Manakah Kau Berada”, adalah rangkuman balada-balada manis dalam diskografi sebelumnya seperti “Ku Ingin”, “Nirwana”dan “Damainya Cinta”.

 

Kilas Balik akhirnya menjadi titik balik GIGI. Di Anugerah Musik Indonesia tahun 1998, album produksi Sony Music Indonesia ini diganjar penghargaan Group Terbaik, Penyanyi Terbaik, Lagu Terbaik dan Nominasi Cover Kaset Terbaik. Lagu Terbang sendiri masuk dalam 150 Lagu Indonesia Terbaik versi majalah Rolling Stone Indonesia. Angka penjualan kaset dan CDnya mencapai angka 300.000 keping dan agenda turnya mencapai 68 show. Sebuah catatan menggembirakan di tengah kondisi krisis moneter serta kerusuhan sosial tahun 1998.

GIGI – Kilas Balik

Meskipun formasi ini meraih kesuksesan, yang sepertinya agak sulit untuk diulangi lagi di saat ini, namun satu demi satu personel kembali tercerabut. Menyisakan Armand dan Budjana, Opet memutuskan untuk mundur. Belakangan Opet membentuk Tiket, yang sempat diperkut Aqi Singgih (kini vokalis Alexa) dan Brian Kresno Putro (saat ini memperkuat Sheila On 7). Posisi Opet tidak lama kemudian diisi oleh Thomas yang kembali dari rehabilitasi narkotika.

Sedangkan Budhi memperkuat GIGI sampai album Salam Kedelapan yang dirilis pada tahun 2003. Gusti Hendy kemudian menggantikan Budhi sampai hari ini. Budi sendiri kemudian bergabung kembali dengan Opet di Tiket dan merilis tiga album studio.

Dewa, Thomas, Armand dan Gusti. GIGI formasi kini. Foto: dok. Istimewa

 

____

Penulis
Fakhri Zakaria
Penulis lepas. Baru saja menulis dan merilis buku berjudul LOKANANTA, tentang kiprah label dan studio rekaman legendaris milik pemerintah Republik Indonesia dalam lima tahun terakhir. Sehari-hari mengisi waktu luang dengan menjadi pegawai negeri sipil dan mengumpulkan serta menulis album-album musik pop Indonesia di blognya http://masjaki.com/

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …