5 Kartini Musik Di Berbagai Penjuru Indonesia

Apr 20, 2023
Kartini

Dalam Bising Kota kali ini kami di Pophariini berkolaborasi dengan para penulis lima kota di beberapa penjuru Indonesia untuk menghadirkan musisi perempuan yang dianggap mewakili semangat Kartini. Nama-nama di bawah dipilih langsung oleh teman baik kami di masing-masing kota. Ada Dyah Yarna Anugrah dari Surabaya, Brandon Hilton dari Makassar, Cimay Ardana dari Padang, Rofi Jaelani dari Bangka dan Gregorius Manurung dari  Semarang.

Untuk pengingat Bising Kota adalah rubrik terbuka untuk melaporkan cerita-cerita menarik dari kota-kota dengan denyut skena musik yang berkembang di luar Ibu Kota. Jadi apabila teman-teman ada yang tertarik membagi ceritanya tentang denyut musik di kotanya silahkan hubungi kami. Dengan senang hati akan kami coba tampung.

Kembali ke tema awal, ini dia, para Kartini musik dari lima kota di Indonesia.

 

Sarah Azmi, Padang

 

Di balik jajanan kulinernya dan mapannya industri musik Pop Minang yang “ menyenangkan “, sosok ini adalah figur seniman dan musisi perempuan lain yang memperjuangkan hak hak kaum perempuan dan masyarakat adat di kota padang – Sumatera barat. Telah membawakan karya-karya musikalisasi  puisinya dari kota ke kota dan kampus di Sumatera Barat. Ia menjadikan puisi salah satu media menyuarakan keresahan-keresahannya terhadap tindak kekerasan seksual dan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Sarah aktif membacakan puisi-puisinya di Café-café, berkolaborasi, dan acara-acara diskusi di Sumatera Barat. Ia juga tampil dengan karya musiknya di beberapa event, seperti ‘Membumiy’ di Fabric Bloc dan Festival 5 Danau HUT Kota Solok di Danau Talang. Di setiap penampilan nya di Gigs/Stage, ia tak lupa melakukan eksperimental puisi atau disebut dengan spontanitas puisi yang apakah akan menjadi sesuatu atau tidak. Beberapa puisinya telah dimuat dalam Antologi Seri 1 Angkatan Milenial Komunitas HB Jassin dan aktif menulis di Instagram dan Tiktok. (Cimay)

 

Eureka Ratna Nirmala – Surabaya

 

Vokalis The Caroline’s yang akrab disapa Reka ini tak hanya aktif di ranah musik, tetapi juga di kesenian. Dirinya sering membantu dalam proyek kolektif interdisiplin WAFT-LAB dan sesekalipula bergotong royong dalam memunculkan gigs-gigs kecil bawah tanah. Selain puisi dan esai, Reka juga menciptakan beberapa karya teks yang mayoritas hanya bisa ditemukan dalam sejumlah fanzine. (Dyah Yarna Anugrah)

 

Viny Mamonto – Makassar

 

Viny Mamonto adalah satu nama yang lewat dalam kepala saya ketika ditanyai siapa sosok musisi atau aktifis musik dari Makassar. Tunggu dulu. Nelakangan memang lagi banyak nama-nama perempuan yang tengah gencar beregrilya menyebar karya di kota ini, namun Viny Mamonto menjadi salah satu nama yang standout dalam kancah musik di Kota Makassar dan sekitarnya. Sosok yang dikenal aktif dalam mengurusi grup pop/folk Kapal Udara, Viny Mamonto juga memiliki projek musik seperti Ruang Baca (duo pasutri yang bernyanyi untuk literasi), juga dalam trio Skin and Blister. Tidak jauh dari musik, dan nyaris segala sesuatu tentang musik; alasan lain mengapa Viny Mamonto melintas dalam kepala saya untuk edisi kali ini. (Brandon Hilton)

 

Kanina Ramaniya Kalyana – Semarang

Kanina tentu menjadi salah satu musikus asal Semarang yang perlu diperhatikan. Album Ode to All Odds (2021) adalah alasannya; album yang menampilkan lanskap beragam aliran musik dari track ke track, dengan lirik dan spoken word sebagai pemandu perjalanan. Rasanya Ode to All Odds bukan album yang nyaman untuk didengarkan sebagai pendamping aktifitas, tetapi album yang “meminta perhatian” untuk didengarkan seksama. Ode to All Odds adalah album debut sehingga Kanina pasti masih memiliki banyak waktu dan dorongan kreatifitas untuk berkarya lebih lanjut.

Oiya, Maret 2023 ini Kanina dibantu Disaster Records merilis albumnya dalam format CD. Silakan hubungi Kanina atau Disaster Records jika kalian berminat. (Gregorius Manurung)

 

Isty Ulfartha – Pangkalpinang, Bangka

Sosok perempuan sekaligus musisi asal Kota Pangkalpinang, Bangka. Memulai karir bermusik sejak sekolah dengan mengikuti berbagai tingkat festival, di tahun 2018 terbitlah Shandya dengan inisiasi bersama dua temannya yang melahirkan karya EP Before a Sleep (2020), dan album Rangkum (2021). Menurut Isty, musik adalah bagian dari hidupnya, melalui spektrum itu pun ia merasa punya challenging dalam menjalankan hidup. (Rofi Jaelani)

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.

Eksplor konten lain Pophariini

Setelah 7 Tahun, Risky Summerbee & The Honeythief Kembali Rilis Karya Anyar

Setelah beristirahat 7 tahun, Risky Summerbee & The Honeythief asal Jogja akhirnya resmi kembali lewat single anyar bertajuk “Perennial” hari Minggu (21/04). Lagu ini merupakan karya pembuka untuk album mini terbaru yang mereka jadwalkan …

5 Musisi yang Wajib Ditonton di Hammersonic Festival 2024

Festival tahunan yang selalu dinanti para pecinta musik keras sudah di depan mata. Jika 2023 lalu berhasil menghadirkan nama-nama internasional seperti Slipknot, Watain, dan Black Flag, Hammersonic Festival kali ini masih punya amunisi untuk …