5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Is “Pusakata”

May 20, 2018

Pasca hengkang dari Payung Teduh, Mohammad Istiqamah Djamad, atau biasa dipanggil Is fokus melanjutkan karier di bawah bendera Pusakata. Beberapa waktu lalu, ia merilis single berjudul “Kehabisan Kata”.

Single ini digarap bersama The Panganans adalah Ronald Fristianto (drum), Denny Chasmala (gitar), Sadrach Lukas (keyboard), Adhitya Pratama (bass), dan Eugen Bounty (klarinet) yang juga menemani setiap aksi panggungnya.

Konon lagu terinspirasi dari naskah berjudul “Metropole” milik Agnes Purwanti, istri tercinta Pusakata. Lagu ini berkisah tentang orang-orang di kota Metropole yang menjadi saksi perubahan sebuah pasar rakyat menjadi kota besar. Inilah 5 lagu rock Indonesia pilihan Pusakata yang patut disimak:

 

Huma di Atas Bukit – Godbless

https://www.youtube.com/watch?v=ujhkDUSnRjI

“Pertama kali saya mendengarkan lagu ini saya SD. Saya baru melek bahwa ada bunyian-bunyian yang sangat indah, yang sangat menggunggah, yang sangat provokatif. Saat itu tidak tahu entah kenapa, saya merasa takut. Tapi, merasa takjub mendengarkannya. Makanya, lagu “Huma di Atas Bukit” milik Godbless adalah salah satu lagu yang menginspirasi saya untuk membuka diri terhadap bunyi-bunyian aneh tadi. Yang sebenarnya ketika sudah dewasa, oh ini maksudnya..”

 

Lingkaran – Padi

Ini adalah salah satu lagu yang paling gila konsep, yang paling liar, jelajah dan ekspansi notasinya. Mungkin biasa aja secara progesi kord. Tapi lagu ini menurut saya alien banget dari pemilihan sound, dari karakter vokal Mas Fadly yang betul-betul garang, betul-betul lepas, hentakan vokalnya betul-betul kerasa. Dan itu sangat memacu semangat saya untuk bermain musik. Dan saya suka sekali progesi pas masuk lead gitarnya. Komposisi ini lengkap menurut saya. Dan jangan salah, liriknya yang sangat fantastis, “saat kuterjebak dalam lingkaran, bayangan gelap, beruang tak bertepi, tak berujung batas”. Rima bagus banget, tema bagus banget, cerita lagunya bagus banget. Lagu ini sangat kuat. Menurut saya layak jadi salah satu lagu yang akan menjadi legenda Padi sendiri. Kalau kau ingin mendengarkan siapa itu Padi, dengarkanlah lagu Lingkaran.

 

Pembuat Teh – Nugie

Eksplorasi nusantara terlihat dari seorang Nugie di lagu ini. Gimana dia suka bermain di alam. Gimana alam menjadi inspirasinya dia. Gimana lagu “Pembuat Teh” dibuat dengan begitu gemuruh. Tapi, begitu asyik terdengar, begitu menggunggah, “buatkan buatkan, teh ramuan tanganmu”. Sudah tidak ada lagi yang melebihi sebuah pemberian dari sebuah tangan. Apalagi itu sebuah makanan atau minuman yang dituangkan langsung yang diramu langsung oleh seseorang dan diserahkan ke kita. Dan itu dinikmati di alam. Video klipnya juga sangat keren, di perkebunan teh di lereng pegunungan itu keren banget.

 

Salam untuk dia – Voodoo

https://www.youtube.com/watch?v=x-eE-MniZms

Saat itu saya melihat bahwa konsep lelaki keren untuk bermain musik itu ada di Voodoo. “Senja datang sambut sang bulan”, Satu kalimat di opening aja udah ngalahin banyak sekali lirik-lirik lagu di zamannya, dan membuat saya takjub pembelian bahasa yang begitu lugas. Tapi, begitu tajam menusuk kayak penyerang bola. “Sampaikan salamku untuk dia yang bangkitkan jiwa’. Wow, balikin lagi dong semangat lirik berbahasa Indonesia yang seperti ini. Seksi, keren, gokil, lugas, dan pasti akan berkesan akhirnya. Tinggal kesannya di benak kita.”

 

Tolong Bu Dokter – The Flowers

Nah ini nih. Band ini saya suka karena apa saya nggak tau. Tapi, band ini berhasil masuk, dan tinggal sampe sekarang di kepala saya, di benak bahwa pernah ada sebuah band menyanyikan lagu berjudul “Tolong Bu Dokter” yang membuat hari-hari saya merasa keren. Kayaknya saya sampai merasa jadi bagian lagu itu. Ke mana-mana saya nyanyiin lagu itu. Padahal cuma nyanyinya di pinggir sawah ke kebun gitu waktu SD/SMP masih berkebun cokelat untuk dapat uang jajan. “Tolong bu dokter bedah isi otakku” saat itu keren sekali. Bedah isi otakku, udah gila loe dokter mana mau bedah isi otak. Out of the box sekali liriknya. Tapi, kita bisa ngerti maksudnya. Jadi, kalo toh itu diwakilkan dengan ungkapan lirik saat itu sangat sangat kuat, dan entah kenapa kita dengan gampang bisa mengerti dan menangkap maksud lagu itu.

Foto: Fraudy Yunanto

 

____

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …