5 Pertanyaan: Elephant Kind, Menetap di London dan EP Baru
Setelah merilis single Rockstar kemarin, Elephant Kind tengah menyiapkan EP terbarunya, Superblue yang direkam sepenuhnya di London, Inggris. Kepindahan Elephant Kind di London ini berkaitan dengan bergabungnya mereka dengan label Mola Records. Label asal Indonesia yang merupakan bagian dari Mola TV.
Kepada Pophariini, Bam Mastro (vokal/gitar), Bayu Adisapoetra (drum) dan Kevin Septanto (bass) menjawab 5 pertanyaan seputar kepindahan dan adaptasi mereka sebagai perantau di negeri orang. Selamat membaca.
Selamat atas singel terbarunya! Sejauh ini seberapa besar pengaruh kota London yang terasa dalam proses kreatif kalian?
Kevin: secara artistik kita dapet opportunity kerja sama para produser yang kredibel, rekaman di studio yang besar dan terkenal. Memperkaya lagu-lagu yang kita buat, atau akan kita buat berikutnya.
Bayu: Kita bisa kerjasama dengan produser Sam Petts-Davies (Warpaint), take drum di sana, production tambahan juga rekam di sana. Kita juga punya opportunity untuk kerja sama dengan resources yang lebih oke lagi, dan hopefully bakal jadi satu karya yang naik kelas buat Elephant Kind
Bam: selain resources, theres something in the air aja sih. Udara dan cuaca kotanya juga berpengaruh. Bikin beda.
Dalam penggarapan lagu ini yang akan masuk ke dalam EP Superblue, kalian kini di bawah label baru, Mola Records. Bisa diceritakan proses dan alasannya bersedia bekerja sama dengan Mola?
Bam: Kita manggung di acaranya Mola dan mereka sangat suka dengan karya-karya kita. Akhirnya ditawarin kerja sama bikin project Superblue. Yang tadinya ngga tau mau apa dengan project ini, akhirnya dikirim ke London untuk pindah, dan berkarir di sini. Sekaligus berkarya dan didistribusiin di sini. Alasan kita mau gabung dengan Mola records itu karena sesimple cocok aja . Dari dulu ngga pernah mau sign sama label, karena merasa belum pernah ada yang cocok. Tapi kali ini visi misinya sama jadi kita mau.
Bagaimana sejauh ini peran Mola Records yang berbasis di London, dalam mensosialisasikan Elephant Kind di Inggris? Adakah target untuk rilis dan membidik pasar di Eropa?
Bayu: Dengan kami pindah ke sini, emang tujuannya masuk pasar Eropa, US dan sekitarnya. Selain itu label juga meyakinkan kita, kalau mau coba pasar di luar Indonesia kita harus sekalian aja pindah. Ngga bisa kerja bolak balik Jakarta ke London gitu.
Dengan tinggal di sini, targetnya untuk bisa market Eropa bisa lebih mudah dicapai. Dan sejauh ini, the right people on the industry udah dikenalkan dengan kita, terutama saat kita rilis “Rockstar”. Lets just see how the ball goes. Mudah-mudahan berjalan lancar
Kevin: dari taun lalu kita udah sempet manggung beberapa kali. Di acara private dan festival musik. Itu salah satu bentuk Mola ngebimbing dan ngenalin kita ke industri di UK ngga cuma di London.
Sejauh ini bagaimana respon musisi dan ekosistem di London dengan kehadiran Elephant Kind? Apakah selama tinggal di London sudah bersosialisasi ke sana sini?
Bams: Sosialisasi ini pastinya sudah. Dan ini mau ngga mau. Kita udah banyak ketemu orang. Terutama saat rekaman kemarin. Responnya positif. Dan di sini orang-orangnya cukup welcoming dan considerate juga. Dan enak untuk diajak bersosialisasi.
Adakah hal-hal yang kalian kangenin dalam proses rekaman di London yang tadinya cuma ada di Indonesia?
Bam: Kangen dengan kemudahan-kemudahannya aja sih. Equipment di sini mungkin lebih accesible. Tapi hal-hal kecil yang kita butuhin sehari-hari kadang lebih accesible di sana. Dan lebih murah. Kalau di sini mahal-mahal. Bahkan warga lokal aja bilang harga-harga di sini mahal.
Bayu: Atau salah satu contohnya ada barang ketinggalan di Indonesia bisa kirim kurir online, di sini ngga ada. Harus kita yang ambil sendiri (tertawa).
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …