5 Ragam Rasa Lagu Kemerdekaan

Aug 19, 2017

Lagu kemerdekaan atau lagu nasional umum terdengar kala hari Kemerdekaan 17
Agustus. Sejak kecil kita selalu diajarkan untuk menyanyikan lagu-lagu
kemerdekaan lewat buku lagu-lagu nasional untuk dinyanyikan kembali sewaktu
upacara bendera di sekolah. Sampai saat ini pun kita masih menyaksikan lagu-lagu
itu terdengar merdu di instana negara sewaktu upacara bendera berlangsung.

Namun seiring bertambahnya umur, kita justru makin lupa akan lagu-lagu
kemerdekaan tersebut. Sampai akhirnya kita sendiri tidak bisa merasakan apa
sebenarnya makna kemerdekaan yang kita rasakan sekarang.

Nah, beruntung ada musisi-musisi Indonesia masih punya semangat untuk
melestarikan lagu-lagu tersebut dengan cara membawakan ulang, meski dengan
versi mereka yang lebih dinamis.

Seperti apa lagu-lagu tersebut? Mari dengar bersama.

Netral – Hari Merdeka

Kalau H. Mutahar sang penulis lagu ini tidak menaruh irama mars untuk lagu ini,
maka tidak mungkin Bagus, Coki dan Eno dari NTRL membawakan ulang lagu ini
dengan sangat berapi-api, lugas dan tanpa basa-basi.

__

Endank Soekamti – Rayuan Pulau Kelapa

Entah apa yang ada di pikiran Ismail Marzuki ketika mendengar versi lain dari lagu
laidback indah yang ia ciptakan dirombak total jadi sebuah lagu power pop dengan
gaya yang riang, santai seolan menjadi lagu tema nongkrong oleh trio punk asal
kota Gudeg ini. Mungkin ia hanya tersenyum-senyum sambil berkata 'setidaknya
generasi muda indonesia tetap bisa kenal dengan lagu-lagu kemerdekaan
bangsanya.

__

Oldtimers – Gugur Bunga

Lima musisi penggemar musik keras ini tau benar jika Ismail Marzuki menciptakan
lagu ini dengan suasana yang sedih melihat teman pejuangnya yang gugur di garis
depan. Untuk itulah Oldtimers mendaur ulang ini dengan menyusupkan sebuah rock
balada yang sedih namun tetap terlihat heavy, terdengar dari sayatan rif gitar yang
bersenyawa dengan dentuman double pedal dari drum yang melukiskan degup
jantung para pejuang di medan pertempuran.

__

Float – Nyiur Hijau

Nampaknya ada alasan mengapa Meng dkk harus pergi ke pantai Karimunjawa
untuk merekam. Mungkin saja mereka mencoba merekonstruksi suasana ketika
Maladi menciptakan lagu yang indah tentang kayanya bumi Indonesia ini.

__

Sentimental Moods feat Aprilia Apsari – Jembatan Merah

Jika Maladi menulis “Nyiur Hijau” sebagai sebuah pujian untuk tanah air kita yang
indah dan kaya, maka lain halnya dengan Gesang yang mengabadikan momen
romantika asmara di jaman kemerdekaan lewat “Jembatan Merah” yang terkenal
itu. Lagu yang aslinya adalah irama keroncong yang santai dirombak total oleh
grup ska/reggae asal Jakarta menjadi sebuah komposisi santai menurut versi anak
muda sekarang namun tanpa mengesampingkan perasaan romantisnya.

____

Penulis
David Silvianus
Mahasiswa tehnik nuklir; fans berat Big Star, Sayur Oyong dan Liem Swie King. Bercita-cita menulis buku tentang budi daya suplir

Eksplor konten lain Pophariini

Menengok Gegap Gempita Ekosistem Musik ‘Pinggiran’ di Kulon Progo

Pinggiran, pelosok, dan jauh, sepertinya tiga kata itu mewakili Kulon Progo. Biasanya, diksi-diksi tersebut muncul dari orang-orang yang tinggal di pusat kota, pokoknya yang banyak gedung-gedung dan keramaian. Diakui atau tidak, Kulon Progo memang …

Perspektif Pekerja Seni di Single Kolaborasi Laze, A. Nayaka, dan K3bi

“Rela Pergi” menjadi single kolaborasi perdana antara Laze, A. Nayaka, dan K3bi via Sandpaper Records (29/11).      Tertulis dalam siaran pers bahwa proyek yang diinisiasi sejak pertengahan 2024—usai Laze merilis DIGDAYA dan sebelum …