50 Lagu Cinta Indonesia Favorit Pophariini

Feb 14, 2022

Setiap lagu cinta memiliki nyawa untuk hidup dalam ingatan pendengarnya. Dalam rangka merayakan Hari Valentine 2022, Pophariini mempersembahkan lagu-lagu cinta Indonesia favorit yang rilis mulai dari tahun 1970 hingga 2000-an.

Lagu cinta yang kami kumpulkan ini tidak memiliki kriteria khusus, harus bergenre musik apa. Namun, masing-masing penulisnya mengedepankan pengalaman rasa saat mendengarkan.

Di beberapa pilihan, terselip komentar bagaimana aransemen musik yang disuguhkan oleh band, grup vokal, maupun solois di era tersebut. Kemudian baris lirik mana yang telah menyentuh ingatan para penulis.

Sesungguhnya cinta tak pernah berarti tanpa persetujuan waktu. Semoga pembaca tak merasa kesepian di Hari Valentine. Tuang saja minuman dan putar lagu-lagu cinta Indonesia favorit Pophariini sebagai berikut.


Anto Arief

Mus Mujiono – Arti Kehidupan (Yang Pertama, 1980)

Jazz pop yang seimbang pada masanya. Kord miring sedikit, notasi vokal pop-nya nikmat, lirik pun gombal maksimal: “Engkau bukan yang pertama, tapi pasti yang terakhir, dicintamu, ku temui arti hidupku”.

 

Candra Darusman – Kau (Indahnya Sepi, 1981)

Cetak biru pop urban Indonesia, dulu dikenal dengan istilah pop kreatif. Ini hits terbesar Candra dari album perdananya. Kisahnya? Tantangan dalam janji saling cinta.

 

Ermy Kullit – Walau Dalam Mimpi (Walau Dalam Mimpi, 1985)

Pop kreatif lagi, lagu favorit ketiga saya yang memakai kata “juwita” selain milik Chrisye, dan maestro, Ismail Marzuki. Lupakan city pop itu, kita punya gerbong pop kreatif yang enggak kalah seru di 80an.

 

Utha Likumahuwa – Sesaat Kau Hadir (V/A Festival Lagu Populer Indonesia 1987, 1987)

Maaf ini lagu pop kreatif terakhir. Siapa tak tahu lagu ini? Meskipun intro megahnya serupa dengan lagu “In The Stone”-nya, Earth Wind and Fire, tapi tenang, sekujur lagunya berbeda dan luar biasa enak.

 

Vina Panduwinata- Logika (Cium Pipiku, 1989)

Lagu manja dari mama Ina dalam periode keemasannya di akhir 80an. Dengan pop manis nan ceria, liriknya pun menggelitik: Di mana logika? Hatiku jatuh cinta kepadanya, oh / Tetapi ternyata / Asmara tak kenal dengan logika.

 

Imanez – Samalona (Sepontan, 1995)

 

Melihat progesi kordnya bukan kebetulan bila lagu reggae ini sama persis kordnya dengan “Waiting in Vain” nya Bob Marley. Tapi soal tema Imanez juaranya. Lagu cinta untuk pulau Samalona di Makassar, Sulawesi Tenggara. Putar sekali tidak pernah cukup.

 

Halmahera – Ku Yakini (K.U.Y.A.K.I.N.I, 1995)

 

Masih tentang pulau, kali ini bukan judul lagu, tapi nama band. Dari supergrup jazz fussion 90an terdiri dari Indro (bass), Tohpati (gitar) Ari Darmawan (piano/kibor), Feber Manalu (drums) dan Iwan Zen (vokal). Bicara tentang keteguhan hati, lagu ini juaranya.

 

Humania – Jelita (Sahabat Lama, 1996)

Salah satu lagu Indonesia paling indah tentang sosok sang ibu. Dihadirkan dalam balutan musik slow jam, dengan isian permainan gitar melodi nan cantik dari Mus Mujiono dan bait lirik yang cantik pula. “Senyum manismu jelita/senyumlah pada dunia/Kau lahirkan manusia/dengan ketulusan cintamu”.

 

Netral – Lagu Rindu (Netral, 1995)

Meskipun lagu ini bisa bermakna bias, -terlebih karena faktor substansi lain yang berperan banyak di album awal mereka- lagu ini tetap bukti otentik kalau Netral format awal ini bisa membuat lagu tentang apa saja dalam balutan musik apapun. 

 

Sinikini – Dan Senyumlah (Sinikini, 1997)

 

One hit wonder, tapi pengaruh lagu ini di musik Indonesia terus ada hingga beberapa dekade ke depan. Tentunya lagu ini tidak akan ada bila tanpa “It Ain’t Over Till It’s Over” nya Lenny Kravitz. Meski tetap punya soul-nya sendiri.

 

Chrisye – Kala Cinta Menggoda (Kala Cinta Menggoda, 1997)

Lagu cinta paling penting di era 90an. Diciptakan oleh Guruh Soekarno Putra, dan musiknya diproduksi oleh Erwin Gutawa. Pecah!

 

Dewa19 – Sebelum Kau Terlelap (Pandawa Lima, 1997)

Sering dilupakan, lagu nina bobo untuk yang dicinta ini dibungkus dengan aransemen tidak biasa. Berupa balutan bass yang mengisi menjadi ritem di sekujur lagu. Liriknya? Silahkan googling saja.

 

Flowers – Bayangan (17th Keatas, 1998)

Lagu yang juga bias makna -karena faktor substansi lain itu- namun untuk menyuarakan kepedihan karena cinta lagu rock blues 90an ini siap melolong menemani sepanjang malam.

 

Koil – Lagu Hujan (S/T, 1998)

 

Menyambut akan dirilis versi singel vinyl 7” nya, ini lagu cinta abadi yang jadi salah satu hits grup rock industrial Bandung yang kerap tampil dengan imaji gothic.

 

Naif – Selalu (Jangan Terlalu, 1999)

Salah satu lagu simpel, bertempo pelan tapi catchy berat di album Jangan Terlalu yang jarang sekali dibawakan di panggung. Lagu tentang kehadiran dan kerinduan dihadirkan menggunakan analogi kepada bulan. Sederhana nan indah.

 

Wahyu ‘Acum’ Nugroho

Koes Plus – Kau Tinggalkan Aku (Volume 2, 1970)

 

Sebuah lagu cinta yang dikemas dengan sangat lo-fi dan menyebrang dari Koes Plus.  

 

Ernie Djohan – Mimpi Diraju (Mimpi Diraju, 1971)

 

Sebuah hidden gem riff-off ala pop gestur perancis yang baik dari kancah pop Indonesia masa lalu. Coba hayati setiap lirik dan desahan-desahan sang penyanyi yang menggugah selera visual pendengarnya.

   

Arie Koesmiran – Masa Masa Muda (Bukalah Pintu Hatimu, 1970)

 

Lagu cinta, perempuan dan bossanova adalah paket yang menarik untuk dinikmati sambil menyeruput Americano dan sedikit croissant

 

The Rhythm Kings – Kasih Bersemi (self titled, 1972)

 

Anak-anak rock Medan ini menutupi muka sangarnya dan mencoba membuat soundtrack  yang membuat wanita luluh. 

 

Trio Bimbo, Iin Parlina – Embun Jatuh Berderai (The Best Of ’73)

 

Tutup kuping dan bayangkan ini dikemas ulang oleh penyanyi sekaliber Danilla, hancurkan saja patah hatimu di sini.

 

Pahama – Adakah Cintamu (Pahama Grop Vol 2, 1978)

 

Adakah lagu cinta yang  sesederhana dan semegah ini? Kalau ada yang bisa melampaui, kabari saya secepatnya. 

 

Andi Meriem Matalatta – Rintihan Hati (Cinta yang Hitam, 1989)

 

Kalau hati ini bisa terambil dari tubuh kemudian kucabik cabik sampai luluh, pasti akan kulakukan begitu juga kalian kalian yang mendengarkannya. 

 

Freedom of Rhapsodia – Mencari Pelita Hati (Freedom of Rhapsodia, 1992)

 

Ketika rocker gondrong mengunci diri di kamar dan menangis ketika tahu bahwa ia masih jomblo!

 

Baby Face Group – Kutunggu (Vol. 1, 1970)

 

Lagu cinta dengan irama rock ‘n roll Santanasque? Dengarkan baik-baik, you guys! 

 

Vina Panduwinata – Citra Biru (Citra Biru, 1980)

 

Klasik! Karya VIna Panduwinata yang jarang sekali terekspos pada hari ini.

 

Koes Plus – Pentjuri Hati (Volume 2, 1970)

 

Entah apa yang ada di pikiran Tonny cs, tapi menurut saya ini satu-satunya lagu cinta yang dimuntahkan dengan amarah yang luar biasa dengan musik yang di luar pakem. 

 

Pohan

Zen – Hanya Bayangan (Zen, 1998)

Tak ada informasi lengkap mengenai Zen di halaman secanggih Google. Syukur album yang menampilkan lagu ini bisa didengarkan via Spotify atau kanal YouTube labelnya, Guest Music. Suara trio satu ini sekelas guru. Lagu “Hanya Bayangan” ini ajak pendengarnya merenung dengan sangat hati-hati, bahwa semuanya sudah berlalu dan lepaskan saja.

 

Warna – Oh… Cinta (Cinta, 2000)

Saya ingat betul cover art kaset albumnya, sebuah sofa dan telefon jadul. Jika sampul dibuka, foto tampak utuh menampilkan para personel yang sedang duduk di sofa tadi. Beberapa tahun setelah album Cinta rilis, Dea Mirella dan Nina Tamam hengkang dari Warna. Lagu ini yang paling mencuri telinga dari album tersebut. “Ku tak bisa dengan kamu mana mungkin ‘kan terjadi. Langit dan matahari muram lihat kita berduaan..”

 

Slank – #1 (Virus, 2001)

Generasi Biru terlalu eksplisit bagi anak kecil yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Tujuh tahun kemudian, saya yang sudah tidak lagi lugu merasakan reaksi kimia, jatuh hati sama “#1”. Lagu yang berkesinambungan dengan “Kereta Terakhir” ini mencurahkan perasaan untuk diselamatkan. Bagian lirik yang manis, “Apa artinya dunia bila kau tak senyum? Tanpa cintamu aku pasti mati.”.

 

Shifter – Yang Terbaik (Usia Dini, 2001)

Lagu ini menjadi pembuka di album Usia Dini yang rilis sekitar tahun 2001. Era ’90-an yang baru berlalu saat itu. Enggan ditinggalkan dengan adanya materi seperti ini. Sebagai remaja yang langganan jadian dan putus cinta, “Yang Terbaik” persembahan untuk menangis sopan. 

 

BIP – Cinta Pertama (Min Plus, 2001)

 

“Jika kita jatuh cinta tak ‘kan sama rasanya..” lirik yang mengingatkan bahwa perasaan tak akan terulang. Tak salah untuk mensyukuri apa yang sedang dirasakan. Walau kadang tak berujung seperti apa yang diinginkan. Kalau terpaksa harus menyesal telah mengakhiri sebuah hubungan. Ingat, kamu sudah pernah merasakan cinta pertama.


J-Rocks – Semakin Sendiri (Spirit, 2007)

Lagu yang bisa menemani seseorang dalam mengisi jeda waktu untuk merenung saat tidak memiliki kekasih. Apa yang saya rasakan dulu masih sama setiap kali mendengarkan lagu ini di ruangan sendirian. Kesendirian yang benar-benar nyata tentang perihnya menyimpan banyak perasaan.

 

The Trees and The Wild – Kata (Rasuk, 2009)

 

Album Rasuk tidak tersedia di layanan streaming musik sampai hari ini. Rilisan fisiknya pun langka dan mahal sesuai nilai lagu-lagu di dalamnya. Lagu “Kata” yang tak banyak kata ini bikin terngiang-ngiang. Kisah dalam hidup penuh ketidakpastian. Ada penyesalan dan harapan untuk selamanya.

 

Glenn Fredly – Hurts So Bad (Lovevolution, 2010)

 

Hampir semua lagu yang dirilis oleh Bung Glenn bertemakan cinta. Sebesar itu pula kecintaannya terhadap musik. Selain nomor “Tersimpan”, “Nyali Terakhir”, dan “Brown Eyed Girl”. Saya memilih “Hurts So Bad” dari album Lovevolution. Mungkin tidak tenar, namun lagu ini terlalu berkesan. Menemukan kebohongan dari seorang yang dicintai memang menyakitkan.

 

The Milo – Daun dan Ranting Menuju Surga (Photograph, 2011)

 

Suatu sore di jalan bebas hambatan. Dua insan duduk bersebelahan, yang satu khusyuk mengemudi dan satunya lagi mungkin sedang mengenang. Saya duduk di belakang, menyadari lagu ini ternyata pekat sekali. Renungan panjang tak terbayang melihat pertemuan dan perpisahan, sampai kehilangan yang tak pernah bisa diprediksi.

 

Music For Sale – Pergi Untuk Sementara

 

Saya tidak tau percis, apakah lagu ini pernah resmi dirilis dan bisa didengarkan versi aslinya di mana. Belum lama ini saya menyadari alasan mengapa menyukainya. Ternyata aransemen lagu cukup mengingatkan saya pada nomor lama “I Remember When” milik New Kids On The Block. Music For Sale adalah band asal Bogor yang sempat mengeluarkan album penuh berjudul Daydream di tahun 2010. Saya berharap mereka segera kembali.

 

Yura Yunita – Get Along With You (Yura, 2014)

Ini satu-satunya lagu Yura yang menurut saya terdengar begitu mesra sekali. Bagaimana suara merdunya menyatu dengan aransemen musik yang saya rasa jarang ia gunakan untuk lagu-lagu yang lain. Lagu cinta diam-diam yang menunjukkan betapa gugupnya seseorang berhadapan dengan perasaannya sendiri.

 

Raisa – Jatuh Hati (Handmade, 2016)

 

Saya terlambat menyukai “Jatuh Hati”, memutarnya berkali-kali setahun belakangan ini. Entah siapa yang bertengger di kepala saya. Raisa sangat berhasil mewakili perasaan yang jatuh (bukan karena patah hati). Melainkan kepasrahan seseorang yang sedang kagum. Meminta untuk bisa selalu dekat tanpa perlu memiliki.

 

Rizky Febian – Cukup Tau (Cukup Tau, 2017)

 

Mungkin ini satu-satunya lagu Rizky Febian yang saya sangat sukai. Semua terdengar cukup di telinga karena suaranya yang memang khas sekali. Lagu cinta bertepuk sebelah tangan yang begitu nyaman. 

 

Sal Priadi – Jangan Bertengkar Lagi Ya? OK? OK! (2019)

 

Hubungan percintaan mana pun sewaktu-waktu membutuhkan lagu ini. Ketika mereka tengah menemukan ketidakcocokan akan sesuatu hal. Permohonan untuk berhenti adu argumentasi yang menyebalkan. Dan ini menjadi salah satu lagu Sal Priadi terfavorit karena memang berbeda dari lainnya.

 

Hindia – Rumah Ke Rumah (Menari Dengan Bayangan, 2019)

 

Selain percakapan, saya suka sekali penyebutan nama di sebuah lagu. Nama yang berperan di kehidupan seseorang, membuat lagu menjadi sangat berharga untuk didengar. Saya juga suka bagian lirik, “Perempuan terkuat dalam hidupku”. Kita apa tanpa orang lain? Cinta yang besar dituturkan pada lagu ini.

 

Raka Dewangkara

Netral – Lagu Rindu (Wa…lah!!!, 1995)

 

Netral dengan formasi terbaiknya pernah menciptakan lagu semanis dan segelap ini di antara lagu-lagu ngebut lain dalam Wa…lah!!!, album debutnya. Merindu tidak pernah se-punk ini.

 

Sheila On 7 – Mari Bercinta  (07 Des, 2002)

 

“Mari Bercinta” turut serta dalam ragam paket lengkap yang dihadirkan dalam album O7 Des, berdampingan dengan “Seberapa Pantas”, “Buat Aku Tersenyum” dan “Saat Aku Lanjut Usia”.

 

Ungu feat. Chrisye – Cinta Yang Lain (Senyawa, 2004)

 

Kalau ada sebuah kolaborasi yang tidak pernah dibayangkan namun ternyata hasilnya mengagumkan, kolaborasi antara Chrisye dan Ungu dalam “Cinta Yang Lain” ini mungkin bisa menjadi contohnya. Pembagian vokal antara sang legenda dengan sang vokalis hadir dengan porsi yang sangat-sangat pas. 

 

Goodnight Electric – Bedroom Avenue (Love and Turbo Action, 2005)

 

“And you keep asking me, how about the distance around you, the distance around me?” Sepertinya liriknya tak butuh penjelasan bagaimana cinta terbentuk di lagu ini.  

 

Indra Lesmana & Nania – Sedalam Cintamu (Silver, 2005)

 

“Sedalam dalam cintamu kuselami, warna warna terindah yang ada di bumi”. Rasanya penggalan lirik tersebut cukup untuk menggambarkan mengapa saya menaruh “Sedalam Cintamu” di daftar ini. Juga, lagu ini sempat hadir di saat yang tepat dalam hidup saya.

 

MALIQ & D’Essentials – Beri Cinta Waktu (Free Your Mind, 2007)

 

Lupakan “Untitled”, “Beri Cinta Waktu” semestinya bisa bersaing sengit dengan nomor hit di kalimat pertama jika kita bicara mengenai lagu-lagu cinta menjurus patah hati dan nelangsanya dari mesin pop ini.

 

ALEXA – Takkan Pernah Bisa (ALEXA, 2008)

 

Di album debutnya ini, ALEXA membawa banyak nomor hit yang hingga kini nafasnya terus berlanjut. Salah satunya (yang juga favorit saya, tentu), adalah “Takkan Pernah Bisa”. Muatan lirik penuh rasa pasrah, dentingan piano yang jahanam membawa mood naik turun, tempo yang dinaikkan hingga mentok di penghujung lagu, kurang apalagi?

 

Anda Perdana – Dalam Satu Masa (IN MEDIO, 2008)

 

Bagi saya, lagu ini baru terasa magisnya berselang beberapa belas tahun kemudian. Sebenarnya agak sulit untuk memilih apakah lagu ini atau “Biru” dari sang album yang mesti disebutkan dalam daftar ini.

 

Polyester Embassy – Have You? (Fake / Faker, 2011)

Satu waktu, saya pernah menyaksikan lagu ini dibawakan oleh PE di Spasial, Bandung. Hanya ada sang vokalis sendiri di panggung bersama gitarnya. Tidak banyak yang hadir malam itu. Tapi bisa jadi, set tersebut membekas di memori yang hadir, termasuk saya, hingga saat ini.

 

Cause – Under Your Attention (B-Side & Other Stuff, 2012)

 

Salah satu materi terbaik dari unit chamber pop terbaik asal Bogor. Musik pop minimalis yang diiringi dengan permainan ambience, saling melengkapi antara harmonisasi instrumen dengan rangkaian lirik yang (tentu saja) sedih. Tambahan sedikit, di album ini juga ada materi berjudul “Nothing is Real” yang sama muramnya. Sungguh sayang, perjalanan Cause tidak berlangsung lama. Sebuah panggung reuni di masa depan tentu merupakan hal yang patut dinanti.

______

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Bank Teruskan Perjalanan dengan Single Fana

Setelah tampil perdana di Joyland Bali beberapa waktu lalu, Bank resmi mengumumkan perilisan single perdana dalam tajuk “Fana” yang dijadwalkan beredar hari Jumat (29/03).   View this post on Instagram   A post shared …

Band Rock Depok, Sand Flowers Tandai Kemunculan dengan Blasphemy

Setelah hiatus lama, Sand Flowers dengan formasi Ilyas (gitar), Boen Haw (gitar), Bryan (vokal), Fazzra (bas), dan Aliefand (drum) kembali menunjukan keseriusan mereka di belantika musik Indonesia.  Memilih rock sebagai induk genre, Sand Flowers …