7 Lagu Tentang Pemuda Indonesia

Nov 15, 2017

Begitu banyak anak muda mengilhami novel, film, dan kesenian popular lainnya,  termasuk musik. Di Indonesia, selain hal-hal universal pada jiwa anak muda, terdapat pula problema dan bahkan sound yang khas. Bermacam hal yang diangkat, bermacam pula pendekatan musiknya.  Berikut 7 lagu Indonesia yang menampilkan anak muda dalam beragam sisi hidupnya. Ada harapan, ada keceriaan, ada kegelapan.

 

Chaseiro – Pemuda

https://youtu.be/cnU8Sracdtg

Lirik yang sangat terang, dinamika musik terbentang, pecah suara pun gemilang.  Diambil dari album berjudul sama rilisan Musica, Chaseiro bukan hanya pernah berharap tentang idealnya menjadi pemuda, namun juga menyumbangkan warna berharga pop Indonesia.

 

Kantata Takwa – Gelisah

https://www.youtube.com/watch?v=l6K2V9FJ-7g

Hampir tidak ada yang lebih dekat dari lagu ini yang mempersoalkan kesuraman anak muda, disajikan dengan petikan gitar akustik repetitif, raungan gitar elektrik yang gusar, koor indah-mencekam, dan lirik gelap yang puitis. Sebetulnya lagu ini bukan hanya menyorot anak muda, tapi mereka jelas jadi amarah keadaannya. 

Pada kelelawar ia mengadu
Pada lampu-lampu jalan sandarkan angan
Pada nada-nada lontarkan marah
Pada alam raya ia berterus terang
Aku gelisah

 

Chrisye – Resesi

https://www.youtube.com/watch?v=y4byII4cOt4

Era trio Eros, Chrisye, dan Yockie mengambil pengaruh pula dari The Police, juga mengangkat problematika sosial kita, serta melihat di mana anak muda berada. Lirik gamblang “Kokain, morfin, dan ganja, dunia pelariannya,” yang dinyanyikan lembut namun bertenaga, jadi hal utama yang mencolok tentu saja.

 

Warkop Prambors – Theme Song Warkop Prambors

Warkop Prambors ngobrol di radio seperti ngobrol di warung kopi. “Sambil ngaduk-ngaduk kupi, eh jangan dibawa ke hati,” kata salah satu lirik dari tema lagu siaran mereka. Anak muda belum pernah mendapatkan hadiah lirik ini sebelumnya:

Hei, kau pemuda, bukalah celanamu
Hei, kau pemudi, bukalah bajumu (Dono nyeletuk mesem-mesem genit: dikit)

Anak muda di tahun 1970an mendapati diri mereka di tengah hiruk pikuk pembangunan, bersenang hati saat berkumpul dan menertawakan apa saja, sambil mencoba membangun kesadaran akan diri mereka sendiri.

 

OM PSP – Gaya Mahasiswa

Sebuah lagu yang menceritakan diri sendiri; tentang seorang mahasiswa yang hobinya bolos kuliah, “nyasar” ke kantin (sambil pura-pura lupa bayar), walaupun berdandan ala professor. Dandut memang irama rakyat, dan di tangan mahasiswa dia jadi irama becandaan yang membuat suasana hangat dan akrab. Satu lagi sisi anak muda di Indonesia.

 

ROXX – Gontai

Heavy metal ini terasa gelap sejak intronya merengsek dan lirik pertama dinyanyikan “Sekelompok pemuda berjalan dengan gontai”. Tidak bisa tidak untuk teringat pada nama-nama gang anak muda di pelosok kota, sebuah fenomena yang begitu nyata. Sampai hari ini. Angin malam dan energi terlarang anak muda masih suka bertemu di persimpangan yang kelam.

 

Rafika Duri – Pemuda Indonesia

Anak muda pun komponen Negara. Dari album mini Telaga Rindu pada 1982, dimana pengarah musik kenamaan berkuping dingin A. Riyanto terlibat penuh di sana, terseliplah sebuah gaya klasik disko dengan Duri yang merdu menyanyikan lirik-lirik aroma khas Orde Baru, mengibarkan panji dan menaruh aba-aba pada pemuda Indonesia, berikut petikannya…

Sentimen… sentimen… jauhkan pula
Spekulan… spekulan… hancurkan saja
GBHN… GBHN… arah yang utama….

 

Koes Plus – Muda Mudi

Dari album volume 9 yang rilis pada 1973. Muda Mudi adalah komposisi sederhana “tiga jurus” bertempo sedang yang masih sempat juga menyediakan ruang untuk  Murry melakukan pukulan-pukulan yang nyelonong. Konon lagu ini diciptakan oleh Koeswoyo, ayah para Koes di Koes Plus, jadi masuk akal ketika liriknya sarat nasihat, selain potret zaman. Anak-anak muda bergaul bebas nian, tapi sayang banyak salah jalan. Tiada lagi orang yang melarang?

 

Slank – Generasi Biru 

Slank memulai album keempatnya dengan secuplik lagu Aerosmith yang terdengar berasal dari sebuah compo, diikuti seruan lantang “Woy, matiin, mau rekaman!” Dan lagu pembuka berjudul sama dengan albumnya, “Generasi Biru”, langsung digeber.

Kaka bercerita tentang sebuah generasi, “Aku gak mau direkyasa,” begitu pernyataannya. Sebelum bagian solo gitar, si vokalis memberi instruksi serampangan kepada gitarisnya, “Kobel, Pay!” 

Generasi Biru jadi semacam perayaan akan generasi baru. “Generasi biru… generasi 2000,” Slank menutup lagunya. Dan kita sama-sama tahu, di tahun 2000an kita menemukan The Upstairs hingga The Brandals yang lagi-lagi mengobarkan jiwa generasi berikutnya.

 

____

Penulis
Harlan Boer
Lahir 9 Mei 1977. Sekarang bekerja di sebuah digital advertising agency di Jakarta. Sempat jadi anak band, diantaranya keyboardist The Upstairs dan vokalis C’mon Lennon. Sempat jadi manager band Efek Rumah Kaca. Suka menulis, aneka formatnya . Masih suka dan sempat merilis rekaman karya musiknya yaitu Sakit Generik (2012) Jajan Rock (2013), Sentuhan Minimal (2013) dan Kopi Kaleng (2016)

Eksplor konten lain Pophariini

5 Band Punk Indonesia Favorit MCPR

Dalam perhelatan Festival 76 Indonesia Adalah Kita di Solo, kami menemui band punk-rock asal tuan rumah, MCPR sebagai salah satu penampil untuk mengajukan pertanyaan soal pilihan 5 band punk Indonesia favorit mereka. Sebelum membahas …

Fraksi Penemu Sepeda Bercerita tentang Hobi di Single Gocapan

Setelah merilis single “Olahgaya” 2023 lalu, Fraksi Penemu Sepeda asal Bogor resmi meluncurkan karya terbaru berupa single dalam tajuk “Gocapan” hari Rabu (23/10). Lagu ini menceritakan serunya pengalaman bersepeda sambil mencari sarapan pagi.   …