Ulasan Album Komunal Nostalgia: Curahan Hati Para Raja Metal

Sebagai orang yang hanya menyukai album mini Komando Badai Api dari sisi artwork sampulnya saja, kehadiran album terbaru mereka, Nostalgia jadi harapan untuk mengembalikan apresiasi saya kepada musik band heavy metal kawakan ini.
Citra gagah Doddy Hamson, Sadat, dan Rezha lewat musik memang sudah jadi komoditas bagi para pendengar Komunal yang kerap disebut KKK (Kawan-kawan Komunal). Jelas saja kehadiran album Nostalgia yang ditunggu-tunggu oleh fans, mengingat jarak perilisannya dari album terakhir Gemuruh Musik Pertiwi punya rentang 13 tahun.
Apakah jarak 13 tahun tersebut akhirnya terbayar? Mari kita bahas. Sesuai judulnya, Nostalgia menghadirkan 10 nomor yang menggambarkan romantisasi Komunal tentang passion mereka terhadap musik keras yang sudah terpupuk sejak para personel masih di usia belia.
Secara konsep dan pemilihan judul album cukup memantik rasa ingin tau lebih lanjut soal konten sang album. Komunal tidak malu mengakui bahwa mereka sudah tiba di usia yang tak lagi muda, sehingga nostalgia jadi reaksi wajar untuk band seusia mereka.
Saya pernah mendengar pernyataan, “Ada batas tipis antara mempertahankan karakter dan stagnan”. Dalam konteks album Nostalgia, saya cukup merasakan makna ungkapan tersebut. Saya suka mendengarkan album ini berulang-ulang, meski di satu ruang dalam hati terpikir tak ada pembaruan berarti untuk musik Komunal.
Meski begitu, sepertinya cukup fair jika groove drum, riff gitar bertenaga, dan raungan vokal yang sudah jadi ciri khas Komunal akan selalu menyenangkan untuk didengar. Ini menjadi bukti bahwa mereka adalah band yang sama keras kepalanya untuk mempertahankan idealisme memainkan musik keras ini.
Hal menarik yang saya temui di album berdurasi lebih dari 38 menit ini terletak di lirik yang ditulis. Jika biasanya Komunal banyak menyentil isu sosial-politik di lagu-lagu mereka, daftar Nostalgia banyak mengangkat sisi personal band dalam menjalani karier bermusik.
Trek pembuka Nostalgia berjudul “Kesaksian” diawali dengan tabuhan drum yang seakan terdengar seperti genderang perang. Sungguh cara yang gagah untuk mengawali sebuah album. Saya suka dengan bagaimana Doddy Hamson mengutip judul lagu God Bless, “Menjilat Matahari” sebagai bagian dari lirik lagu yang menebalkan unsur nostalgia yang mereka usung.
Hal serupa terjadi di lagu “Uang Dimana Mana” yang mengutip bait kedua dari lagu “Jatuh Bangun” milik Meggy Z yang berbunyi, “Jatuh bangun aku mencintaimu. Namun dirimu tak mau mengerti.” Fakta ini mungkin bisa terlewat saat mendengarkan album ini.
“Pada musik ini mengabdi” adalah kalimat pertama yang terdengar saat lanjut ke trek 2, “Cinta Dan Materi”. Pernyataan yang sangat kuat dan sudah menggambarkan bagaimana darah dan keringat Komunal menjalani kehidupan sebagai metalhead sejati. Di lagu ini, Komunal menyampaikan tentang semua kesenangan yang mereka dapatkan dari musik heavy metal, meski diakui sebagai ‘musik tidak menjual’.
Secara keseluruhan begitulah kira-kira tema yang diangkat Komunal dalam Nostalgia. Album ini seperti jadi catatan perjalanan atau mungkin curahan hati mereka sejak pertama kali mengenal heavy metal, sampai menjajaki curamnya jalur musik ini.
Setelah mencerna lebih dalam album Nostalgia, saya merasa kesan stagnan yang sempat saya rasakan memang sengaja didesain Komunal untuk pendengarnya. Karena kembali lagi ke pernyataan di paragraf awal, selama musik mereka masih gagah, rasanya Komunal tetap akan menjadi raja metal bagi para KKK.

Eksplor konten lain Pophariini
Say:Kou Lepas Single K.a.R.M.A yang Terinspirasi dari Momen Mumet
Unit alternative rock asal Tangerang, Say:Kou merilis single terbaru “K.a.R.M.A” tanggal 13 Juni lalu. Single ini menjadi medium para personel Say:Kou untuk melepas keluh kesah hidup yang menumpuk. Say:Kou digawangi oleh Fauzy …
TWCLWS Rayakan Kebebasan Diri Lewat Single Terbaru Yeaiy!
Solois asal Jakarta Pusat, Riant dengan nama panggung TWCLWS resmi melepas single terbaru berjudul “Yeaiy!” hari Jumat (04/07). Single ini menjadi cara Riant untuk merayakan kemerdekaan diri sendiri sekaligus merangkul siapa pun yang punya …