Proyek musik solo asal Tulungagung, Vendaz kembali menyapa pendengar lewat rilisan terbaru berjudul “111”. Dirilis hari Jumat (01/08), lagu ini menjadi ruang paling personal bagi Fendy, otak di balik Vendaz untuk menyampaikan keresahan terdalamnya melalui medium yang paling jujur, tak lain adalah musik.

Berbalut ethereal alt-pop dengan sentuhan ambient soundscape bernuansa akustik dan atmosferik, “111” lahir dari masa-masa ketika Fendy merasa tidak baik-baik saja. Ia pun merasa seperti sedang memeluk diri sendiri saat menyanyikan lagu ini.

Proses vokal direkam hanya dalam satu kali take, dengan napas yang terengah namun emosional. Ia memilih untuk tidak menyempurnakan bagian-bagian yang terdengar “tidak ideal”, demi mempertahankan kejujuran. Liriknya pun dipilih cermat, menggunakan rima ‘A’ sebagai simbol kesinambungan rasa.

“Lagu ini bukan tentang kesempurnaan, tetapi tentang keberanian untuk mengakui bahwa hidup tak selalu ramah,” kata Fendy saat dihubungi via aplikasi percakapan sehari sebelum perilisan lagu.

Tak hanya berhenti di karya, Fendy juga aktif dalam berbagai komunitas musik lokal seperti Berkah Berkarisma Kolektif, Panik Art Fest, dan Southburn Fest. Sang solois menyebut bahwa tampil di panggung-panggung kecil seperti kampus, pensi sekolah, hingga acara komunitas adalah impiannya, karena ia percaya bahwa musiknya akan lebih bernyawa di ruang-ruang yang intim.

Lewat Vendaz, Fendy tak hanya ingin menulis dan merekam, tapi juga membangun ekosistem. Ia tengah merintis komunitas musik kontemplatif di kotanya, berharap Tulungagung bisa jadi ruang tumbuh yang suportif bagi musisi-musisi muda yang ingin jujur, bereksperimen, dan saling menguatkan.