Bulan Cinta Untuk Pilkada

Entah disengaja atau tidak tapi di bulan kasih sayang ini kita akan menghadapi hari Valentine sekaligus pemilihan kepala daerah (pilkada) yang diselenggarakan selang satu hari pada tanggal 15 Februari. Yang lucu dengan momen ini adalah seolah demokrasi memberikan waktu untuk merayakan cinta dan kasih sayang dahulu. Saya cenderung melihat hal ini sebagai kesempatan agar kita cooling down dulu sehingga nanti di pilkada kita bisa memilih pasangan calon kepala daerah pilihan kita dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Hari Valentine dirayakan di seluruh dunia. Biasanya kartu ucapan, coklat dan bunga selalu identik hadir melengkapi hari kasih sayang ini. Dan siapapun pasangan kencan di hari Valentine biasanya menandakan kalau hubungan itu istimewa. Selain itu kesemarakan Valentine ini juga lazim dirayakan di tempat-tempat seperti restoran, café dan pusat perbelanjaan. Tidak sulit untuk memahami tradisi Valentine karena perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya pop.
Sedangkan pilkada serentak pada 15 Februari ini dilakukan di tujuh provinsi seperti Aceh, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. Dan biasanya media cetak maupun elektronik ramai memberitakannya dari jauh hari. Dari informasi pasangan calon kandidat, program dan janji-janjinya plus acara debat-debat di televisi. Yang tidak luput juga biasanya jalanan menjadi macet karena kampanye para calon. Plus jalanan dipenuhi spanduk, baligo dan umbul-umbul yang kadang malah terkesan mengotori tempat dan fasilitas umum di sekitar kita.
Dibandingkan Valentine, pilkada ini mungkin terasa kurang menarik. Karena bila kita pertama mengenal Valentine melalui kakak-kakak panutan kita saat itu, kita mengenal pikada (atau pemilu pada umumnya) melalui orang tua kita. Dan selalu menjadi topik obrolan mereka ketika berkumpul. Belum lagi berbagai istilah aneh yang berseliweran di sekitar kita saat ini seperti; bawaslu (badan pengawas pemilu), panwaslu (panitia pengawas pemilu), petahana/incumbent (gubernur terpilih yang hendak mencalonkan diri lagi), balon (bukan teman pesta, tapi singkatan dari bakal calon), paslon (pasangan calon) dan PLT (pelaksana tugas). Yang terakhir ini disematkan pada Soni Sumarsono sebagai pengganti sementara gubernur DKI Jakarta.
Namun saat ini tidak mungkin menutup diri dari pilkada. Karena dengan ponsel pintar dan akses internet, isu pilkada mampir melalui media sosial serta grup chat yang sehari-hari kita akses. Tidak jarang kita terlibat diskusi dan terpancing emosinya, atau sekedar menertawakan berbagai meme kocak seputar pilkada di medsos atau grup chat. Plus siapa yang tidak menyalakan fitur mute pada grup chat karena terlalu banyak topik pilkada?
Tidak mungkin juga menghindar dari pilkada jika kita sudah memiliki KTP, karena artinya kita sudah memenuhi syarat sebagai pemilih. Sudah menjadi hak dan kewajiban untuk memberikan suara untuk daerah yang kita tinggali ini. Dan jika kamu calon pemilih, baiknya cek dulu nama kamu apakah sudah terdaftar melalui tautan ini: https://pilkada2017.kpu.go.id/pemilih/dps/nasional. Jika belum segera urus ke kecamatan terdekat. Karena suara kita sangat berpengaruh untuk daerah tercinta yang kita tinggali ini.
Maka itu pasang pengingat di ponsel: tanggal 15 Februari berikan suaramu dan pilihlah paslon pilihan yang akan menjadi pemimpin daerah yang kamu tinggali ini. Mari memilih dengan penuh cinta.
Selamat memilih!
Teks oleh Anto Arief

Eksplor konten lain Pophariini
Cloudburst – Clear Blue Sky
Geliat musik post-hardcore dan turunannya terasa makin liar di tahun 2025 ini. Mulai dari comeback-nya dedengkot chaotic hardcore, Alice akhir tahun lalu, sampai munculnya band-band lain dari area musik tersebut ke permukaan seperti Rassuk, …
Lahir Band Baru dari Sukabumi, MiSHCALL Lewat Perilisan Single 23
Band pop alternatif asal Sukabumi, MiSHCALL resmi merilis single berjudul “23” sebagai penanda kemunculan mereka. Single ini merupakan bab pertama dari kisah nyata sahabat lama band yang dulu dekat, lalu pergi, dan meninggalkan catatan …