5 Lagu Hijau Penyembah Bumi Pertiwi
Bahkan banyak berita yang meramalkan bahwa di tahun 2018 ini ada banyak kejadian-kejadian yang ada hubungannya dengan kondisi bumi kita ini. Dari munculnya makluk aneh, ditemukannya sumber energi baru, langit ekstrem yang menyebabkan kondisi cuaca yang mengerikan.
Sampai kepada ramalan maha dahsyat yang menyebutkan bahwa kiamat akan terjadi pada pertengahan 2018 ini. David Maide salah satu peramal yang ramai diberitakan di media-media internasional, mengklaim bahwa planet bumi akan terkena tubrukan dengan planet Nibiru, planet raksasa.
Ah kalau model-model beginian sih saya enggan percaya, namun yang jelas saya percaya bahwa Bumi kian lama kian rusak. Sejak manusia mulai membabat hutan dan mengubahnya jadi perkebunan, otomatis sumber oksigen pun berkurang.
Sampai jadi perkotaan yang miskin pohon seperti New York, Rio, Tokyo bahkan atau Jakarta kian muncul tempat di seluruh dunia, tak usah percaya ramalan, bumi pasti akan hancur dengan sendirinya karena kekurangan simpanan oksigen. Satwa akan lari ke pemukiman, dan manusia akan membunuh satwa liar yang mengganggu rumah mereka (lho ndak kebalik nih?), akhirnya bumi hanya dipenuhi manusia.
Mereka menunggu sampai sumber daya alam habis, maka tak usah percaya ramalan, bumi akan kiamat dengan sendirinya.
Heran, padahal sudah miliaran lagu yang bicara soal pelestarian lingkungan hidup, tentang kecintaan kepada bumi pertiwi. Banyak musisi yang vokal terhadap isu lingkungan ini, termasuk di iklim musik Indonesia sendiri.
Dari tahun ke tahun saja, ada figur-figur yang dikenal karena ‘vokal’ nya mereka dalam urusan menjaga bumi. Dari memang menulis lirik yang menyindir indah, sampai memang ‘turun ke jalan’ dalam rangka aksi mereka.
Tak usah jauh-jauh ke jaman Ebiet G. Ade yang bicara soal bencana alam, di jaman milenial saja saya sudah bisa memilihkan 5 lagu yang teriak lantang soal pelestarian bumi.
Mari simak diantaranya.
1. Naif – “Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia Yang Ada Di Seluruh Dunia”
Dari album ketiga Naif Titik Cerah di tahun 2002. Inilah lagu bernafas lingkungan paling pop dengan judul paling panjang yang pernah diciptakan oleh musisi Indonesia. Meski nadanya enak dan membuai geli gendang telinga, namun sebaliknya liriknya justru ingin berteriak dan menjewer kuping sampai merah. Coba saja dengar liriknya,
Manusia berkembang menurut perkembangan jaman yang ada
Tengoklah kiri dan kanan sudah banyak gedung yang tinggi menjulang
Pohon-pohon yang dulu hijau kini telah berubah menjadi batu
Kurasa manusia kini tak pernah peduli lagi dengan alamnya
Menohok sekali bukan?
2. Navicula – “Bubur Kayu”
Kenyataan bahwa Navicula terjun langsung melihat kondisi hutan hujan tropis yang kian menipis di Kalimantan inilah yang menjadikan lagu ini punya ‘teriakan lantang’ nya tersendiri.
Bubur kayu, oh hutanku
kau di tebang untuk jadi bubur kayu
Tebang lagi, jual lagi
tak kan henti hingga semua hutan jadi
Bubur kayu enak
Berbalut distorsi gitar yang tebal, lagu Bubur Kayu ini ibarat tendangan yang menghujam ke dada para pengusaha industri kertas yang kian menguasai hutan-hutan di Indonesia.
3. Navicula – “Orangutan”
Bumi tak lepas dari hutan juga organisme yang ada di dalamnya, termasuk orangutan. Keberadaan orangutan sangat penting, karena ini mempengaruhi keberadaan hutan hujan tropis yang kita punya. Sayangnya, orangutan kita punya kisah miris, seperti yang diceritakan Navicula,
Orangutan muda, rumahnya di belantara,
Dijaga papa dan mama yang kemarin masih ada
Kini tiada…
Orangutan muda diculik perambah rimba
Dibawa paksa ke kota, jadi hiburan manusia
Terpenjara…
Kejahatan manusia terhadap orangutan sama seperti kejahatan manusia terhadap bumi ini.
4. Pure Saturday – “Enough”
Ketika Suar dkk membawa papan slogan bertuliskan anti-perang karena sadar bahwa perang bakal menghancurkan dunia berkeping-keping
Another nuclear fight
Flying and trying to kill everymore
Will you see the truth
Thru’ that stuff don’t you think so sure
Dengan irama pop yang manis, teriakan Suar menggemakan keadaan dunia yang akan hancur. Ah, seharusnya manusia sadar sedari dulu.
The war will break this world to pieces
The war will break this world to pieces
The war will break this world to pieces
The war will break this world to pieces
Do you realised?
5. Dialog Dini Hari – Oksigen
Dari judulnya, anak-anak folk dari pulau Dewasa membawa pesan penting terhadap pulau Bali yang kian ramai oleh kendaraan bermotor,
Segarkan ingatanmu saat menghirupku
Resapi rasa hadirnya diriku
Aku bisa hidupkan dirimu hari ini
Aku bisa
Terhisap panas dan terbakar
Lalu cemari udara dan trotoar
Aku bisa membakarmu hari ini
Aku bisa, aku bisa
Ketimbang sebagai lagu yang bisa terlupakan, teriakan mereka harusnya jadi theme song hari Bumi kemarin.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …