Candu Musim Panas ala Tokyolite

Jul 15, 2018

Kuartet funk rock asal Bogor, Tokyolite merayakan musim panas yang telah tiba ini dengan merilis single terbarunya yang bertajuk “Cycle”.

Band yang digawangi Stevan Arianto (vokals, gitar), Alexander Bramono (bass), Rori Jiwa Putra (gitar) dan Bintang Aditya (drums) ini menyebut single ini adalah karya mereka yang paling ambisius.

Pasalnya, mereka membutuhkan waktu yang lama, dari mulai aransemen musik, rekaman, dan sampai mixing dan mastering. “Cycle” direkam di SAE Studio Jakarta dan di-mix oleh Reyner Ferdinand, audio engineer yang karyanya telah banyak dijumpai di sejumlah film Indonesia seperti Dilan 1990 dan Cek Toko Sebelah. Untuk proses mastering dituntaskan di SAGE Studio Nashville, Tennessee, Amerika Serikat.

Lirik lagu “Cycle” yang ditulis spontan oleh vokalis Stevan ini berbicara tentang naik-turun dan pasang surutnya kehidupan.

“Ini seperti pepatah yang bilang kalau hidup itu ibarat naik sepeda, supaya tetap seimbang ya harus gowes terus,” ujarnya.

Cover single Tokyolite “Cycle”

“Cyle” juga menjadi komposisi pertama buat drummer Bintang Aditya dan gitaris Rori Jiwa Putra sejak masuk ke dalam band. Menurut bassist Alexander Bramono, masuknya kedua personil ini membawa dampak signifikan pada arahan musik Tokyolite, seperti yang dapat didengar pada “Cycle”, yang mengambil pengaruh dari musisi Vulfpeck, John Mayer, dan the band apart, hingga menghasilkan nuansa pop 80-an yang berpotensi menjadi irama candu layaknya lagu tema musim panas.

Single “Cycle” yang sudah tersedia di layanan streaming digital ini akan menjadi bagian dari album studio penuh terbaru mereka yang akan rampung pada 2019. Sebelumnya, Tokyolite telah memiliki dua rekaman, antara lain Hello (EP, 2013) dan Avenue (album, 2015).

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Lirik Lagu Empati Tamako TTATW tentang Mencari Ketenangan dan Kedamaian

Penggemar The Trees and The Wild sempat dibuat deg-degan sama unggahan Remedy Waloni di Instagram Story awal November lalu. Unggahan tersebut berisi tanggapan Remedy untuk pengikut yang menanyakan tentang kemungkinan kembalinya TTATW.     …