Pembaca yang budiman, sudah menonton Kulari ke Pantai? Saya suka film itu. Jadi, masih dalam suasana menonton film Nasional semua umur yang hangat di hati dan kalender libur sekolah anak-anak yang menjelang usai, saya pun melihat kembali catatan film anak-anak Indonesia, tentu beserta musiknya. Sedikit kisah musik tentang Kulari ke Pantai yang disutradarai oleh Riri Riza pada 2018, saya terdorong hasrat untuk ikut bernyanyi ketika “Gemilang” yang  dahulu dipopulerkan oleh Krakatau diputar dalam adegan di mobil (ah, jadi ingin YouTube-an lagu ini sekali lagi!

Nah, berikut ini beberapa film anak-anak Indonesia, yang bisa dibilang mewarnai aneka generasi. Simak, yuk!

Djendral Kantjil

Sebelum jadi bintang rock besar, Achmad Albar adalah bintang film cilik. Dialah si “Djendral Kantjil”, sebuah film anak-anak dari era hitam-putih di tahun 1958. Film ini tentang permintaan pistol-pistolan yang ditolak orang tua dan main pangkat-pangkatan ala anak-anak, dengan lagu tema garapan penata musik Sjaiful Bachri, terdengar serasa mars tentara.

Anak Emas

Film anak-anak pun ingin menguras air mata! Begitulah beberapa yang terjadi pada film Indonesia lawas. Anak Emas (Lilik Sudjio, 1976) salah satu perwakilannya (Ratapan Anak Tiri dari 1973 adalah contoh klasik lainnya). Ilustrasi musik pun seringkali lirih, dengan alat-alat gesek tentu saja. Sudharnoto adalah sosok penatanya. Saya memilih film ini karena dibintangi oleh Adi Bing Slamet (ah, siapa yang bisa melupakan poninya yang popular itu?), terlebih di film ini Adi menyanyikan lagu “Mak Inem Tukang Latah” yang tenar dengan untaian liriknya “eh, copot… eh, copot… copot…”, sisi terang jenaka dari film yang banyak sedihnya.

Mak Inem orangnya tua
Mak Inem suka latah
Kalau kaget tidak sengaja
Maka lantas dia berkata…