Pakai Kaos Band Apa Hari Ini?
Band adalah brand. Bahkan bila ada sebuah kantong plastik kresek hitam belaka, atau raket untuk menyengat nyamuk, akan berbeda nilainya bila dirilis secara official dan diberi logo Ramones, misalnya. Bahkan Arturo Vega, si perancang logo band itu sendiri bisa geleng-geleng kepala. Dahulu ia membuat logo itu untuk backdrop pertunjukan, dia nyaris selalu ada untuk mendukung show Ramones. Kini kita tahu, logo Ramones bertebaran di lemari pakaian atau menjuntai di jemuran siapa saja di penjuru dunia.
Setidaknya sejarah mencatat bahwa kaos konser Elvis Presley telah dibuat oleh Elvis Presley fan club pada 1950an. Mungkin itulah pertamakali merchandise konser dijajakan, meski jangan-jangan masih dalam tahap amatir dan sekedarnya. Bill Graham, seorang promotor konser, menjadikan bisnis itu lebih serius dengan mencetak kaos-kaos The Grateful Dead dan Jefferson Airplane. Pada 1970an, merchandise band telah menjadi salah satu pemasukan yang mahsyur dari bisnis Rock and Roll.
Pada 1980an, produksi “kaos band” sudah tidak tertahan di bawah tanah. Awalnya dicetak sedikit, ketika band tersebut masih bermain di tengah sedikit audiens, hingga menjadi masif seiring pertumbuhan karir band tersebut. Mulai dari punk, metal, indie, apa pun; mereka melakukannya. Dari Slayer sampai Daniel Johnston. Dan kabar fantastisnya adalah betapa kaos-kaos vintage dari era 1980an-1990an dahulu telah jauh berlipat harganya bila Anda tertarik untuk mendapatkannya hari ini.
Berbagai ragamnya memiliki daya pikat masing-masing. Kaos dengan desain hanya logo, kaos dengan desain tertentu, kaos kolaborasi band atau desainer atau dengan sebuah merk clothing, dan tentu juga kaos tur. Selain kaos, masih juga ada longsleeve, hoodie, patch, pin, topi, sepatu, apa saja! Selalu ada kolektor merchandise band yang haus dan sulit dibuat kembung.
Saya sendiri menyukai desain merchandise yang seperti hanya mungkin cocok dibuat oleh satu band itu saja, desain itu akan sulit aplikatif bila diperuntukkan bagi band lain. Contohnya: jam dinding Ramones (lagi-lagi!) dengan angka hanya 1234. Kita tahu, salah satu ciri pertunjukkan Ramones adalah menghitung 1234 dengan sangat tergesa-gesa sebelum memulai sebuah lagu, dan terus dilakukan kembali pada lagu-lagu berikutnya. Atau ketika KISS meluncurkan KISS Makeup Kit (kurang lebih pada 1978)– kita tahu image riasan wajah-wajah personil band itu begitu lekat.
Namun meskipun ada merchandise dengan format-format tertentu, tetaplah t-shirt yang paling popular. Paling sering diproduksi, paling sering dikonsumsi.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)
Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …