Festival Musik Rumah : 38 Rumah, 3 Hari, 200 Musisi
Festival Musik Rumah 2018 (FMR 2018) adalah festival musik paling unik dan keren sepanjang sejarah festival musik di tanah air.
Festival ini menembus batas-batas ruang penyelenggaraan festival pada umumnya. Ketika festival-festival hanya terbatas di ruang besar tertutup atau terbuka, stadion sampai bumi perkemahan di satu tempat, FMR2018 dengan santainya menjadikan rumah sebagai tempat konsernya.
Kenapa harus rumah?
Rumah adalah salah satu tempat dan aman dan nyaman bagi penghuni juga bagi siapa saja yang berada dalam rumah itu. Adanya konser di rumah, dengan segala suasana intim dan akrab menciptakan kenyamanan tersendiri bagi semua yang berada di konser tersebut.
Banyak sekali pemusik mendapatkan pengalaman berkesan saat menjalani konser rumah, di antaranya: suasana yang hangat, penonton yang apresiatif, juga terasa keikhlasan respon langsung dari penonton. Tuan rumah dan hadirin juga mendapatkan pengalaman berharga dari sebuah konser rumah yang berjalan dengan sederhana.
“Karena rumah lebih hidup, teman dan saudara nambah banyak. menyenangkan dan merasa berdaya karena bareng-bareng. Dari sini terus kepikir kalau kegiatan ini berlangsung di beberapa rumah dalam satu kurun waktu tertentu kayaknya seru.. akan bisa jadi kolektif yang lebih besar,” ujar Petrus Briyanto Adi atau yang disapa Adoy, penggagas dari FMR 2018 tentang idenya.
Bersama-sama dalam kolektif Bonita and The Hus Band, Adoy membuat acara reguler #LIVEatRUMAHBONITA, sebuah konser rumah yang telah digagas sejak lama dan disiarkan live. 34 episode berjalan, konser inilah yang akhirnya jadi otak dari konser serupa yang digelar di banyak tempat.
Ada 38 ruang-ruang tamu, teras atau mungkin halaman rumah yang disulap jadi panggung bagi 200-an musisi di festival yang digelar tiga hari, 17, 18, 19 Agustus 2018 ini. Semua tersebar di berbagai kota di Jawa, Kalimantan, Sumatera, Bali, sampai Kamboja dan Jerman. Dari rumah, festival ini menembus batas.
Partisipatif dan mandiri. FMR 2018 sama sekali tak tersentuh oleh kepentingan korporasi tertentu yang menjadikan ini komersil. Meskipun tak dipungkiri, dana operasional tetap jadi isu klasik dari sebuah penyelenggaraan festival, namun karena semangat kemandiriian inilah yang menyebabkan FMR 2018 membebaskan masing-masing venue yang mengatur sendiri pembiayaannya.
“Kemarin kami menjalankan tur menuju Festival Musik Rumah, untuk sosialisasi dan publikasi festival, kami galang dana dengan crowdfunding lewat kitabisa.com,” ungkap Adoy.
Tiga hari digelar serentak dan sporadis di banyak tempat, tentunya menyesuaikan jadwal jadi kendala utama saat hari H. Namun tetap saja ada patron-patron yang sudah disepakati bersama antara Adoy bersama masing-masing rumah penyelenggara acara.
“Pas saatnya akan berlangsung mereka akan text saya dan kasih tahu bagaimana-bagaimananya di sana, jika bisa di-livestream-kan, saya akan dikabari live streamnya dari akunnya siapa, lalu kami akan kunjungi akun tersebut lalu ngambil kodenya dan kami embed di website kami,” jelasnya.
Di awal, Adoy telah membuat dan membagikan semacam panduan umum menyelenggarakan home concert berdasarkan pengalaman dibuatnya di #LIVEatRUMAHBONITA untuk tiap rumah. Hal ini yang membuat konser bisa terogranisir dengan baik secara seragam.
Jadi apakah nanti kalian melihat ada konser di sebuah rumah pada tanggal 17-19 nanti, kalian bisa merasakan bahwa ini adalah bagian dari Festival Musik Rumah. Penonton di Jakarta bisa merasakan suasana konser di Jogja atau Kalimantan, dan sebaliknya lewat tautan video streaming.
“Aku bilangnya sih 100% sama dan 100% beda karena setiap rumah itu pasti dan tidak mungkin tidak unik, tapi sekaligus (bisa) sama karena ya kita ini anak-anak Nusantara, nggak bisa boong samanya ya itu, ” ujar Adoy.
Dari sekadar festival musik, FMR2018 juga sebagai sebuah movement untuk musisi dan siapapun di luar sana yang ingin membuat atau mencari pertunjukan alternatif dari yang telah ada.
“Makin ngejalanin persiapan ini, aku makin ngerasa ini bisa jadi sarana latihan untuk collective awareness/consciousness,” ujarnya.
Jadi, jikalau ingin merasakan sebuah pengalaman menonton konser yang berbeda, saksikan saja FMR atau Festival Musik Rumah 2018 pada tanggal, waktu dan tempat sesuai jadwalnya. Untuk info lebih lanjut, silakan kunjungi laman resmi festival ini di festivalmusikrumah.id
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)
Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …