“Pesona” Lagu Baru Atlesta Berlirik Indonesia
Setelah sebelumnya merilis 3 buah album Secret Talking (2012), Sensation (2014), dan Gestures (2017) yang kesemuanya menggunakan bahasa Inggris, penghujung 2018 ini Atlesta membuat langkah baru dalam perjalanan karirnya dengan merilis singel baru berlirik Indonesia yang berjudul “Pesona”
Atlesta, unit electro-pop asal Malang ini menghabiskan 2 tahun terakhir berseliweran dari panggung ke panggung dan berkutat di studio sambil perlahan mulai menggarap materi-materi barunya. Salah satu hasilnya adalah lagu “Pesona” yang resmi dirilis dalam versi digital mulai tanggal 8 Desember 2018 kemarin.
Dikerjakan cukup lama salah satu alasannya adalah Fifan Christa, sosok dibalik Atlesta kesulitan mencari kata-kata bahasa Indonesia yang pas untuk musik Atlesta. Begitu banyak revisi dalam kata dan kalimat agar tidak terkesan murahan. Ditambah tema/isu sosial yang diangkat cukup serius, berbeda dari tema lagu-lagu Atlesta sebelumnya yang personal.
Menurut penuturan Fifan dalam siaran persnya: “Pesona” mengangkat isu soal fenomena urban di era digital terkait pertumbuhan tehnologi dan media sosial. Bahwa tren ‘kecanduan’ media sosial sudah sangat berpengaruh pada kondisi psikis anak-anak muda saat ini. Sangat erat hubungannya dengan gelombang konten media sosial yang makin riuh, receh, sekaligus kejam.
Menurutnya juga, orang-orang sekarang berupaya terlalu keras untuk bikin konten dan pencitraan di media sosial demi penambahan jumlah like dan follower/subscriber. Semua itu tampak pada aneka feed di Instagram, komentar di Facebook, vlog di YouTube, atau timeline di Twitter.
Pada akhirnya, setelah mengamati fenomena tersebut, Fifan Christa menganggap kalau semua itu hanyalah candu dan semu. Efek buruk dari sebuah pencitraan yang fana di ranah internet. Persis seperti yang dia utarakan pada bait refrain: “Candu, semu, indah palsu / Hilang sukma, luluh pilu / Keruh, temu, pasung eluh / Hilang sukma, luluh pilu…”
Yang baru juga adalah pada sektor musikal, Fifan mengaku sedang memakai pendekatan baru. Alasannya sederhana, karena mulai jenuh dan ingin membuat yang berbeda dari sebelumnya. “Makanya pas bikin lagu ini jadi lebih lama prosesnya. Setelah bikin sekitar 40 materi musik dasar versi demo sejak tahun lalu, barulah ketemu komposisi yang pas kayak ‘Pesona’ ini,” tuturnya.
“Treatment-nya memang agak baru. Saya jadi pingin bikin musik yang lebih liar. Gak terlalu soft lagi. Sound-nya pun jadi makin keras,” ujar Fifan Christa yang mengaku makin sering mendengarkan musik-musik rock progresif dan psikedelik. “Jadi doyan musik rock yang pakai synth. Seperti Brand X, misalnya,” katanya menyebut nama band lawasnya Phil Collins sebelum di Genesis.
Akhirnya, gaya musik di “Pesona” yang jadi kelinci percobaan. Lagu ini sengaja dibikin lebih ‘nge-rock’, rancak dan upbeat. “Ingin terdengar lebih nge-band lah,” kata Fifan Christa. “Malah sekarang rasanya saya kayak sedang bikin band baru lagi…”
Uniknya, artwork “Pesona” itu juga memuat referensi budaya pop – dari musik sampai film. Kalau diperhatikan secara seksama, ada wajah dan sosok tokoh yang familiar seperti Michael Jackson, Kendrick Lamar, Kanye West, Steve Jobs, bahkan C3PO dari Star Wars di sana.
“Ilustrasinya dibikin oleh Noviar Rahmat. Dia itu teman kuliah saya di DKV UM. Kawan baik setongkrongan sejak zaman Ospek bareng,” kata Fifan Christa mengenalkan sosok Noviar Rahmat yang juga sering mengerjakan ilustrasi untuk band-band lokal bahkan internasional – mulai Anniverscary, Inheritors, bahkan Miss May I.
Musik dan lirik “Pesona” digarap oleh Atlesta dan direkam di studio Monev, Malang. Vokal latarnya diisi oleh Intan Ayu Wulansary dan Aril Wenedy. Sedangkan proses mixing dan mastering dikerjakan oleh Wendi Arintyo di ALS Studio, Jakarta.
Single “Pesona” kini sudah bisa dinikmati melalui iTunes, Spotify, Apple Music, dan beberapa layanan digital music store lainnya mulai tanggal 8 Desember 2018. Sementara itu, Atlesta sedang menggodok beberapa lagu baru lagi untuk materi mini album mereka ke depan.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …
Lirik Lagu Empati Tamako TTATW tentang Mencari Ketenangan dan Kedamaian
Penggemar The Trees and The Wild sempat dibuat deg-degan sama unggahan Remedy Waloni di Instagram Story awal November lalu. Unggahan tersebut berisi tanggapan Remedy untuk pengikut yang menanyakan tentang kemungkinan kembalinya TTATW. …