Kacamata Gaya Musisi Indonesia

Feb 28, 2019

Hey hey hey… kacamata
Bawalah kami ke alam pesona
Hey hey hey…kacamata
Jadikan kami aksi dan bergaya

Begitu Farid Hardja bernyanyi dalam lagu “Kacamata” pada 1987.  Farid sendiri memang dikenal gemar gonta-ganti kacamata, hingga identik sebagai Elton John-nya Indonesia.

Sudah banyak orang yang tertolong olehnya
Membantu menghias sepasang panca indera
Siapakah dia awal yang menemukannya?
Kuucapkan terima kasih.

Saya maklumi Farid bertanya, pada saat lagu ini dibuat memang belum ada Google.  Meskipun demikian, tidak semudah itu pula untuk merunuti penemuan kacamata. Sebuah sumber mengatakan bahwa kacamata dimulai dari seorang kaisar Roma bernama Nero yang berkuasa pada 54 hingga 68 Masehi. Nero selalu menggunakan batu permata cekung untuk membaca, juga menonton pertunjukan, meski tidak diketahui dengan pasti apakah ia memiliki masalah dengan pengelihatannya.

Namun setidaknya dalam konteks kacamata yang juga berfungsi untuk bergaya pada lagu Farid Hardja tersebut, kita bisa melihat bangsa Cina. Mereka diduga sebagai bangsa pertama yang mengenakan kacamata seperti lazimnya yang kita kenal sekarang. Jika hanya untuk tampil keren dan berwibawa, mereka cukup memakai bingkai kacamata tanpa lensa. Ternyata lirik Farid Hardja masih boleh bertanya, misterinya belumlah terpecahkan.

Fantasi Hardja pun berandai utopis di bagian lirik spoken word ini, bersama sound effect vokal mengawang di angkasa…

Bila orang-orang yang hobi berkacamata
Membuat kumpulan bersaudara di dunia
Perkumpulan unik yang pernah ada
Akan menjadi kumpulan yang terbesar di dunia

Di bulan
Di bintang
Di seluruh galaksi

Jangan-jangan kacamata bukan hanya membuat Farid Hardja merasa semakin bergaya, tetapi juga semakin berkelana. Kacamata telah memberi sugesti tersendiri bagi kegiatan berkeseniannya, hingga lirik-lirik yang ditulisnya seringkali pergi liar ke mana-mana. Boleh Anda simak lagunya di sini

https://www.youtube.com/watch?v=NPFCpEOf25k

Berbeda dengan Farid Hardja, Rano Karno dalam lagunya, “Bukalah Kacamatamu”, dtertulis di sampul kaset bahwa pengarangnya adalah Sutejo.  justru meminta sang gadis untuk menanggalkannya.

Gelisah resah hatiku
Serasa dag dig dug jantungku
Hitam kacamatamu
Membuatku jadi salah tingkah

Begitu bunyi syairnya, sebelum tiba pada refrain yang sangat popular di saat lagu tersebut dipasarkan pada 1988, sementara video musiknya menghiasi layar kaca.

Kelap kelip lampu di kota
Kutak kutik matamu nakal
Senyum genit rayuan gombal
Merinding bulu kudukku

 Ketika “Bukalah Kacamatamu” pecah di mana-mana, perhatian orang-orang Indonesia juga sedang banyak tertuju pada tim Nasional sepakbola beserta penyerang andalannya, Ribut Waidi. Maka anak-anak penggemar sepakbola  yang tumbuh di era itu suka memplesetkan dua bait pertama menjadi…

Kelap Kelip lampu Senayan
Kutak kutik Ribut Waidi

Yang juga cukup terobosan pada lagu ini adalah lirik yang menggunakan peribahasa di awal, ditimpali dengan pasangan kalimat lain yang berima:

Maksud hati memeluk gunung
Dalam hati yang pada bingung

Jangan-jangan belum pernah, Anda bisa mendengarkan lagunya di sini.

https://www.youtube.com/watch?v=8LgZp-CIzaI

 

Demikianlah kacamata hitam atau kacamata gelap. Benda ini punya fungsi pendukung tampilan yang dapat diunggulkan. Mata merah akibat kurang tidur, kenakan kacamata. Bintitan? Juga kacamata! Beberapa penyanyi Indonesia begitu lekat dengan kacamata, hampir-hampir kita tak pernah melihat kacamata lepas dari wajahnya, sehingga menjadi ciri khas penampilan di hadapan publik. Daftar namanya panjang, mulai dari Deddy Dores, Deddy Dhukun, Atiek CB, Gombloh, Bjah eks vokalis The Fly (hampir pasti dia dulu terpengaruh penampilan Bono dari U2), Krisyanto “Jamrud”, dan banyak lagi. Ian Kasela dari Radja hingga Henry Foundation dari Goodnight Electric selalu tampil berkacamata hitam di panggung. Di acara Dahsyat sampai rave party.

 

____

Penulis
Harlan Boer
Lahir 9 Mei 1977. Sekarang bekerja di sebuah digital advertising agency di Jakarta. Sempat jadi anak band, diantaranya keyboardist The Upstairs dan vokalis C’mon Lennon. Sempat jadi manager band Efek Rumah Kaca. Suka menulis, aneka formatnya . Masih suka dan sempat merilis rekaman karya musiknya yaitu Sakit Generik (2012) Jajan Rock (2013), Sentuhan Minimal (2013) dan Kopi Kaleng (2016)

Eksplor konten lain Pophariini

Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)

Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …