Ibu Kartini di Dekade Musik Indonesia

Apr 21, 2019

Sejumlah perempuan berada di balik hiruk pikuk dan kejayaan musik di Indonesia, mulai dari berperan sebagai pencipta lagu, produser rekaman, pengarah acara di televisi, promotor konser, hingga penjual tiketnya. Nama-nama berikut ini telah mendukung musik sebagai pendidikan, industri, dan tentu saja hiburan.

 

Ibu Sud – Pengarang Lagu Anak-Anak

Ibu Sud. Foto. Istimewa


Masih ingat masa Taman Kanak Kanak? Tak diragukan lagi, Ibu Sud adalah sedikit dari pengarang lagu anak-anak yang paling popular dan dihormati. Hingga hari ini karangan-karangannya seperti “Bendera Merah Putih”, “Pergi Belajar”, “Burung Kutilang” dan banyak lagi, masih bergema di segenap penjuru Indonesia. Diperkirakan Ibu Sud mengarang lebih dari 200 lagu. Banyak lagu ciptaannya yang direkam berkali-kali dalam beragam versi, dari pop sampai jazz, mungkin yang paling ekstrem saat Netral membuat “Desaku” jadi punk rock.

Nama asli Ibu Sud adalah Saridjah Niung. Lahir di Sukabumi pada 26 Maret 1908, Ibu Sud adalah pemusik, guru musik, penyiar radio, dramawan, serta seniman batik. Karirnya melintasi zaman Belanda, Jepang, hingga kemerdekaan Republik Indonesia. Suaranya pertama kali disiarkan oleh radio NIROM Jakarta pada periode 1927-1928.

Ibu Sud mulai menciptakan lagu-lagu ceria dan patriotik untuk anak-anak ketika ia mengajar di Hollandsch Inlansdche School (HIS). Selain menngarang lagu, Ibu Sud  pernah pula menulis naskah sandiwara dan mementaskannya. Bersama W.R. Supratman, Ibu Sud memainkan lagu “Indonesia Raya” dengan biola dalam acara Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.

Lagu “Tik Tik Bunyi Hujan” ia tulis ketika genting rumah sewaannya bocor. Sementara “Berkibarlah Benderaku” diciptakan Ibu Sud setelah melihat kegigihan pimpinan kantor RRI, Jusuf Ronodipuro menolak untuk menurunkan bendera merah putih yang berkibar di kantor RRI walau dalam ancaman pasukan Belanda.

 

 

Ibu Acin – Musica Studio’s

Bu Acin. Foto. Istimewa

Nama lengkapnya Indrawati Widjaja. Ia adalah putri dari Yamin Widjaja, pendiri perusahaan rekaman PT Warung Tinggi (di antaranya merilis rekaman Titiek Puspa), embrio dari Metropolitan Studio (1968) yang kemudian berganti nama menjadi Musica Studio’s sejak 1971 sampai hari ini.

Yamin Widjaja meninggal pada 1979, sejak itu Musica Stucio’s dikelola oleh istrinya, Kanni Djajanegara bersama anak-anaknya, termasuk Indrawati Widjaja. Hari ini Musica masih menjadi salah satu perusahaan rekaman yang paling mentereng di Indonesia.

Awalnya, Sendjaja Widjaja menggantikan peran ayahnya. Kemudian Ibu Acin menjadi Direktur Utama Musica Studio’s hingga kini. Ia memulai karirnya di Musica sebagai manajer marketing.

 

 

Bunda Iffet – Manajer SLANK

Bunda Ifet. Foto. Istimewa


Iffet Viceha Sidharta, dikenal sebagai Bunda Iffet adalah ibu dari drummer Bim-bim yang kemudian masuk ke dalam tubuh Slank menjadi manajer band. Saat itu Slank sedang sangat terpuruk bersama narkoba. Bunda Iffet dengan sabar mendukung dan menemani Slank hingga akhirnya bisa bersih dari barang haram tersebut.

Bunda Iffet bukan hanya dihormati oleh para personil Slank dan mereka yang berkumpul bersama di Jl. Potlot, rumah orangtua Bim-bim yang dijadikan markas Slank, Bunda juga dicintai oleh Slanker, para penggemar Slank.  Bila Bunda Iffet bicara, semua mendengarkannya.

 

Ibu Dibyo – Penjual Tiket Pertunjukan Sejak 1960

Gerai Ibu Dibjo. Foto. Istimewa

Ida Kurani Soedibyo telah menjalani bisnis jual beli tiket pertunjukan sejak pertengahan 1960. Ibu Dibyo mengawali karirnya dengan menjual tiket sebuah pemutaran film di Hotel Indonesia. Ia menjual tiket di rumahnya maupun secara door-to-door. Sejak itu para penyelenggara film mulai menitipkan tiket untuk dijual oleh Ibu Dibyo.

Dari tiket film, bisnis berkembang menjadi menjual tiket konser, sepak bola, bulu tangkis, hingga pertunjukan seni. Ibu Dibyo wafat pada 2002, hingga kini Ticket Box Ibu Dibjo masih berdiri.

 

Rinny Noor – Promotor Musik Perempuan Pertama

Rini Noor. Foto. Istimewa

Rinny Noor mengawali karirnya sebagai make up artist dan stylist sejumlah musisi Indonesia, mulai dari Godbess, Camelia Malik, Chrisye, hingga Anggun C. Sasmi. Setelah itu Rinny berkarir sebagai promotor yang banyak membawa band manca negara berkonser di Indonesia. Namanya sebagai promotor banyak dibicarakan sejak mengundang Mick Jagger bermain di Stadion Utama Senayan Jakarta pada 1988. Sebuah konser akbar yang juga diwarnai kerusuhan dan pembakaran mobil di luar stadion—salah satu berita terheboh di zamannya. Namun Rinny terus berjalan menggelar konser-konser besar lainnya, dari  Duran Duran sampai Linkin Park. Rinny meninggal dunia pada 2018, ia dikenal sebagai promotor perempuan pertama di Indonesia.

Mick Jagger di Jakarta 1988. Foto. Istimewa

 

Ani Sumandi, Ratu Kuis Indonesia

Ani Sumadi. Foto. Istimewa

Julukannya: Ratu Kuis Indonesia. Wanita kelahiran Aceh, 18 Mei 139 ini awalnya bekerja sebagai pembawa acara sekaligus reporter TVRI pada 1959. Ani kemudian menikah dengan Ir. Sumadi yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama TVRI pada 1980an.

Karya kuis pertamanya adalah Silent Quiz pada 1969. Sejak itu sejumlah acara kuis rancangannya menghiasi layar TV, bahkan hingga era televisi swasta. Sebagai pengarah acara, karya Ani yang fenomenal, Berpacu Dalam Melodi, telah menjadi kuis musik paling popular di Indonesia. Di era TVRI, Berpacu Dalam Melodi serasa tontonan wajib keluarga. Pembawa acara Koes Hendratmo menjadi ikonnya, beserta pengiring musik Ireng Maulana All Star.  Jauh di kemudian hari Berpacu Dalam Melodi dihidupkan kembali dengan David Naif sebagai pemandu acara. Ani Sumadi sempat membuat acara serupa Berpacu Dalam Melodi bagi segmen anak muda yang diberi nama Gita Remaja.

 

Titiek Puspa, Sang Legenda Indonesia

Titiek Puspa. Foto. Istimewa

Lahir di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan pada 1 November 1937, Eyang Titiek bagaikan tak pernah tua. Memulai karir menjadi penyanyi pada awal 1950an,  saat sekitar usia 14 tahun, Titiek Puspa telah lebih dari 6 dekade berada di dunia hiburan.

Menjadi bintang radio, penyanyi istana di era Presiden Soekarno, merilis puluhan album, menulis ratusan lagu, bermain di puluhan film, dan berbagai capaian lainnya. Sampai era sekarang, Eyang Titiek masih  terlihat di mana-mana: panggung musik, film, pentas teater, hingga iklan di televisi. Titiek Puspa adalah legenda.

 

____

Penulis
Harlan Boer
Lahir 9 Mei 1977. Sekarang bekerja di sebuah digital advertising agency di Jakarta. Sempat jadi anak band, diantaranya keyboardist The Upstairs dan vokalis C’mon Lennon. Sempat jadi manager band Efek Rumah Kaca. Suka menulis, aneka formatnya . Masih suka dan sempat merilis rekaman karya musiknya yaitu Sakit Generik (2012) Jajan Rock (2013), Sentuhan Minimal (2013) dan Kopi Kaleng (2016)

Eksplor konten lain Pophariini

Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)

Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …