Resensi: D’Jenks – I Wanna Skank

Apr 22, 2019

Artist: D’Jenks
Album: I Wanna Skank
Label: Soundclash
Peringkat Indonesia: 7/10

Sebuah upaya tribute yang layak buat diapresiasi 

Scene musik ska di Jakarta besar seiring dengan naiknya punk, metal, britpop dan musik bawah tanah lainnya. Pesta di klab-klab semisal Poster Cafe atau M Club menjadi
weekend tak terlupakan bagi umat musik bawah tanah ini.

Artificial Life adalah satu dari nama-nama Tipe-X, Jun Fun Gang Foo, Arigatoo, Skalie dan sebagai salah satu band pelopor ska di Indonesia yang aktif di tahun 90-an. Sayang dari 3 nama yang saya sebutkan tadi, hanya Tipe X yang masih eksis, beberapa nama tak jelas, termasuk Artificial Life pun menyatakan vakum dengan waktu yang tak jelas.

Sampai suatu saat ketika D’Jenks, sebuah band ska punk asal Jakarta mencoba ‘menghidupkan’ kembali veteran-veteran ini dengan cara membuat sebuah mini album bertajuk I Wanna Skank, terambil dari judul lagu yang sama yang dibuat Artificial Life di jaman keemasannya.

Sebelum album ini dilempar ke pasaran, secara kolektif D’Jenks sempat membuat acara bertajuk “Tribute to Artificial Life” yang akan digelar pada 31 Maret 2017 di Borneo Beerhouse. Saat itu, mereka berhasil menghadirkan legenda-legenda ska ini ke atas panggung dan menjadi bagian dari acara yang menggembirakan.

Album I Wanna Skank, berisi 5 lagu Artificial Life yang dipilih D’Jenks, diramu dan dimasak ulang dan menjadi sebuah karya musik yang kekinian. “Holiday Jamaica”, “Lagu Lama”, “Dansa Rudi” , “Bye Bye” dan “I Wanna Skank”, semua dikemas dengan aransemen kekinian yang segar, tanpa lepas dari koridor nomor originalnya. Tanpa bermaksud menepikan lagu aslinya, “Holiday Jamaica” adalah favorit saya. D’Jenks dengan cermat mempermak lagu ini menjadi lebih ‘reggae’, perkawinan seksi ritem antara bass drum dan organ membuat lagu ini menjadi lebih swag, lebih goyang.

Terlepas dari aransemen yang menarik, yang perlu diberi apresiasi adalah upaya band sekarang yang memberi sebuah penghormatan terhadap karya-karya pada pendahulunya. Saya lantas teringat akan perjalanan band Rancid yang kerap terlibat dalam serangkaian tribute untuk veteran punk semisal Ramones dan The Clash sampai kepada upaya Tim Armstrong, vokalis Rancid yang membuat Hellcat records dan mengangkat ulang katalog-katalog lama seperti Hepcat, Operation Ivy, Charged GBH dan lainnya. Upaya serupa tengah dilakuan D’Jenks.

Mungkin satu-satunya kekurangan dari saya tentang album ini adalah harusnya I Wanna Skank bisa ditarik sedemikian panjang menjadi sebuah album, ketimbang mini album yang memang rawan menimbulkan kesan ‘kentang’ alias ‘kena-tanggung’. Selamat buat D’Jenks!

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …