Resensi : Lair – Kiser Kenamaan

Jun 24, 2019

Artist: Lair
Album: Kiser Kenamaan
Label: RAH
Peringkat Indonesia: 6.5/10

Unit folk dengan gagasan artistik aji mumpung yang mudah dicerna dan aman di panggung.

Menjadi berbeda dan unik bagi setiap band itu sekilas seperti impian delusional. Banyak musisi yang ingin mencari elemen-elemen yang menjadikan mereka unik, ada yang berhasil namun tak sedikit juga yang gagal dan menjadi samar dengan pola musik yang sudah ada. Meski demikian, saya tidak menutup diri dan tetap mengapresiasi terhadap segenap usaha untuk mencapai ke arah itu.

Album Kiser Kenamaan dari Lair misalnya, sebuah debut album dari grup folk asal Jatiwangi, Jawa Barat ini. Awalnya saya tergentar dengan intro gitar “Nalar” dan “Roda Gila”. Bagaimana permainan gitar custom milik sang gitaris yang dimainkan sekilas secara freestyle dengan beat dan pola repetitif seperti ini membuat saya terbesit dengan konsep serupa yang dibawa oleh Omar Khorsid lewat Guitar El Chark-nya atau Group Inerane lewat Guitars From Agadez-nya. Namun sepertinya anggapan saya soal itu terlalu berlebihan begitu masuk ke area bernyanyinya.

Entah mengapa, paduan vokal perempuan dan laki-laki menjadi semacam formula  ‘pasaran’ yang rawan bisa mencuri perhatian apalagi jika dipresentasikan di atas panggung. Saya menyayangkan hal ini terjadi di Lair. Padahal dengan kekuatan gitar yang mendominasi seperti yang saya sebutkan tadi, akan sangat mungkin band ini bisa terdengar unik sebagai musik instrumental dengan mengeksplor melodi-melodi eksotis tanah air, seperti bebunyian gitar khas Kalimatan, Sunda atau Jawa persis seperti Omar Khorsid lakukan di musik-musik Mesir dan irama padang pasir. Sebuah gagasan yang menurut saya lebih menarik ketimbang letupan-letupan vokal dengan lirik yang rawan untuk menjadi setipe.

Atau sesuai dengan judul album ini, Lair bisa mengulas lebih dalam gagasan melodi-melodi Kiser khas Sudjana Partanain yang berasal dari budaya lokal Tarling Cirebon ini dalam musik mereka. Dan ketika itu dimunculkan dalam versi yang modern, band ini akan jauh-jauh terdengar unik dan beda dari kawanannya.

_____

 

 

 

 

 

 

Penulis
David Silvianus
Mahasiswa tehnik nuklir; fans berat Big Star, Sayur Oyong dan Liem Swie King. Bercita-cita menulis buku tentang budi daya suplir

Eksplor konten lain Pophariini

Wai Rejected Ajak Pendengar Merendahkan Ego di Single Koseitam

Setelah terakhir merilis karya di tahun 2021, Wai Rejected kembali menunjukkan eksistensi dengan single anyar “Koseitam” yang dilepas hari Senin (08/04). Dalam menggarap lagu ini, band menunjuk Mc Anderson untuk duduk di kursi produser. …

Lightcraft Kolaborasi dengan Solois dan Band Asal Filipina

Lightcraft kembali dengan single anyar bertajuk “Coming Home” hari Kamis (25/04). Dalam membawakan lagu ini, mereka mengajak solois Chelsea Dawn dan band pop rock bernama Coloura sebagai kolaborator.   Kedua kolaborator merupakan 2 musisi …