Menelirik bersama Iga Massardi “Barasuara”

Sep 25, 2019

Road to Lokatara Music Festival mempersembahkan Menelirik: An Intimate Discussion with Musicians hari Jumat (20/9) di Studio Palem, Jakarta. Sesi spesial ini bertujuan untuk mengenal lebih dekat musisi favorit dan mengetahui lebih dalam cerita di balik lirik lagu yang dibuat.

Penyelanggara tak mengundang jurnalis musik, namun dua komika Coki Pardede dan Tretan Muslim sebagai moderator. Setelah sesi pertama diisi Baskara Putra dan Pamungkas, Iga Massardi mewakili Barasuara ambil bagian di sesi kedua. Perbincangan terdengar menarik lantaran pertanyaan yang dilontarkan tak biasa.

Komika Coki Pardede dan Tretan Muslim sebagai moderator / Foto: Pohan

Coki berpendapat, biasanya para musisi saat album satu hingga tiga albumnya masih meaningful. Tetapi semenjak sukses, keresahan mereka berkurang. Bagaimana Iga bereksplorasi jika sedang tidak resah, agar lirik yang dihasilkan tetap greget.

“Gue tuh masih berjuang untuk mencari keresahan. Dalam arti, gue selalu berjuang untuk mencari masalah-masalah baru karena gue sulit untuk menciptakan lagu ketika gue lagi happy, ketika gue udah settle down, ketika semuanya tercukupi, semua airnya tenang. Gue malah jadi resah sebenarnya,” kata Iga Massardi.

Menurut Iga setiap musisi punya cara yang berbeda. Cara Iga mencari masalah akhirnya ia melakukan browsing. “Gue nemu videonya Mbak Najwa (Najwa Shibab). Itu judulnya ‘Jakarta Tenggelam’. Masih ada videonya di YouTube bisa diakses.”

Akhirnya, video tersebut menjadi inspirasi Iga membuat lagu “Guna Manusia”. Ide lain muncul dari isu agama, ia menciptakan lagu “Masa Mesias Mesias” bercerita tentang menyindir orang-orang yang memang merasa sebagai jurus lambat lalu mengumpulkan orang-orang untuk menjatuhkan golongan lain. Iga juga menjadi aware terhadap isu mental sickness lewat lagu “Seribu Racun”.

Tretan menutup sesi ini dengan pertanyaan apa sih definisi menjadi manusia? “Kalau gue nggak bisa kasi manfaat buat orang lain sekecil apapun itu, gue nggak eksis di dunia ini. Maksudnya nggak eksis tuh nggak ada. Karena buat gue manusia itu baru ada ketika dia udah punya manfaat buat orang lain,” jelas Iga.

Diskusi Menelirik: An Intimate Discussion with Musicians / Foto: Pohan

____

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …