Musisi Djaduk Ferianto Meninggal, Dunia Kesenian Indonesia Berduka
Musisi / seniman kondang tanah air Djaduk Ferianto meninggal dunia. Dunia seni asal Yogyakarta ini menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (13/11) dini hari. Beliau meninggal di usia 55 tahun. Hari ini, dunia seni Tanah Air berduka atas kepergian sang maestro.
Kabar duka ini kami terima pertama kali dari akun twitter @ngayogjazz, sebuah festival jazz tahunan yang digelar di Yogyakarta pada pagi tadi.
Telah berpulang ke sisi Tuhan YME, keluarga & sahabat kita, pendiri Ngayogjazz, @DjadukFerianto
Mohon dimaafkan segala kesalahan almarhum semasa hidupnya & mohon doanya supaya beliau diberi tempat terbaik di sisi-Nya.
Sugeng tindak, Honn.#RIPDjadukFerianto #NgayogjazzBerduka pic.twitter.com/nGjN1RRnVe
— NGAYOGJAZZ 2020 (@ngayogjazz) November 12, 2019
Pendiri Ngayogjazz ini seharusnya akan bermain bersama Kua Etnika dan Didi Kempot serta Soimah pada gelaran jazz yang digelar Sabtu, 16 November nanti. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain.
Sang kakak, Butet Kertaredjasa juga sesama pendiri Kua Etnika menyatakan keikhlasannya atas kepergian sang adik tercinta. Lewat akun instagramnya, mas Butet menuliskan dua kata yang mengeskpresikan kepasrahannya kepada sang Maha Pencipta.
https://www.instagram.com/p/B4x8ApmBoeD/
Musisi Tanah Air Berduka Cita
Kematian musisi kondang Djaduk Ferianto sempat menduduki posisi puncak dalam trending topic twitter di Indonesia. Banyak netizen yang kemudian saling mengungkapkan turut berbelasungkawa. Beberapa dari mereka datang dari sesama musisi.
Heru Shaggydog mengenang pertemuannya dengan Djaduk di salah satu tempat di Yogyakarta yang ternyata menjadi pertemuan terakhirnya dengan sang maestro.
"Om, ketika seumuranku, njenengan seperti apa om, sebagai musisi ?"
Panjang lebar beliau bercerita sampai hampir pagi.
Pertemuan yang tak disengaja malam itu di bilangan Prawirotaman, adalah yang terakhir bagi kami.
Sugeng tindak, Maestro Djaduk Ferianto. pic.twitter.com/nzzxsEFUfd
— HERUWA (@HERUWA) November 13, 2019
Sherina Munaf tak bisa menyembunyikan rasa dukacitanya. Ia pun mengunggah foto lawas bersama almarhum ketika dirinya bermain di film Petualangan Sherina.
Selamat jalan Om Djaduk, terima kasih sudah mencintai seni, musik, budaya, dan mewarnai hidup kita dengan karya-karyamu yang indah. 🤗 pic.twitter.com/ClOBR0q33g
— Sherina Sinna (@sherinasinna) November 13, 2019
Ucapan belasungkawa juga datang dari duo Endah N Rhesa. Duo musisi asal Pamulang ini mengenang sang musisi sebagai sosok seniman istimewa yang penuh kehangatan.
Turut berduka cita atas berpulangnya Mas Djaduk Ferianto.. sosok seniman istimewa, penuh kehangatan, kasih sayang, selalu membagi ilmu, semangat, dan harapan… sugeng tindak, Mas. Doa kami untukmu. Semoga keluarga diberikan kesabaran dan ketabahan. Aamiin.. [📸 @nalasatmowi ] pic.twitter.com/N6iGtFYODZ
— Endah N Rhesa (@endahNrhesa) November 13, 2019
Seperti yang dikutip dari Tempo.co, kematian musisi Djaduk Ferianto ini diduga karena serangan jantung. Keterangan ini datang dari pernyataan istri dari keponakan almarhum, Amelberga Astri P. Lebih jauh lagi, menurut Amel, jenazah Djaduk Ferianto disemayamkan di Padepokan Bagong Kussudiardja. Almarhum akan dimakamkan di makam keluarga Sembungan, Kasihan, Bantul.
Bersama kakaknya, Butet Kertaradjasa dan Purwanto, Djaduk Ferianto mendirikan Kelompok Kesenian Kua Etnika pada tahun 1995. Kua Etnika dirikan sebagai sebuah penggalian atas musik etnik dengan pendekatan modern. Selain Kua Etnika, Djaduk juga mendirikan Orkes Sinten Remen di tahun 1997 sebagai bentuk apresiasinya terhadap musik keroncong. Di dunia kesenian, khususnya jazz, Djaduk Ferianto menjadi motor jazz Ngayogjazz di Yogyakarta sejak 2007 dan Jazz Gunung Bromo sejak 2009.
Almarhum Djaduk Ferianto menginggalkan 5 orang anak, satu diantaranya adalah Gusti Arirang yang dikenal oleh anak muda hari ini sebagai musisi/bassist dari grup band Tashoora. Grup band asal Jogja ini baru saja melepas album terbarunya yang bertajuk Hamba Jaring Cahaya, Hamba Bela Gelapnya.
_______
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …