Rekomendasi: hara – Kenduri
Memecahkan simbol-simbol dalam karya yang indah adalah hal yang selalu menyenangkan. Dan dalam budaya populer kesempatan ini jarang muncul. Pengeculian untuk karya terbaru Rara Sekar dengan moniker, hara (menggunakan huruf kecil) melalui album mini Kenduri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kenduri adalah tradisi selamatan, berupa perjamuan makan untuk memperingati peristiwa, minta berkat dan sebagainya, juga untuk memperingati/mendoakan roh (jiwa) orang yang telah meninggal. Sebagai benang merah, Kenduri di sini bercerita tentang pencarian harapan dengan alam di tengah pandemi yang dilalui Rara dengan merawat kebunnya.
Simbol kebun ini juga muncul pada foto sampulnya yang menggambarkan Rara di antara tanaman, dengan latar berwarna salem. Mengenakan yang nampak seperti pakaian perempuan Indonesia tradisional lazim dipakai di desa yang karena cuaca panas, sehingga hanya mengenakan atasan dengan balutan rok kain batik ketika beraktifitas. Sosok dewi Sri yang dikenal sebagai dewi pertanian, padi, sawah dan kesuburan di pulau Jawa dan Bali ditengarai menjadi inspirasi foto sampul album mini ini.
Nusantara Jawa dan Bali dalam balutan petikan gitar akustik dengan lapisan soundscape menerawang di belakangnya
Nuansa tradisional juga yang menjadi dasar EP berisi empat lagu ini. Nusantara Jawa dan Bali dalam balutan petikan gitar akustik dengan lapisan soundscape menerawang di belakangnya. Yang meskipun murung namun terasa menenangkan. Dibuka dengan petikan gitar dan nyanyian pujian berulang-ulang pada lagu “Tembang Tandur”, sesi dendang doa untuk semua mahluk hidup dan Ibu Bumi ini pun dimulai.
Tumbuh Gugur / Tumbuh Gugur // Kulantunkan tembang tandur / Agar tanah kami subur / Tumbuh Gugur /Tumbuh Gugur
Nuansa nusantara segera menyeruak lebih kental ketika Rara menyenandungkan notasi vokal tradisional Jawa, ditimpali senandung berbahasa Bali oleh Guna Warma dari duo pulau dewata, Nosstress. Di sini lirik metafora yang begitu indah teruntai. Bagaikan sang anak (manusia) yang sungkem kepada sang Ibu (Bumi)
Oh, Ibu Aku anakmu / Aku anakmu / Tak tahu malu // Oh, Ibu Aku anakmu / Aku anakmu / Datang bersimpuh / Meminta restu
Kita lalu benar diteduhkan dengan lagu yang bernuansa paling pop -meski tetap minor- melalui, “Kebun Terakhir” yang seperti menjadi jantung dari album mini ini,
Tanah air udara / Teriakku meminta / Tanah air udara / Tubuh-tubuh terluka // Melihat dan mendengar / Segala membelukar / Mengakar dan menjuntai jadi gulma yang benar
Nuansa nusantara menyeruak ketika notasi vokal tradisional Jawa, ditimpali senandung bahasa Bali oleh Guna Warma “Nosstress”
Sempat berpikir ini adalah empat-menit-kurang yang paling berharga, tapi ternyata salah. Karena masih ada “Arumdaru” sebagai penutup yang berlapis orkestra begitu indah. Puncak emosi pun tuntas dengan apik di lagu terakhir ini. Untaian lirik singkat paling efektif dalam menutup album dan musik mencapai klimaks.
Tiada hidup tak sahaja / Tiada doa selain bahagia // Kuserahkan semuanya di sana
Kita seperti dibawa berpetualang ke dalam harapan yang timbul dan hilang dalam harapan seorang Rara Sekar melalui Kenduri. Dan uniknya semua kemurungan ini sangat menenangkan. Tidak mengherankan jika mengingat ramuan ampuh ini lahir dari sosok terkini Rara sebagai seorang penyanyi/penulis lagu, musisi, peneliti dan urban gardener.
Pada akhirnya Kenduri yang memadukan musik pop, folk, ambience dengan musik nusantara ini menjadi sebuah karya kontemplatif penting yang terlahir dari era pandemi yang belum jelas kapan ujungnya ini.
Sebuah saran, luangkan waktu khusus untuk menyimak Kenduri, hara ini tanpa melakukan apa-apa selain duduk nyaman dan meresapi dendang doa yang diperuntukan untuk seluruh mahluk hidup, Ibu Bumi dan seisinya. Akan menjadi 13 menit 40 detik yang sangat berharga untuk kita lalui di era sekarang ini.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …
I’m Kidding Asal Aceh Tetap Semangat Berkarya di Tengah Keterbatasan
Setelah merilis 2 single bulan Juni lalu, band pop punk asal Aceh, I’m Kidding akhirnya resmi meluncurkan album penuh perdana mereka dalam tajuk Awal dan Baru hari Minggu (10/11). I’m Kidding terbentuk …