Menyatu bersama Hursa

Dec 6, 2021

Setelah empat bulan album resmi beredar, Hursa akhirnya menggelar Pesta Rilis Katarsis hari Minggu, 5 Desember 2021 di Antasore Japanese Dining, Jakarta Selatan. Pesta ini dibuka aksi memukau dari kuartet Rimba yang membawakan lebih dari tiga lagu dan dihadiri banyak rekan musisi.

Rimba. / Dok: Raka Dewangkara.

Waktu menunjukkan sekitar pukul 7 malam, hujan perlahan mulai mereda. Para personel Hursa memasuki areanya. Mereka membuka pertunjukan dengan dua lagu.

“Lagu-lagu berikutnya menyeramkan buat kami karena kami jarang memainkannya,” kata Pandji Akbari.

Suasana bekas hujan begitu hangat, penonton yang tadinya menepi untuk berteduh akhirnya merapat ke depan. Hursa meneruskan aksinya dengan “Kabung”. Pandji pun kembali memberikan komentar tentang lagunya.

Hursa. / Dok: Raka Dewangkara.

“Lagu ini sangat emosional banget buat gue pribadi,” ungkap Pandji soal lagu yang ditujukan untuk Ibunda tercinta yang sudah berpulang.

Hursa juga membawakan “Semusim Kelam” langsung bersama kolaboratornya, Neida. Lagu-lagu yang berbalut kesedihan mengantarkan nomor “Menemulihkan” yang dinyanyikan oleh Gala Yudhatama.

Neida Aleida yang didapuk sebagai kolaborator. / Dok: Raka Dewangkara.

Beberapa nomor dari album Katarsis termasuk “Heylaa” kabarnya memang akan dibuatkan versi accoustic string-nya. Pesta malam itu juga menampilkan Charita Utami yang menjadi kolaborator mereka untuk versi tersebut.

Sang kuartet meneruskan aksi mereka dengan lagu “Hursa, Hursa”. Tak lama kemudian, Pandji beralih memetik gitar akustik, Gala yang menyanyikan lirik lagu dari balik papan tuts. Masih dari album kedua, yang disebut lagu cinta. Mereka memainkan “Dan Seterusnya”.

Hursa bersama Charita Utami. / Dok: Raka Dewangkara.

Di nomor “Ruang Tanpa Jenjang”, aksi mereka diakhiri permainan drum Yoseph Goldy. Malam semakin pekat dengan hadirnya satu lagi kolaborator di albumnya, Sri Hanuraga untuk judul “Rumangsa”. Penonton sontak ikut bersemangat.

Kejutannya, Hursa membawakan lagu cover “Merintih Perih” milik Sore. Tiga lagu terakhir dihiasi “Di Banyu Biru, Di Tatapmu Abu”, dan “Terima Kasih” seperti di album yang menjadi nomor penutup. Pesta ini pun menyisakan satu encore, “Ruai” dari album perdana mereka, Harap dan Tuah.


 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)

Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …