Anton Wirjono: Pengaruh Future 10 Sebagai Katalis Pesta Bawah Tanah

Feb 23, 2022

 

 

Beda dengan sekarang, periode perkembangan musik elektronik di Jakarta banyak dihiraukan orang. Pada dekade 90-an, industri dunia malam menguasai budaya musik elektronik di metropolis berkembang ini, menghasilkan reputasi yang kurang baik. Kerap diskotik atau klub malam identik dengan kegiatan negatif.

Beginilah skena musik elektronik Jakarta saat Anton Wirjono kembali dari San Francisco sepulangnya merantau. Karena terekspos kepada budaya musik elektronik yang sedang berkembang di Amerika Serikat ini, Anton kembali dengan misi membentuk budaya baru di industri yang monoton di Jakarta. Dimulai dari acara kecil di klub-klub yang kurang populer, ia kini menjadi salah satu figur penting dalam pembentukan skena musik elektronik bawah tanah di Indonesia dengan bendera Future 10 pada tahun 1995. Bagi Anton, semua yang ia lakukan dalam nama musik elektronik bawah tanah ini merupakan tugas alami bagi siapapun yang memahami nilai-nilai yang dibawa dalam budayanya.

Memang berkembangnya industri musik elektronik di Jakarta sangat terikat dengan keberadaan diskotik yang erat kaitannya dengan dunia malam. Musik elektronik belum menjadi komoditas yang dapat dikonsumsi dengan mudah seperti sekarang. Limitasi distribusi yang ada, digabung dengan minimnya pelaku, dan sulitnya akses membatasi musik elektronik hanya menjadi musik iringan dunia malam.

Bagi seorang DJ seperti Anton, limitasi untuk berkarya saat itu cukup banyak. DJ pada waktu itu bersifat seperti jukebox, menerima pesanan lagu dan memainkannya. Tidak memiliki kebebasan untuk memutar lagu di luar rotasi lagu populer yang dimainkan di semua tempat. Segala bentuk eksperimentasi sebagai seorang DJ atau sebuah event promotor ditolak mentah-mentah oleh pasaran. Hal ini sering terjadi menurut Anton pada masa berkembangnya Future 10.

Menjadi DJ di era berkembangnya Future 10 bukan sesuatu yang populer seperti paska populernya genre elektronik EDM. Anton menjelaskan sekarang gambaran seorang DJ bisa dikaitkan dengan pekerjaan yang sukses, banyak cerita sukses DJ sekarang menjadi musisi serius. Tapi saat ia memulai karirnya, seorang DJ masih dicap negatif karena kaitannya dengan dunia malam.

“Gua ngerasa ada duty untuk melakukan itu, ngasih suatu alternatif ke orang-orang nyari yang beda,” jelas Anton.

Namun secara perlahan, terkumpul juga audiens yang memahami gerakan yang dimulai oleh Anton dan Future 10 pada waktu itu. Bagi Anton memang musik elektronik merupakan sebuah fenomena komunitas, kalau suka, pasti mendukung. Kalau enggak suka, kemungkinan besar belum memahami. Dukungan dari orang-orang sekitarnya menjadi bibit-bibit bertumbuhnya fenomena pertumbuhan kolektif satu dekade ke depan.

Ditambah dengan posisinya sebagai arus luar industri musik elektronik di kampung halamannya sendiri, Anton merasakan adanya keharusan baginya untuk menyediakan sarana bagi orang-orang seperti dirinya. Bukan hanya membenarkan reputasi budaya musik elektronik saja. Namun pesta-pesta yang dibuat Anton merupakan perkumpulan orang-orang yang mencari keseruan yang di luar tren yang populer.

Pengalaman pribadi Anton merasakan acara-acara rave di San Francisco membuka matanya ke sisi positifnya budaya ini. Kembalinya Anton yang merasakan penolakan di berbagai klub, mendorong nalurinya untuk tetap mencoba melawan arus. Anton akhirnya menemukan orang-orang sepaham merupakan awal dari cerita panjang budaya yang masih terus berkembang di Indonesia ini. 

Sekarang kolektif musik elektronik bermunculan di mana-mana. Tidak hanya di kota besar namun di kota-kota satelit juga berkembang budaya dengan gaya orisinil sendiri. Sebelumnya hal ini tidak mungkin terjadi karena keterikatannya budaya ini dengan ekosistem yang usang. Namun, Anton dan Future 10 membawa kemasan baru di jamannya yang sekarang menjadi sistem dasar yang diikuti pelaku-pelaku kontemporer. Semuanya berawal dari kemauan untuk mencari musik yang beda.

“Sebenarnya banyak banget musik yang bagus yang perlu outletnya, perlu panggung,” jelas Anton Wirjono.

Selain Anton Wirjono, tentunya ada banyak lagi pelaku kreatif di Indonesia yang memulai sebuah pergerakan. Apakah lo juga sering tertantang untuk jadi yang pertama? Kalo iya, cek di sini biar makin termotivasi!


 

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …