Masakre – Morbid Extinction (EP)

Dec 30, 2022

Setelah tahun 2018 merilis EP Crawling to Perdition dan  tribute compilation EP Infernal Praise pada 2021, Masakre band deathcrust asal Jakarta kembali dengan rilisan ketiga mereka. Sebuah EP berjudul Morbid Extinction yang dirilis di bawah bendera label musik ekstrim asal Singapura, Pulverised Records

Secara musikal Morbid Extinction tidak terlalu jauh berbeda dengan para pendahulunya. Tetap konsisten menghajar telinga pendengar dengan riff-riff berat bernuansa jahat, purba dan menyeramkan. Gebukan brutal dari ketukan drum berkecepatan tinggi, vokal growling yang menggonggong seperti anjing dan sound busuk mahabising dengan feedback gitar yang memekakkan telinga.

Masakre juga sangat cerdik dalam memadukan influence musik ekstrim lain di luar daripada death metal dan crust punk. Seperti pada paruh akhir nomor “Excruciating Endless Darkness”, di mana dapat terdengar teknik tremolo picking ala black metal digunakan pada nomor ini. Hal ini tidak mengherankan karena Masakre juga sempat membawakan cover version dari Mayhem dan Hellhammer di rilisan sebelumnya.

Pengaruh dari musik ekstrim lain juga terasa di nomor terakhir “Abolished Realms” yang dipenuhi dengan riff gitar dan fill drum doom/sludge metal. Tentu dengan tempo yang lebih pelan dari lagu-lagu sebelumnya namun terkesan mengajak headbang dengan lebih brutal pula.

Intensitas musik Masakre bisa dibilang cukup tinggi, sehingga durasi pendek untuk lagu-lagunya adalah cara yang tepat dalam mempresentasikan gaya musik straight forward dan sama sekali tanpa basa-basi ini. Namun, dengan total durasi 11 menit 17 detik, Morbid Extinction memiliki durasi paling panjang dibanding rilisan-rilisan pendahulunya.

Penggunaan delay pada vokal dalam EP ini juga sesuatu yang buat saya aneh namun menarik dan cukup memberikan sedikit kesan eksperimental. Salah satu poin pembeda dari gaya vokal pada rilisan sebelumnya.

Namun sayang, hampir mustahil untuk mendengar apa yang mereka coba katakan dalam lirik mereka. Karena memang harus diakui untuk mendengar musik dengan gaya vokal growling yang low seperti ini pasti membutuhkan panduan lirik untuk mengerti apa yang disampaikan lewat lirik mereka. Mungkin Masakre hanya menuliskan lirik mereka dalam sleeve CD, Vinyl dan kaset mereka yang baru rilis beberapa waktu lalu. 

Untuk masalah visual, artwork pada sampul depan Morbid Extinction juga sangat memuaskan mata saya. Mungkin untuk sebagian orang agak membosankan dan klise untuk melihat artwork hitam putih dengan gambar angker menghiasi berbagai sampul depan rilisan band dengan musik serupa, namun hal tersebut tidak pernah membuat saya bosan.

Dikerjakan oleh Muhamad Candra a.k.a. MFAXII, seorang ilustrator asal Bandung yang sudah banyak mengerjakan artwork untuk band-band ‘gelap’ di seluruh dunia. Tampaknya Masakre memang juga sudah menjadi pelanggan tetap mengingat semua artwork sampul ketiga rilisan Masakre sejauh ini adalah hasil karyanya.

EP ini mungkin belum banyak dibahas secara luas oleh penggemar musik lokal pada umumnya. Walaupun sebenarnya banyak media musik bawah tanah di beberapa negara yang sudah membahas soal EP Morbid Extinction ini. Ya memang gaya musik sebrutal ini sering kali hanya akan menjadi ‘primadona’ di kalangan atau skenanya sendiri dan bukan untuk semua orang. It’s either you like it or not. That’s it.


 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.

Eksplor konten lain Pophariini

Momen 15 Tahun Berkarya, Jevin Julian Luncurkan Album i will, i’m sure

Jevin Julian terakhir merilis karya musik tujuh bulan yang lalu berupa album mini berjudul 20 50. Belum sampai setahun, produser, penyanyi sekaligus penulis lagu satu ini memutuskan kembali lagi dengan membawa album penuh terbaru …

Traffic Jam Asal Solo Mengawali Album Mini dengan Single Untuk Apa?

Tidak memiliki materi baru selama 3 tahun, Traffic Jam asal Solo kembali dengan single anyar berjudul “Untuk Apa?” hari Jumat (03/05). Band beranggotakan Anisa (vokal), Bintang (vokal, gitar), Billy (bas), Ernest (gitar), dan Rovega …