Chriselda – Glass
Musisi-musisi baru dengan berbagai genre terus bermunculan. Kalau rajin mengulik layanan streaming musik, kita tak hanya bisa menemukan yang sedang ramai dibicarakan. Tetapi bisa mendapatkan materi baru atau lama, yang ternyata enak didengarkan.
Berangkat dari penemuan atau pencarian itu, masih ada saja yang masih belum mendapat perhatian lebih. Dia adalah Chriselda yang bisa menambah daftar penyanyi R&B/Soul wanita Indonesia hari ini.
Chriselda memulai karier bermusik dengan single berjudul “Mine” di tahun 2020. Ia merilis lagu tersebut satu bulan sebelum COVID-19 ditetapkan sebagai pandemi di Indonesia. Saya sendiri baru mendengarkan suara merdunya, setelah Chriselda merilis beberapa materi. Hingga lagu berjudul “Time” yang menjadi pembuka album mini Glass ini, menjadi awal perkenalan saya dengannya.
Lagu “Time” memiliki mood R&B yang solid. Mungkin kalau mau sedikit bereksplorasi, ia bisa menyelipkan ocehan dari seorang rapper sebagai pengganti “yeah” di penggalan liriknya atau bersahutan dengan penyanyi R&B pria supaya lagu makin bernyawa.
Album Glass yang memiliki garis besar tentang perasaan memilih lagu “Somebody I Could” untuk menempati urutan yang kedua. Memang benar adanya, karakter vokal Chriselda yang lebih dari cukup ini ketika membicarakan harapan perlu tetap sesantai itu.
Pilihan aransemen untuk lagu-lagunya sudah sesuai dengan tema yang dibicarakan. Seperti yang terdengar di lagu selanjutnya, “On These Days”. Chriselda menyatukan keresahan dengan visual yang menggambarkan segala maksudnya dalam video lirik yang kini sudah mencapai 1,6 juta penonton.
Berbeda ketika mendengarkan “Closure” yang dibuka hanya diiringi piano. Di lagu ini, Chriselda lebih dalam mengantarkan kerinduan yang tak tertahankan. Suara latar yang menghiasi, membuat lagu ini lebih hidup, tak kosong seperti hatinya.
Masuk ke nomor yang kelima, “Papercut” dengan intro yang gurih, Chriselda sedikit memunculkan keramaian. Mendadak ramai pula isi kepala, begitu mendengarkan lagu ini. Lalu, ia menutup album secara keseluruhan dengan “Glass”, yang menawarkan aransemen yang membawa saya berada di titik terendah.
Chriselda tak hanya bernyanyi, ia yang menulis dan menjadi produser untuk albumnya, kecuali mixing dan mastering di tangan yang lain. Poin ini penting sebagai pijakan awal dalam mempresentasikan kebolehannya secara utuh sebagai musisi.
Apakah Chriselda di masa mendatang akan tetap mempertaruhkan egonya dengan mengerjakan semua sendiri? Semoga ia bisa menambah kolaborator dan bumbu manis yang lain untuk musiknya yang seksi.
Ini bukan lagi soal ratusan ribu streaming atau juta penonton yang pernah diraih. Setelah memiliki bekal Glass ini, saya berharap Chriselda bisa sering bertemu langsung dengan pendengarnya. Mengingat 6 lagu yang terdapat di album sudah bisa membawa dirinya untuk bermain di showcase khusus maupun panggung festival.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …