Sisitipsi – Kenangan Bang Maing
Sosok Ismail Marzuki atau Bang Maing dikenal sebagai salah satu nama penting dalam sejarah musik dan perjuangan bangsa Indonesia. Komponis yang lahir di Kwitang ini menjadi pahlawan nasional akibat jasanya dalam menciptakan lagu-lagu nasional termasuk lagu perjuangan, dari “Halo-Halo Bandung”, “Indonesia Pusaka”, “Gugur Bunga”, Rayuan Pulau Kelapa” dan masih banyak lagi.
Namun di ranah musik populer, Ismail Marzuki dikenal atas karya-karya populernya, antara lain “Aryati”, “Juwita Malam”, “Wanita” dan masih banyak lagi.
Sudah banyak karya-karya tribute atas komponis besar ini, semua tersebar dari masa ke masa dalam sejarah musik Indonesia. Semua hadir dalam banyak ragam dan versi. Hari ini, Sisitipsi kembali memberikan penghargaan kepada bang Maing atas kontribusi kepada musik populer tanah air.
Ada 8 buah lagu yang tersaji di dalam album tribute ini. Semua dikemas dalam aransemen yang sedap dan segar. Dibuka dengan “Aryati” yang menampilkan bossanova santai, suara Fauzan Lubis menghantarkan setiap lirik menjadi lebih syahdu. Barisan seksi tiup menambah keharmonisan lagu yang ditulis bang Mail sejak tahun 1939 ini. “Juwita Malam” menyusul kemudian dengan unsur brass funk yang menarik, sensasi swing yang aduhai di “Kopral Jono”. Potongan yak terduga ada pada “Rayuan Pulau Kelapa” yang dikemas ala samba yang mempesona. “Rindu Lukisan” dengan gaya polka. Aransemen disko santai terdengar di “Sabda Alam” sementara “Selendang Sutra” hadir santai dengan gaya reggae-nya. Lagu ini ditutup dengan sebuah waltz yang anggun dalam “Sepasang Mata Bola”.
Dari aransemennya, saya harus acungkan jempol kepada Sisitipsi. Bagaimana mereka mengemas setiap lagu dan mengolah kembali dalam nuansa yang berbeda butuh kecerdasan, waktu dan kekompakan yang di atas rata-rata. Kecerdasan ini terasa cocok dengan keahlian Bang Maing, sang komponis yang memang dikenal cerdas dalam menulis lagu dan memainkan instrumen. Dalam berbagai sumber yang saya baca, bang Maing sendiri dikenal sebagai sosok multi instrumentalis yang bisa memainkan delapan alat musik, antara lain harmonika, mandolin, gitar, ukulele, biola, akordeon, saksofon dan piano. Sebagian dari unsur-unsur alat musik ini, dari gitar, piano termasuk saksofon dan akordeon ada di aransemen yang dihadirkan ulang oleh Sisitipsi.
Sayangnya, lagu-lagu yang ditampilkan sebetulnya tidak memenuhi ekspetasi saya. Mengapa demikian? Karena lagu-lagu yang dimainkan di sini adalah lagu-lagu umum dari bang Maing, sementara dari seluruh diskografi karya bang Maing ada banyak yang boleh dibilang jarang ditemui dalam album-album tribute. Semisal “Wanita”, “Di Wajahmu Kulihat Bulan”, “Tinggi Gunung Seribu Djandji”, Di Dalam Taman Bunga”, “Kasih Putus Ditengah Djalan”, “Serba-Serbi Batik” dan beberapa karya yang lain yang berserakan di situs Irama Nusantara.
Terlepas dari alasan tertentu soal pemilihan lagu, bagian dari kritik saya terhadap album ini adalah soal ini. Memanfaatkan situs dokumentasi audio semacam Irama Nusantara harusnya menjadi pertimbangan Sisitipsi dalam menggarap sebuah karya tribute yang berbeda dari yang ada demi mencari sisi-sisi lain dari sang legenda.
Saya harap Kenangan Bang Maing akan hadir kembali di volume berikutnya, tentunya dengan aransemen keren dari komposisi-komposisi rare milik sang maestro.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …
I’m Kidding Asal Aceh Tetap Semangat Berkarya di Tengah Keterbatasan
Setelah merilis 2 single bulan Juni lalu, band pop punk asal Aceh, I’m Kidding akhirnya resmi meluncurkan album penuh perdana mereka dalam tajuk Awal dan Baru hari Minggu (10/11). I’m Kidding terbentuk …