Humidumi – Nodus Tollens

Mar 27, 2023

Dua tahun ini, saya menyimak nama-nama dari kota yang sama dengan mereka seperti Roschell, Alter, dan Thee Marloes. Tetapi, lucunya saya baru menemukan Humidumi di usia yang ke-11 tahun. Waktu yang cukup lama bukan. Namun, tidak ada kata terlambat untuk mendengarkan karya bagus.

Humidumi sudah mengantongi satu album mini I am ij sin a dan satu album penuh perdana Pathless. Sementara di album mini kedua, mereka menawarkan keunikan. Dengan menggunakan bahasa Latin, Nodus Tollens, album malah berisi lagu-lagu dengan judul dan lirik berbahasa Indonesia.

Mereka meletakkan single “Sementara Biru” yang rilis dua tahun lalu di urutan pertama album. Terdengar suara perempuan di sambungan telefon sebagai pembuka lagu untuk mengatakan perpisahan. Lagu dengan lirik perumpaan ini menampilkan permainan solo gitar dari Methiums yang begitu solid di akhirnya.

Single “Satu Episode” yang sudah mereka rilis dari tahun lalu berada di urutan kedua album. Saya dibawa ke nuansa era lama dengan bunyian synthesizer dan gitar yang menderu. Andai bagian yang diambil oleh Bagas dari Beeswax sebagai kolaborator muncul sejak awal lagu, mungkin lebih terasa momen kolaborasinya.

Dengan label band beraliran pop alternatif, Humidumi melakukan eksplorasi untuk nomor “Spasial Temporal”. Menurut saya, Christabel Annora kolaborator yang layak atas permainan piano dan sumbangan vokalnya. Lagu tak menegangkan secara intens, Nitnot vokalis Humidumi yang mampu mempermanis nyanyian.

Muhammad Arief dari rumahsakit berkolaborasi di nomor keempat “Gejala Anhedonia”. Bukan sebagai dokter, ia membawa pendengar tenggelam ke kubangan aransemen yang menyembuhkan. Raungan gitar listrik yang menghiasi lagu telah mewakili segala kisah hidup yang lagi serba terburu-buru belakangan ini.

Lagu terakhir dari album berjudul “Menjadi Insomnia”. Kurang cocok disetel menjelang tidur karena menciptakan ketegangan akibat bunyi cello dari sang kolaborator Octavianus Triangga. Seakan bunyi-bunyian yang terdengar memunculkan ketakutan lagi dari lagu bergejala sebelumnya.

Bagi saya, materi yang dipersembahkan Humidumi mengesankan. Album berdurasi 24 menit 21 detik ini pantas mendapat perhatian. Seperti ada unsur nostalgia setiap mendengarkan per lagunya. Jika tidak ada lawan yang lebih menarik, album bisa masuk pertimbangan untuk menempati daftar terbaik di tahun ini.


 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Sheryl Sheinafia Ajak Refo Dan Fauna Berkeluh Kesah di Single Kasian

Sheryl Sheinafia merilis single berjudul “Kasian” hari Rabu (01/05) dengan menggandeng musisi yang dikenal sebagai Refo Dan Fauna sebagai kolaborator. Di lagu ini, kedua musisi bercerita tentang keluh kesah percintaan seseorang saat memasuki usia …

Rilis Album Baru, Eleanor Whisper Merasa Lebih Tenang

Band asal Medan yang dikenal dengan nama Eleanor Whisper resmi melepas album kedua di bawah tajuk Mati Bersemi hari Jumat (03/05). Album ini menampilkan 4 single yang sudah dirilis band sejak tahun 2022 lalu …