Pembuktian Idgitaf Sebagai Musisi di Album Mengudara
Melengkapi kehadiran single “Satu-Satu”, “Dermaga”, dan “Kehilangan” yang dirilis satu per satu sepanjang 1 tahun ini, Idgitaf akhirnya menghadirkan album penuh perdana yang diberi judul Mengudara.
Album yang sudah bisa didengarkan sejak Jumat (28/07) ini rilis di bawah naungan label musik yang dibangun Gita sejak awal karier, Idgitaf Musik. Ia mengadaptasi banyak hal tentang merelakan sebagai benang merah 9 lagu yang ada di album.
Gita memilih lagu yang berjudul sama dengan album sebagai trek utama dari Mengudara. Lagu ini diciptakan sebagai bentuk cinta paling besar karena bercerita tentang bagaimana merelakan kepergian seseorang yang dicintai.
“Bentuk cinta paling besarnya itu adalah saat kita mendoakan mereka karena di saat kita mendoakan orang, itu bisa jadi kita enggak berada di ruang dan waktu yang sama dengan mereka. Tapi karena kita cinta, kita mendoakan mereka. Itu bentuk cinta sungguh selfless menurut aku,” kata Gita dalam siaran pers.
Album Mengudara merupakan resolusi karya-karya musik Gita sebelumnya, yang banyak berbicara tentang luka, trauma, dan ketakutan akan hal yang belum dilewati.
Gita melewati proses pengerjaan album Mengudara selama satu tahun. Ia pun menegaskan, salah satu tujuan perilisan album ini untuk membuktikan produktivitas bermusik.
“Aku pengin punya bukti sah sebagai musisi. Tentunya, ada dukungan kalau aku sebagai orang yang baru di industri ini punya banyak narasi dalam bentuk utuh, panjang, yang pengin aku bagikan ke orang-orang, yang pengin aku perdengarkan ke orang-orang,” ungkap Gita.
Selain menyertakan The Brads, band yang kerap mengiringi penampilannya di setiap panggung, Gita juga melibatkan Ibnu Dian (Matter Halo) dan Wisnu Ikhsantama W dalam menggarap album yang kali ini.
Sebagai seorang musisi, Gita merasa setelah album beredar, karya musik ini bukan miliknya lagi. Kendati demikian, ia mengungkapkan, bahwa karier bermusik yang sudah menjadi pilihannya seperti taman belajar.
“Setiap apapun yang sudah aku keluarkan itu sudah bukan lagi milik aku. Setiap musisi punya ketidakpuasan akan album. Aku sudah mengerjakan secara maksimal yang bisa aku lakukan. Leave room for improvement. Aku masih punya banyak waktu di industri ini, masih punya banyak kesempatan. Mungkin aku akan perbaiki di album selanjutnya, di rilisan selanjutnya, hopefully,” tutup Gita.
Dalam rangka mempromosikan sang album, Gita bekerja sama dengan ilustrator untuk membuat comic strip yang menerjemahkan setiap lagunya. Karya visual ini dapat dilihat melalui akun Instagram @idgitaf.
Para penggemar juga patut berbahagia, karena Gita bakal melangsungkan tur untuk album Mengudara yang dijadwalkan bergulir akhir tahun ini. Mari nantikan.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …