10 Rekomendasi Musisi Bandung yang Wajib Didengar
Bandung masih––dan akan tetap–menjadi kota yang menyenangkan untuk menelusuri rilisan musik baru, para pegiat musik di Bandung tak henti-hentinya membuat kejutan dengan aransemen yang beragam. Hari ini mungkin jika berbicara genre atau gaya bermusik semata-mata untuk kepentingan identitas (?) saja, namun pada praktiknya, kepiawaian mencampur banyak referensi musik dalam karyanya, menjadikan mereka tidak terbelenggu pada satu genre saja. Dan keberlanjutan itu yang terus menghasilkan kesenangan bagi kami sebagai penikmat musik.
Musisi generasi lama dan baru sekalipun sampai hari ini tetap aktif menciptakan karya-karya baru. Dengan dukungan komunitas, ruang-ruang yang diaktivasi menjadi ajang unjuk gigi serta peran pemangu kepentingan lain seperti label rekaman, media dan lainnya yang sama-sama saling mendukung. Tak ketinggalan dengan kemudahan akses digital, walau mungkin dipusingkan dengan algoritma dan rilisan musik baru setiap harinya, kita dapat menemukan musisi-musisi yang “jauh” dari radar sekeliling dengan musik yang tak kalah bagus tentunya.
Dari sekian banyak rilisan yang terus berdatangan, ada beberapa rilisan dari musisi Bandung yang menyorot perhatian. Tentu rekomendasi di bawah ini sangat subjekif, mengingat saya tak memiliki energi yang banyak untuk mendengar dan menyaring semua rilisan musik. Sekali lagi, merekomendasikan musisi dalam satu kota adalah salah satu pilihan sulit, namun di bawah ini saya ingin berbagi beberapa pilihan yang mungkin teman-teman dapat meluangkan waktu untuk melirik dan mendengarkan.
1. Swarm
Untuk yang pertama, unit post-hardcore–atau mereka melabeli dengan screamo–rilisan dari Husted Records: Swarm, yang dibentuk di tahun 2017 lalu mengeluarkan EP pada tahun 2022 dengan tajuk “Menyerbak Asap”. Swarm hadir dengan nuansa gelap yang menyegarkan, seperti menegaskan bahwa musik bawah tanah Bandung beserta musik ekstrimnya tak pernah kehabisan energi untuk ranah ini. Eksplorasi dari hardcore dan sentuhan black metal jadi sajian apik dari mereka.
2. Collapse
Dari bagian lain, pemain handal di ranah alternative rock, Andika Surya sebagai “pionir” dari grup, atau melihat formasi yang sekarang mereka dapat disebut dengan super grup. Collapse yang hari ini digawangi oleh Andika, Angga, Satria, Mario dan Hasbi baru saja menyelesaikan EP yang berjudul “Saint” (2023), berisikan empat lagu yang cukup untuk memberi nuansa baru dalam proyek teranyar bersama personil barunya. Ditambah dengan konsistennya Andika dalam menulis lirik puitis yang tak hiperbolik, Hidup tuk Sementara // Jadilah Bunga Kehidupan, penggalan lirik dalam lagu “Violet Membran”, tak lompat jauh dari lirik di awal yang tertulis Tuhan, Restu // Kuangkan Tenang.
3. Sunbath
Sejak era Mojan masih jadi personel Sunbath, dan EP “Divine” rilis pada tahun 2021, grup ini sudah mencuri perhatian. Bandung yang saat itu dibanjiri musik hardcore, post-metal dan lain sebagainya yang sejenis, muncul-lah Sunbath dengan roman kental alternative 90an, mendobrak scene di Bandung yang sangat menarik dengan musik seperti apa yang Sunbath presentasikan.
4. Cal
Proyek solo dari Gilang Hade tahun lalu (2022) baru saja mengeluarkan EP berjudul “Anthracite Grey” yang dirilis oleh Disaster Records, Gilang yang turun tangan langsung untuk keseluruhan penciptaan materi dan produksinya menghasilkan karya yang luar biasa bagus. Kental dengan fuzz/alt-rock, satu sisi yang berbeda dari grup yang ia gawangi, Its Madness & Charlie Be Nice.
5. Fuzzy, I
Seolah garansi akan terjamin mutunya bila Alyuadi terlibat dalam salah satu grup, bersama Dissa Kamajaya, Egi Hisni, Fathara Rizqi dan Hendrawan Saputra, Fuzzy, I telah merilis dua album penuh dalam rentang waktu yang cukup dekat. Selain materi musik yang luar biasa, penampilan langsung mereka pun tak kalah mengagumkannya. Tengok saat mereka tampil di acara Tukar Suara yang diinisiasi oleh Sorge di Teater Salihara pada bulan Mei (2023) kemarin, epik.
6. Dhira Bongs
Representasi musik city pop dari Bandung mungkin dapat diwakili oleh Dhira Bongs, solois yang sudah cukup lama malang melintang di kancah musik ini sempat tergabung dengan salah satu grup band beraliran ska. Album terakhir yang dirilis dengan judul “A Tiny Bit of Gold In The Dark Ocean” adalah hasil buah pemikiran Dhira yang brilian; karena menciptakan musik “sederhana” itu sulitnya minta ampun, dan Dhira berhasil memanjakan telinga dalam musiknya.
7. Kid Vicious
Duo berandalan hip hop yang tergabung di Def Bloc Union, Kid Vicious sebagai pemegang kuasa mikrofon bersama Ways si beatmaker. Album penuh pertama Kid Vicious, “PSYCH-KID-DELIK” yang dirancang bersama Ways menjadi suguhan generasi baru hip hop di Bandung. Setelah Randslam, mungkin Kid Vicious akan menjadi rapper bebahaya jika dapat menjaga konsistensinya.
8. Kaspyx
Jika ingin mencari jalan pintas untuk menerawang kiamat, mendengarkan Kaspyx menjadi salah satu kandidat teratas untuk itu. Grup yang mengusung death/doom metal, serta beberapa sentuhan riff a la Dikdik semakin memantapkan gambaran distopia yang diusung pada EP perdana mereka. Kaspyx sebagai band pendatang baru, dengan diisi oleh pemain-pemain yang telah lalu lalang pula di kancah musik bawah tanah Bandung tak membutuhkan waktu yang lama untuk mendapat atensi positif. Mereka memainkan kembali apa yang sudah jarang terdengar pada rilisan-rilisan musik, khususnya di Bandung dengan nuansa baru tentunya.
9. Haul
Selanjutnya kembali menyimpan satu unit ugal-ugalan rilisan Disaster Records, Haul. Sempat lama tak mengeluarkan rilisan, tahun ini mereka rilis kembali dengan single “Adamar”. Sentuhan trash/black metal 70an, solo riff gitar panjang yang mengingatkan kembali akan para guitar hero zaman dulu. Haul berhasil membawa memori lama untuk dinikati hari ini.
10. Flukeminimix
Ketika dimintai untuk merekomendasikan musisi, dimanapun dan oleh siapapun, saya tak pernah ragu dan pasti memasukkan Flukeminimix. Unit post-rock/metal yang sudah lebih dari satu dekade umurnya masih mampu membius pendengar. Jika kalian penikmat GY!BE, ISIS, Neurosis, Flukeminimix adalah tawaran utama untuk musik sejenis itu. Selalu memuaskan jika menonton langsung penampilan mereka.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Lirik Lagu Empati Tamako TTATW tentang Mencari Ketenangan dan Kedamaian
Penggemar The Trees and The Wild sempat dibuat deg-degan sama unggahan Remedy Waloni di Instagram Story awal November lalu. Unggahan tersebut berisi tanggapan Remedy untuk pengikut yang menanyakan tentang kemungkinan kembalinya TTATW. …
Di Balik Panggung Jazz Goes To Campus 2024
Hujan deras di Minggu siang tak menghalangi saya menuju gelaran Jazz Goes To Campus (JGTC) edisi ke-47 yang digelar di FEB UI Campus Ground, Depok pada Minggu (17/11). Bermodalkan mengendarai motor serta jas hujan …