Setelah berkarier selama sewindu, Skastra resmi merilis album ketiga berjudul Metanoia hari Jumat (01/12).

Kata Metanoia yang dalam bahasa Yunani kuno memiliki arti perubahan pikiran ini mewakili banyaknya transisi sepanjang perjalanan bermusik Skastra, termasuk perubahan karakter dan hadirnya unsur kreatif yang baru dalam musik mereka.

“Naik turun kisah kehidupan dan segala hiruk pikuknya ada di album ini, dibalut dengan saling-silang berbagai genre,” kata drumer Skastra, Ibrahim Rahman dalam siaran pers.

Dalam proses produksi album, band melibatkan musisi-musisi tamu untuk mengisi beberapa bagian instrumen, seperti Daniel Sukoco (baritone saxophone), Biondi Marvadilla (perkusi), Daniel Hutapea (flute), Faiz M. Fitrandika (trombon), Adya Razak (trombon), dan Erikson Jayanto (strings).

Para personel memilih Harper Studio, Jakarta untuk proses rekaman sampai paska produksi album Metanoia. Mereka memercayai Bambang Hari Permana untuk mengeksekusi semua tahap penggarapan album.

“Gue belum pernah denger ada band Indonesia yang musiknya kayak gini. Semoga album ini bisa membuka halaman baru dalam perkembangan musik ska/rocksteady/pop alternatif lokal,” pungkas gitaris Skastra, Adi Ahdiat.

Selain bisa didengarkan via seluruh layanan streaming musik, video musik salah satu trek album Metanoia berjudul “Pelabuhan Terakhir” sudah bisa disaksikan melalui kanal YouTube Skastra.