Loutspell Mengaku Lebih Eksploratif di Album Kedua Watch The Fear

Jul 12, 2024

Berjarak 4 tahun dari perilisan album perdana Burning Last, band hardcore punk asal Bandung bernama Loutspell resmi meluncurkan yang terbaru berjudul Watch The Fear dalam format kaset pita tanggal 7 Juni 2024 dan menyusul via platform digital 25 Juni.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by LOUTSPELL (@loutspell)

 

Loutspell beranggotakan Keniro (vokal), Jurraiss (gitar), Willy (bas), Iduy (gitar), dan Aggi (Drum).

Dalam sesi wawancara bersama Pophariini via WhatsApp hari Senin (08/07), Keniro mewakili rekan-rekannya bercerita tentang penggarapan album Watch The Fear. Ia mengatakan album berisi 7 lagu ini karya yang paling eksploratif bagi band dari segi part, eksplorasi suara, dan komposisi lainnya.

“Bahkan kami melahirkan nomor ‘bernyanyi’ dalam album ini yang menempati nomor ketujuh alias penutup, dan dari pemilihan cover album pun kami memutuskan untuk dibuat lebih berwarna,” kata Keniro.

Para personel yang memiliki kesibukan pekerjaan masing-masing dirasa Keniro cukup menjadi kendala mereka saat mengerjakan Watch The Fear. Meski harus memakan waktu 2 tahun, akhirnya Loutspell dapat menyelesaikan sang album.

Setelah menanyakan seputar album, topik bergeser ke apa tujuan awal Keniro dan para personel Loutspell memulai perjalanan bersama. Seperti band dan musisi umumnya, mereka mengawali segalanya dengan iseng untuk sekadar bersenang-senang.

Seiring berjalannya waktu, Loutspell juga menemukan band-band keren yang menjadi panutan mereka. 

“Jadi kalau ditanya tujuan sekarang sih pastinya pengin bikin sebuah karya yang bagus dan keren, terlepas dari orang lain bakal suka atau gak, yang penting kami udah bikin dengan maksimal,” tegas Keniro.

Sesi wawancara ditutup dengan pertanyaan mengenai pergerakan musik di Bandung sebagai kota asal Loutspell yang dirasa Keniro sangat masif. Ia menjelaskan bahwa band-band yang ada di kotanya saling mendukung meski mengusung gaya musik berbeda.

“Meskipun cross-genre, kami di sini bisa nongkrong bareng dan bahkan bikin gigs bareng yang isinya cross-genre dari yang noise sampai yang paling easy listening,” pungkas Keniro.

 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Di Balik Panggung Kabar Bahagia 30 Tahun Perjalanan rumahsakit

Perjalanan 30 tahun bukan waktu yang sebentar untuk berkumpul dan mendedikasikan jiwa raga dalam entitas band. Keberhasilan yang sudah diraih rumahsakit selama mereka berkarier terwujud dalam sebuah perayaan. Bekerja sama dengan GOLDLive Indonesia, Musicverse …

Wawancara Eksklusif Atiek CB: Lady Rocker Indonesia yang Gak Betah Tinggal di Amerika

Salah satu legenda hidup rock Indonesia, Atiek CB menggelar sebuah pertunjukan intim bertajuk A Night To Remember for Atiek CB hari Rabu, 11 Desember 2024 di Bloc Bar, M Bloc Space, Jakarta Selatan.   …