Pensil Kuning yang Kian Meruncing (oleh: Satria Ramadhan)

Aug 3, 2024

Kira-kira itulah kalimat utama yang terbesit kilat, saat Pophariini meminta saya untuk menulis tentang rumahsakit, salah satu band yang berada di roster SRM. Butuh waktu lama untuk berpikir dan menuangkannya dalam tulisan, di tengah tur spinning vinyl (lagu-lagu Indonesia) yang tengah saya lakukan di Jepang. Dan saya berusaha menulisnya senetral mungkin, berdasarkan apa yang saya alami.

Kalau boleh diibaratkan, rumahsakit saat ini ibarat pensil yang baru banget selesai diserut, pensil kuning di era runcing. Padahal tahun ini, rumahsakit memasuki usia yang tergolong gak muda lagi, 30 tahun. Dan saya rasa cukup sulit untuk menjaga keharmonisan band sampai sejauh ini. Kalau di luar negeri banyak contohnya, seperti The Cure misalnya, yang tahun ini menginjak usia 46 tahun.

Satria dan rumahsakit yang sudah berusia 30 tahun / Dok. Geral Dwitama

 

Tapi, Ibarat pensil tadi, ada kalanya rumahsakit mengalami era tumpulnya. Bahkan mereka pernah menyatakan bubar di tahun 2004, setelah akhirnya balikan lagi di tahun 2010. Di era itu, saya diajak sang vokalis lama, Andri LMS untuk membantu mengasuh band ini (2012). Dan di era itu juga terjadi banyak hal yang mungkin kita sama-sama tau, yaitu saat Andri memutuskan untuk berpisah dengan band.

Lalu di tahun 2015, rumahsakit merilis album Timeless dengan vokalis baru, Arief (Bakrie), yang kami temukan dari Soundcloud. Kehadiran Arief jelas memberikan warna baru di lagu-lagu rumahsakit. Album ini bisa dibilang gak terlalu gacor di era awal perilisannya. Mungkin karena album ini adalah album transisi dari pasien lama dengan pasien baru. Mungkin ya.

Lalu, memasuki era baru rumahsakit, pensil yang agak tumpul tadi diserut pelan-pelan. Di era pandemi yang menghantam dunia selama kurang lebih 3 tahun, rumahsakit merilis single “Panasea”. Lalu Lagu-lagu lama rumahsakit seperti “Kuning”, “Pop Kinetik” menjadi viral di TikTok. Dan yang menariknya lagi, setiap lagu di album Timeless, yang dirilis tahun 2015 tadi, malah menjadi favorit para generasi baru. Hampir setiap lagu di album ini, dinyanyikan berjamaah oleh para pasien baru saat rumahsakit manggung. Lalu muncul ‘ruang pasien’, sebuah wadah bagi penggemar rumahsakit, sejak 2023 lalu. Ketajaman pensilnya mulai terasa lagi.

Dan setelah merilis album baru About Time, tahun lalu, materi lagu baru di album ini mulai disosialisasikan lewat panggung-panggung mereka. Setlist manggung pun bertransisi dengan menyisakan 2-3 lagu lama. Penampilan mereka diatas panggung juga dibikin se-trendi dan se-kasual mungkin biar awet muda. Lalu pasien baru dan lama selalu di-maintain oleh mereka dan merchandise pun dirilis mengikuti perkembangan zaman.

Hal-hal di atas itulah, yang bagi saya merupakan bahan baku yang sangat dibutuhkan untuk menjaga keharmonisan sebuah band. Saya yang hampir 12 tahun bersama band ini, menyaksikan sendiri betapa gigihnya band ini. Dan kegigihan itu datangnya dari mereka sendiri. Salut melihat semangat para personel yang walaupun usianya gak muda lagi, tapi tetap tampil bak band emerging yang selalu senang belajar mengenal hal baru. Ini yang membuat mereka menjadi band berumur yang nyaru sama band-band muda.

Jadi, bagi mereka umur hanyalah angka, yang penting ‘Main happy, pulang senang!’ (Yel-yel kami sebelum naik panggung).

Satria menyaksikan kegigihan rumahsakit selama 12 tahun bersama / Dok. Geral Dwitama

 

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …