5 Pertanyaan Satria Ramadhan: AXEAN Berkonsep Showcase Festival untuk Band Emerging
AXEAN Festival siap berlangsung tanggal 28-29 September 2024 di Jimbaran Hub, Kuta Selatan, Badung. Ini menjadi perhelatan AXEAN pertama di Indonesia sejak festival diinisiasi tahun 2020.
View this post on Instagram
Kami mewawancarai Satria Ramadhan selaku Founder SRM Bookings & Services sekaligus Co-Founder AXEAN untuk menanyakan seputar festival ini. Perbincangan diawali dengan penjelasan tentang apa itu AXEAN Festival yang mengusung konsep cukup berbeda dari festival umumnya yaitu showcase festival.
“Showcase festival karena tujuannya untuk menyasar band-band baru yang sedang mempromosikan karya, dan memberi kesempatan kepada mereka untuk ditonton sama delegasi undangan yang umumnya adalah pelaku industri musik dari mulai promotor, festival creator, booking agent, dan bidang yang berkaitan. Kami mengumpulkan pelaku industri di satu event untuk berkesempatan menyaksikan langsung band-band yang tampil,” kata Satria via WhatsApp hari Jumat (13/09).
Satria juga menjelaskan, adanya showcase festival ini memiliki tujuan business-to-business.
“Itu yang memang kami ke depankan, kesempatan untuk musisi berjejaring dengan para delegasi yang datang. Perbedaan signifikannya dengan festival lainnya itu aja sih,” jelas Satria.
Pemilihan Bali sebagai kota penyelenggaran perdana AXEAN Festival di Indonesia bukan tanpa alasan. Menurut Satria, Bali yang dikenal sebagai kota tempat wisata dipilih untuk menjadi daya tarik bagi para delegasi yang datang dari berbagai negara.
“Kemarin kami juga memutuskan di Bali karena harapannya para delegasi yang sudah datang jauh-jauh dari negaranya, mereka bisa menikmati keindahan Pulau Bali juga, selain bisa nonton band-band yang disuguhkan,” ujarnya.
Simak langsung wawancara kami bersama Satria Ramadhan seputar AXEAN Festival menjadi penting untuk dihelat sampai bagaimana cara jika ada band atau musisi yang ingin tampil di festival dengan konsep yang sama.
Apa alasan berani memainkan band-band emerging di festival skala internasional ini?
Tujuannya adalah karena kami mau membantu band-band emerging ini untuk mendapatkan tempat karena kami sama-sama tau kalau band yang established pasti lebih mudah untuk mendapatkan kesempatan itu. Tapi kalau band-band baru yang mereka masih butuh banyak bantuan dan bimbingan, justru kami menyasar mereka-mereka ini yang memang willing untuk belajar tentang hal yang baru di AXEAN Festival. Karena kami kan akan mendatangkan delegasi tadi. Lagi-lagi kuncinya adalah networking.
Selain band emerging, kabarnya beberapa band menawarkan diri untuk main di AXEAN. Kira-kira apa yang menjadi alasan mereka?
Ini pertanyaan menarik, karena kemarin aku kaget juga ada band yang sudah punya nama di Indonesia. Dia menghubungi aku dan bilang, ‘Eh, mau dong main di AXEAN Festival’. Aku gak nanya panjang langsung aku iyakan. Karena kami tau band ini besar, dan aku tau para anggotanya tau konsep showcase festival. Mereka sudah tau kalau main di sini bukan dibayar, dan apapun yang dikeluarkan ditanggung band sendiri.
Kalau memang band sudah tau konsep showcase festival seperti apa, lebih enak untuk kami dan gak perlu dijelasin lagi. Ada beberapa band yang sudah paham, dan ada juga yang merasa ini festival musik pada umumnya, padahal beda.
Sebenarnya apa langkah yang harus dilakukan band lokal untuk bisa manggung di festival semacam AXEAN?
Yang pasti jalurnya adalah dari networking ya. Maksudnya kalau kita datang ke acara terus ngobrol sama pelaku industri, mereka pasti cerita tentang pengalamannya. Lalu bisa juga ya pasti dari media sosial, dan tinggal browsing juga. Dan mungkin bisa bertanya kepada band-band yang memang sudah pernah tampil di acara tersebut.
Next step-nya mungkin bisa dengan pencarian sponsor, karena dana semua kan tidak sedikit. Itu adalah langkah selanjutnya setelah dinyatakan diterima tampil di showcase festival.
Gimana kalian memilih penampil internasional untuk AXEAN?
Biasanya kan kalau showcase festival itu mereka open submission, kayak South By Southwest. Kalau di Jepang, ada Music Lane Okinawa. Terus Taiwan dulu ada LUCfest, ada Zandari di Korea. Itu semua sistemnya submission. Nah, AXEAN nantinya akan seperti itu. Tapi memang saat ini kami masih sistem kurasi dulu. Ini kan cakupan territory-nya luas. Gak hanya melulu Indonesia, tapi kita bicara soal 7 negara di Asia Tenggara.
Saat ini karena kebetulan kami punya representatif dari negara-negara tersebut, jadi dari masing-masing representasi itu, menunjuk 10 nama. Lalu dimasukkan ke dalam satu list, nanti akan di-vote oleh para co-founders band-band yang bukan dari negara dia. Jadi aku gak boleh memilih band dari Indonesia, aku harus vote band non-Indonesia.
Untuk mempermudah pemilihan juga karena kalau kurasi kan at least sudah terkurasi sama setiap representatifnya. Jadi gak perlu capek mendengarkan satu-satu.
Harapan untuk pelaksanaan AXEAN Festival nanti di Bali?
Harapannya kalau aku secara personal adalah aku pengin makin banyak band Indonesia yang perform atau membawa nama Indonesia di luar sana, karena ya saat ini mungkin sudah mulai muncul nama-nama baru tapi memang masih menghadapi kesulitan-kesulitan teknis ya. Dari mulai kepengurusan visa, funding, waktunya juga.
Dengan adanya AXEAN Festival di Bali ini, harapannya nanti teman-teman bisa merasakan experience-nya bahwasannya band lama dan baru punya kesempatan yang sama, kolam yang sama. Tinggal bagaimana caranya sebagai musisi bisa mengolah atau memanfaatkan kesempatan untuk tampil di luar, dan dapat kolam baru.
Banyak banget band yang gede di Indonesia, tapi belum tentu gede di luar. Bisa jadi pas main di luar back to basic lagi sebagai band baru. Ada baiknya sebagai band yang ingin mencoba berbagai macam peluang, juga pasti ingin mencoba kolam lain.
Dan untuk AXEAN-nya secara keseluruhan, harapannya adalah hampir sama sama yang tadi aku katakan, tapi kalau ini lebih ke memberitahu dunia. Karena kalau kita ngomong Asia, yang kesebut cuma tiga, Jepang, Korea, dan Cina. Di dunia Barat sana mostly mereka menganggap band-band Asia tuh ya Jepang kalau gak Korea. Mungkin saja mereka kekurangan informasi tentang band atau musisi bagus di Asia Tenggara.
Jadi itu yang kami highlight. Kami mau angkat derajat band-band ini di mata dunia atau worldwide.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Cerita Hidup yang Lebih Baik Terangkum di Single Perdana CLDGRAY
Penyanyi solo asal Bandung Muhammad Rizkiko yang mengusung nama panggung CLDGRAY resmi meluncurkan single perdana dalam tajuk “TONIGHT” hari Rabu (30/10). Sebelumnya ia sudah pernah merilis 2 single kolaborasi bersama Gbrand berjudul “Sin City” …
Sambut Album Perdana, The Canary Rilis Berbunga di Antartika
Dalam rangka menyambut perilisan album perdana Desember mendatang, unit pop asal Bekasi, The Canary menyuguhkan musik dengan melodi yang lembut nan catchy di maxi-single Berbunga di Antartika (26/10). Karya musik ini terdiri dari 2 …