RESIDIV dari Jakarta Timur Rilis Album Kedua Meski Baru Setahun Berkarya

Oct 25, 2024

Meskipun baru setahun berkarya, band hardcore Jakarta Timur RESIDIV sudah memiliki catatan karya yang banyak. Setelah menghadirkan album demo Riuh (Prolog) tahun lalu dan album penuh perdana Idiosinkrasi awal tahun 2024, band sekarang tancap gas lewat peluncuran album penuh kedua Gemuruh yang dilepas Minggu (20/10).

 

 

RESIDIV beranggotakan Ilham (bas, vokal), Zaki (gitar), Reinhart (gitar), dan Rafa (drum). Dalam sesi wawancara bersama Pophariini hari Selasa (22/10), Zaki menjelaskan bahwa band terbentuk karena para personel mengikuti les di tempat yang sama.

Saat ditanya tujuan mereka bermusik, Reinhart mengatakan ingin menghibur diri sendiri lewat musik yang ia ciptakan untuk RESIDIV. Di sisi lain, Rafa juga memiliki alasan bermusk tersendiri.

“Bermusik dan rilis karya sendiri itu buat ngelampiasin perasaan sama regulasi emosi, sebab itu alat musik pilihanku drum,” kata Rafa.

Sang drumer juga punya kisah menarik soal penggarapan album Gemuruh. Ia mengenang, proses rekaman diawali dengan menggunakan drum elektrik yang selanjutnya diikuti dengan perekaman instrumen lain. Setelah itu, Rafa kembali merekam part drum dengan drum akustik di studio.

“Jadi ibaratnya kayak per lagu pondasinya di-swap waktu udah direkam pakai (drum) akustik,” kisah Rafa.

Cara mereka merilis ulang lagu-lagu demo di album Gemuruh menjadi proses yang menarik bagi Reinhart. Sang gitaris yang juga bertanggung jawab atas penulisan lirik bersama Ilham ini mengatakan RESIDIV mengubah sound lagu-lagu demo tersebut agar lebih sesuai dengan selera mereka.

Masih berusia muda, para personel RESIDIV memiliki impian yang tak muluk-muluk seperti bisa manggung di festival musik dan mendapatkan pemasukan dari musik. Namun, Reinhart punya visi sendiri untuk bandnya 5 tahun mendatang.

“Bisa lebih baik dalam menggabungkan sound dan ide masing-masing anggota menjadi satu,” pungkasnya.

 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Menengok Gegap Gempita Ekosistem Musik ‘Pinggiran’ di Kulon Progo

Pinggiran, pelosok, dan jauh, sepertinya tiga kata itu mewakili Kulon Progo. Biasanya, diksi-diksi tersebut muncul dari orang-orang yang tinggal di pusat kota, pokoknya yang banyak gedung-gedung dan keramaian. Diakui atau tidak, Kulon Progo memang …

Perspektif Pekerja Seni di Single Kolaborasi Laze, A. Nayaka, dan K3bi

“Rela Pergi” menjadi single kolaborasi perdana antara Laze, A. Nayaka, dan K3bi via Sandpaper Records (29/11).      Tertulis dalam siaran pers bahwa proyek yang diinisiasi sejak pertengahan 2024—usai Laze merilis DIGDAYA dan sebelum …