Daftar Label Musik Independen dari Berbagai Kota di Indonesia 2024
Berbicara tentang label musik tentu bukan hal yang asing lagi bagi siapa pun yang berkecimpung di industri ini. Mengingat kembali band-band yang lekat dengan label raksasa sebagai naungan, sebut saja Dewa 19 saat awal karier mereka menghasilkan banyak album bersama Aquarius Musikindo atau Sheila On 7 bersama Sony Music Indonesia, yang kini masing-masing sudah punya label mereka sendiri.
Di sepanjang tahun ini, Pophariini melihat banyak sekali label musik lokal yang bersemangat untuk memasarkan materi-materi artisnya antara lain Greedy Dust lewat perilisan album penuh perdana Dongker, Ceriwis Necis dan Silver Records yang meluncurkan album penuh kedua Satu Per Empat, Semoga Beruntung Nasib Buruk yang banyak dibicarakan pendengar rock.
Sebelum masuk ke wawancara bersama para pendiri label musik, kami lebih dulu menanyakan beberapa hal ke roster Greedy Dust dan Silver Records soal pendapat mereka tentang bagaimana pentingnya label musik untuk karier bermusik di masa ini.
Musisi pertama yang kami minta keterangan adalah Gama pemain bas band hardcore asal Malang, Keep It Real yang bekerja sama dengan Greedy Dust untuk perilisan karya mereka.
Gama merasa kehadiran label sangat penting bagi band untuk melakukan aktivasi, branding, distribusi, dan koneksi.
“Label sendiri benar-benar membantu melindungi dari segi hak cipta dan pengembangan musik serta strategi jangka panjang. Dan untuk pendanaan, label juga sangat membantu dan menyediakan dalam produksi dan pendistribusian musik secara tidak langsung,” jelas Gama.
Meski begitu, Gama tidak memungkiri adanya kendala dalam hal proses kreatif. Namun, ia tetap berpegang bahwa perkara bermusik memang tergantung bandnya sendiri.
“Gak itu aja, dari segi pembagian hasil band juga harus membagi hasilnya. Tapi ya gimana. Soalnya sama-sama membutuhkan, jadi harus fair karena sebelum join pasti udah ada kontrak yang sudah ditandatangani,” ujar Gama yang merasa meski ada hambatan, tetap merasa bahwa kehadiran label di era modern masih penting.
Musisi lain yang kami wawancara adalah Audi Adrianto, gitaris Satu Per Empat. Jika konteksnya berkarya, menurut Audi label tidak terlalu berpengaruh. Mengingat di masa ini musisi bisa mudah untuk membuat dan mendistribusikan karyanya sendiri.
“Tapi balik lagi ke tujuan berkaryanya apa. Kalau memang mau ke tahap yang lebih serius, label bisa jadi penting karena musisi bisa dapet support macam-macam, mulai dari financial, akses, dan ngurusin administrasi terkait karya itu sendiri,” kata Audi.
Audi menambahkan, apabila sebuah label ikut berperan sebagai talent management akan sangat membantu musisi untuk memaksimalkan pendistribusian karya dari berbagai lini.
“Akan lebih enak dan maksimal lagi kalau label dan management-nya bisa satu visi serta punya etos kerja yang sama dengan musisinya,” pungkasnya.
Sesuai judul artikel ini, kami coba mengumpulkan label-label musik yang memiliki visi, misi, dan pergerakan dari berbagai kota di Indonesia. Masing-masing perwakilan label pun menceritakan perjalanannya. Simak langsung di bawah ini.
Ringo Records (Medan)
Artis: Yoko City Ghost, Ariffatur, Caterpillar, Barcleys 491, Selat Malaka
Penjawab: Tengku Ariy (Produser Ringo Records)
Ceritakan berdirinya label ini!
Ringo Records sebagai label berdiri secara insidental pada 2020, ketika Covid membuat salah seorang solois musik indie asal Medan, Ariffatur yang gak bisa tampil secara off air memutuskan untuk fokus memproduksi lagu-lagu karyanya secara mandiri dengan mengajak saya (pemain bas Yoko City Ghost), yang memang telah lama bergelut di bidang produksi musik. Edacitra yang juga sedang menyusun album mini perdananya, Perempuan Sabana melengkapi lahirnya Ringo Records sebagai label dengan membawa pengalamannya dalam perihal manajemen di lingkup kerjanya terdahulu.
Berapa modal yang lo butuhkan saat mendirikannya?
Sangat minim. Awalnya bahkan gak sampai 2 juta, buat beli audio interface dan mic condenser yang bekas. Kami pakai laptopnya Ariffatur yang memang mumpuni. Ruangannya di Degil House, kamar belakang. Pelan tapi pasti, kami upgrade akustik ruangan dan alat-alat dari musisi-musisi yang rekaman di kami. Sekarang kami bahkan udah bisa bangun ruangan sendiri.
Apa sebenarnya fungsi label terhadap karier musisi?
Pada umumnya sih, sebagai fasilitator terhadap karier si musisi. Sebagai pekarya, kami mafhum kalau semua musisi pasti yakin atau malah sebaliknya, yakni gak pede sama karyanya sendiri. Label sebagai pihak luar yang diharapkan bisa objektif untuk menilai dan memberi ide langkah-langkah apa yang ditempuh untuk mempromosikan atau memperkenalkan karya tersebut. Mau ditargetkan ke pendengar usia berapa, ke skena mana, strategi promosinya gimana, bahkan mau divisualisasikan seperti apa (foto band, videoklip, atau visualizer, dan lain-lain). Jadi, ada mata lain yang bisa kasih masukan untuk musisi tersebut.
Bagaimana cara bergabung dengan label lo ini dan keuntungannya?
Dari dulu hingga sekarang kami masih mengutamakan relasi perkawanan, minimal salah seorang dari kita wajib tau dulu nih track record musisi yang mau gabung, kualitasnya bagaimana. Karena gak bisa dipungkiri, di label kecil dan bertaraf lokal kayak kami, yang bisa kami jual ke industri ya cuma kualitas musisinya. Kami gak punya dana buat bikin gimmick tertentu agar artis kami jadi viral selain karena karyanya.
View this post on Instagram
Keuntungannya, kami punya produser yang bisa diandalkan dalam urusan meracik musik, terbukti artis dari Ringo selalu muncul dengan genre-genre yang gak biasa tapi masih bisa diterima gak cuma di scene tertentu. Kami juga punya manajemen yang cukup keras untuk mendisiplinkan musisi yang masuk ke label kami dengan orientasi yang ternyata gak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh industri, yang paling tidak sepengetahuan kami.
Apa harapan lo sebagai pemilik label untuk masa depan musik Indonesia?
Sebagai label yang berbasis di daerah luar pulau Jawa, kami berharap media-media seperti Pophariini bisa berjejaring langsung dengan label-label lokal seperti kami, yang akan bertanggung jawab sebagai penyedia database maupun info terkini dari musisi lokal agar bisa sampai ke pembaca di seluruh negeri. Kami sebagai label akan selalu siap menyajikan hidden gem terbaru kepada media maupun industri nasional. Hidden gem terbaru dari Medan, album Sputnik-1 dari Yoko City Ghost.
Saat ini Ringo Records diurus oleh Ariffatur sebagai sound engineer, Tengku Ariy sebagai produser dan mixing/mastering engineer, Edacitra sebagai manajer label dan studio, serta Dame Yovana sebagai admin label dan studio.
Greedy Dust (Blitar)
Artis: Dongker, Defy, Gnarly, Keep It Real, Eastcape
Penjawab: Delpi Suhariyanto (Pendiri Greedy Dust)
Ceritakan berdirinya label ini!
Greedy Dust berdiri tahun 2015 sewaktu saya SMA kelas 3 di kota Blitar dalam bentuk toko skate dan record store. Di samping itu, record label jadi kegiatan sampingan untuk support band teman-teman terdekat dan band saya sendiri di Blitar.
Berapa modal yang lo butuhkan saat mendirikannya?
Waktu awal di-support oleh orang tua ketika masih dalam bentuk skateshop, butuh modal karena harus ada barang yang dijual di toko. Sedangkan ketika jalan sebagai record label di tahun 2017 saya menggunakan sistem pra-pesan untuk tiap rilisan, yang mana modal disubsidi dari uang yang masuk.
Apa sebenarnya fungsi label terhadap karier musisi?
Ada beberapa tipe label saya rasa. Jika pakai diksi lama, label indie dan label mainstream. Saya kurang tau ada definisi yang lebih mewakili atau tidak, tapi Greedy Dust bukan label yang mengambil 360 bisnis dari tiap artisnya dan hanya memfasilitasi distribusi untuk tiap rilisan yang disepakati dengan artis. Dari cara kerja tersebut, saya memosisikan Greedy Dust sebagai label yang dapat menjembatani atau menjadi amplifikasi antara artis dengan audiens Greedy Dust yang dari awal sudah dibentuk dari komunitas hardcore khususnya di Indonesia.
Bagaimana cara bergabung dengan label lo ini dan keuntungannya?
Sepertinya 100% artis Greedy Dust saya scouting sendiri dan saya approach langsung karena ketertarikan personal. Tapi secara garis besar saya tertarik dengan artis yang bisa menyelaraskan antara musik dengan konsep artistik lainnya seperti visual, stage act, fashion, dan pengemasan aktivasi mereka seperti tur, showcase, dan lainnya. Jadi, saya lebih suka melihat band melakukan self-release di rilisan pertama mereka dan selanjutnya biarkan label datang dengan sendirinya, dan kalau pun tidak ada label yang datang, kalian bisa bikin label kalian sendiri dengan teman-teman sekitar kalian.
View this post on Instagram
Apa harapan lo sebagai pemilik label untuk masa depan musik Indonesia?
Hajar semuanya. Mau ada label atau gak, hajar aja, percaya aja kalau musik kalian bagus dan kalau gak ada yang dateng, bikin label sendiri.
Silver Records (Jakarta)
Artis: Satu Per Empat, Milledenials, Jangar
Penjawab: I Gede Natha Raharja (Label Manager)
Ceritakan berdirinya label ini!
Silver Records terbentuk pada 2023. Waktu itu didirikan untuk menampung rilisan pertama kami yaitu EP milik Jangar, Malam. Lalu Milledenials dengan EP-nya, The Peak of Youth Life, dan yang terbaru album dari Satu Per Empat berjudul Semoga Beruntung Nasib Buruk. Untuk roster-nya masih tergolong sedikit, tapi untuk sekarang kami mencoba fokus dengan menjalankan program untuk roster yang ada dulu. Selain rilisan dan IP dari masing-masing artis, Silver Records juga punya IP sendiri untuk gigs intimate yang namanya Thermals.
View this post on Instagram
Berapa modal yang lo butuhkan saat mendirikannya?
Modal nekat aja, hehe. Kalo angka lumayan, tapi kalau pede sama karya kayaknya akan ketemu aja jalan keluar. Gak bisa nyebut spesifiknya di angka berapa karena lupa, tapi dari 3 artis yang under kami (Milledenials, Jangar, Satu Per Empat) semua punya dealing yang beda-beda.
Apa sebenarnya fungsi label terhadap karier musisi?
Mungkin ada beberapa hal yang dijalani label yang terkadang masih kurang jelas untuk artis. Misalnya seperti management, pemasaran, promosi, produksi (lagu dan merchandise), dan networking. Label ngebantu artis ngejalanin checklist-checklist itu.
Bagaimana cara bergabung dengan label lo ini dan keuntungannya?
Kalau aku suka dengan lagu, image, dan attitude band atau soloisnya, pasti ada kerja sama yang pengin aku jalani bareng. Gak cuma ngerilis, tapi entah bikin acara bareng, rilisin merch, atau apa pun. Keuntungannya aku gak tau karena gak ada template untuk ngasih jaminan bakal sukses.
Apa harapan lo sebagai pemilik label untuk masa depan musik Indonesia?
Harapan kayaknya agar bisa support kebutuhan artis yang kami ajak kerja sama. Bisa ngebawa musik mereka ke pasar yang lebih luas dan agar Silver Records sebagai salah satu label di Indonesia juga menunjukkan kurasi-kurasi kami yang selayaknya mendapatkan perhatian lebih.
Disaster Records (Bandung)
Artis (yang di-handle tahun ini): Komunal, Dongker, Somnyfera, Sunbath, Coldskin
Penjawab: Vidi Nurhadi (Pendiri Disaster Records)
Ceritakan berdirinya label ini!
Pada saat itu, kami punya brand clothing namanya Maternal Disaster yang beberapa kali kolaborasi dengan band. Setiap rilisan kolaborasi itu selalu diselipin rilisan fisik musik eksklusif. Nah, mungkin orang di luar itu beranggapan kami record label juga, jadi banyak yang mengirim demo atau apa untuk dirilisin. Awalnya dari situ, jadi ya udahlah kami bikin record label aja.
Berapa modal yang lo butuhkan saat mendirikannya?
Jujur lupa sih ya karena memang awalnya gak ada niat berbisnis atau bikin usaha jadi gak menghitung modal awal. Waktu itu rilisan pertama tuh vinyl-nya Hark! It’s a Crawling Tar-Tar yang Dorr Darp Gelap Communiqué itu bareng Grimloc Records. Jadi mungkin modal awalnya itu mungkin ya bisa dibilang.
Apa sebenarnya fungsi label terhadap karier musisi?
Fungsinya itu mungkin kami hanya memproduksi rilisan fisik, merchandise, mempromosikan, dan membantu untuk hal-hal kerja sama dengan pihak serta komunitas lain. Sejauh ini sih mungkin cuma itu kalau di kami fungsinya. Seharusnya bisa lebih dari itu, cuma kami baru bisa seperti itu.
Bagaimana cara bergabung dengan label lo ini dan keuntungannya?
Cara gabungnya ya biasanya kirim demo, ketemu, ngobrol gitu-gitu. Kalau keuntungannya sama aja kayak record label lain mungkin ya.
View this post on Instagram
Apa harapan lo sebagai pemilik label untuk masa depan musik Indonesia?
Kayaknya gak ada harapan yang gimana-gimana sih.
Dirtwave Rekods (Pontianak)
Artis: Lullavile, Lavndear, Unholy Pleasure, Danzas
Penjawab: Hendrikus Rio Salenko (Pendiri Dirtwave Rekods)
Ceritakan berdirinya label ini!
Dirtwave Rekods dibangun atas semangat pengarsipan suatu dokumen audio dari beberapa band yang spiritnya sama dengan kami. Dirtwave Rekods didirikan di bulan September 2022 bertepatan dengan perilisan EP pertama Lullavile, Unhearded yang kami rilis secara digital dan fisik.
Berapa modal yang lo butuhkan saat mendirikannya?
Dengan semangat DIY yang ala kadarnya sih perilisan fisik awal Dirtwave Rekods ga makan budget banyak. Untuk rekaman, mixing, dan mastering kami lakukan secara mandiri di kos si Azmi Lullavile. Bermodalkan 50 keping CD-R hitam, dan sedikit uang untuk masukin ke platform DSP dibantu Dse Records dari Cirebon untuk rilis EP-nya Lullavile di pulau. Dibantu nasi jalang untuk membuat live session, lalu secara kolektif buat gigs di suatu kedai kopi. Secara resmi EP Lullavile, Unheared, kami perkenalkan sebagai anak pertama, dan tugas kami sebagai label records aneh pun dimulai.
Gak lama setelah peluncuran EP pertama Lullavile, kami ngerilis band shoegaze lainnya dari kota Pontianak, Lavndear. Prosesnya juga gak jauh beda dengan EP Lullavile, rekaman, mixing, mastering kami lakukan mandiri. EP Lavndear waktu itu diberi judul Fosfena, yang kami kemas dalam bentuk fisik CD3 inch sebanyak 50 keping dan kasetnya dirilis teman, Fiend Records (RIP) asal Surakarta.
Oh iya, di semua perilisan yang kami lakukan, untuk memperlancar urusan penjualan, kami secara mandiri nyebarin press release melalui email, DM Instagram, sampai ke grup Facebook yang berkaitan dengan genre band yang kami rilis.
Apa sebenarnya fungsi label terhadap karier musisi?
Dampaknya pun beragam dengan mendapatkan respons positif mulai dari penjualan rilisan fisik atau merch kaos yang kami cetak. Terus dari penjualan kami ngerasa senang dan aneh sih, rilisan atau lagu yang kami rilis banyak didengarin dan dibeli banyak orang dari luar negeri. Contohnya dari Jerman, Italia, Belanda, Cina, Malaysia, US, yang mereka akses dari di platform digital Bandcamp atau langsung DM Instagram.
Selain 2 band yang udah aku ceritakan di atas, kami juga punya band shoegaze lain asal Pontianak yang paling dianak tirikan namanya Unholy Pleasure. Mereka punya 2 lagu, “When the Sun Dies” dan “Cursed”, yang dirilis secara digital, dan gak banyak yang bisa aku ceritakan soal band ini, tapi pendengarnya kebanyakan US.
Untuk hasil penjualan dengan band biasanya kita bagi rata adil dan sedikit sejahtera, namanya juga label ala kadarnya.
Bagaimana cara bergabung dengan label lo ini dan keuntungannya?
Secara pribadi Dirtwave Rekods adalah keajaiban dan kesengsaraan yang romantis. Gak banyak yang bisa diharapkan dari label kere ini. Kalau mau join kirim aja demo kalian.
Untuk label records lain, mau independen atau major.
View this post on Instagram
Apa harapan lo sebagai pemilik label untuk masa depan musik Indonesia?
Tetap bersenang-senang dengan apa yang kalian cintai. Kalau itu mampu menghidupi bersyukurlah, kalau tidak ya teruslah mencintai dan bertanggung jawab. Cheers yunk.
Gerpfast Records (Malang)
Artis:
Lokal: Intenna, Ultraviolence, Ravage, Uhyeah!, Woomboom, Bergegas Mati, Pop Jahilliyah
Jepang: Texas Panda , Downt, Mass of Fermented Dregs, Asunojokei
Penjawab: Aditya Pandu W (Pendiri Gerpfast Records)
Ceritakan berdirinya label ini!
Awal berdirinya Gerpfast Records sebenarnya cuma ide iseng dari saya dan teman saya, Ari CK. Karena kami berdua saat itu aktif di skateboarding dan memang suka ngulik soundtrack-soundtrack di video skate, dan digging lagu aneh/underrated buat kami obrolin kalau pas nongkrong. Akhirnya sekitar awal tahun 2014 (Feb 21), kami memutuskan buat label tersebut. Ide awalnya cuma buat net-label dan media, dan nama plus logo awal Gerpfast itu dari idenya Ari CK.
Berapa modal yang lo butuhkan saat mendirikannya?
Modal awal 0 rupiah, karena rilisan pertama ‘Gerpfast Ayat 1’ itu digital dan free download di Bandcamp.
Apa sebenarnya fungsi label terhadap karier musisi?
Hmm, tergantung labelnya juga sih kalau fungsinya. Ada label yang memang buat batu loncatan band baru (karena koneksi/pengikut dari labelnya yang unik/bisa dibilang lumayan). Ada beberapa label juga yang merilis album untuk beberapa artisnya cuma buat nambah discography aja.
Tapi sekarang udah banyak juga band yang mandiri self release/self promote tanpa bantuan label.
Bagaimana cara bergabung dengan label lo ini dan keuntungannya?
Kalau Gerpfast Records sekarang, saya tetap nerima submission dari email (genre apa saja), kemudian saya kurasi lagi dengan cara saya sendiri. Tapi kebanyakan sekarang saya sendiri yang cari/digging/kontak ke artist/bandnya buat dirilis.
Keuntungan mungkin sama seperti label lain, bisa promote lebih luas dengan cukup banyaknya kolektor dan pembeli rilisan yang aktif di Gerpfast Records mulai dari Asia, US, dan Europe. Dan sekarang beberapa rilisan Gerpfast Records sudah mulai pakai metode full-print (untuk kaset) jadi lebih menarik buat kolektor di luar sana.
View this post on Instagram
Apa harapan lo sebagai pemilik label untuk masa depan musik Indonesia?
Akhir-akhir ini udah makin banyak band dan musik Indonesia yang dilirik di luar sana, dari rilisan sampai tur juga. Mungkin harapannya musik Indonesia terutama arus independen lebih berwarna musiknya, jadi lebih banyak pendengar lokal dan mancanegara baru yang tertarik buat digging.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms
Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan. Album Asian Palms …
Yella Sky Sound System Rayakan 1 Dekade Lewat Album Mini The Global Steppers
Unit dub kultur sound system asal Jakarta, Yella Sky Sound System merayakan satu dekade eksistensi lewat perilisan album mini terbaru bertajuk The Global Steppers (20/12). Dipimpin oleh produser sekaligus selektor Agent K, album mini …