Datang dari kota hujan, Bogor, DELAY FOR AMARA (DFA) merilis single kedua “Getir” (09/01). 

Untuk mengetahui bagaimana band terbentuk dan rilisnya “Getir”, kami mewawancarai vokalis sekaligus gitaris DFA, Sammiex (22/01). 

Sammiex mengaku bahwa proyek band yang mengusung genre modern hard rock ini awalnya merupakan ide darinya dengan nama Medness (2023). Silih berganti personel dan lagu yang belum sepenuhnya rampung digarap, ia memutuskan untuk melanjutkan band dengan berganti menjadi DELAY FOR AMARA pada Oktober 2024 dan menjalankan produksi secara mandiri bersama kawan-kawan musisi. 

Melalui “Getir”, band menyampaikan pahitnya kenyataan sejak ditinggalkan oleh seseorang yang telah berperan besar dalam hidup.

“Dengan dikeluarkannya single ini, kami berharap bisa mewakili khalayak yang memiliki masalah serupa. Sejenak berkeluh kesah untuk mengenang tanpa larut di dalamnya,” kata Sammiex.

Ia juga mengungkapkan tidak ada yang khusus dari strategi promosi yang dilakukan band. 

“Kami lebih fokus kepada aktivitas yang konsisten, menjalin relasi dengan media-media, dan share sebanyak mungkin,” ungkapnya. 

Berbicara pergerakan musik di Bogor, menurut Sammiex lebih baik dibanding 10-15 tahun ke belakang.

“Hal ini terwujud karena sudah ada beberapa tempat gigs atau cafe yang mengadakan acara dengan sponsor media media partner ternama. Mungkin dapat membantu musisi-musisi yang masih merintis seperti kami atau yang mungkin masih stagnan di level kota,” tutupnya.