6 Pertanyaan untuk 6 Kolektif DJ di Pulau Bali

Feb 6, 2025

Melanjutkan pengumpulan kolektif DJ di berbagai pulau di Indonesia, Pophariini kembali melakukan pencarian. Kali ini kami mencari tau daftar kolektif yang ada di Pulau Bali.

Bali dengan berbagai keriaan yang menghiasi klub, beach club, maupun venue unik menghadirkan pengalaman audio-visual memukau dan telah lama menjadi destinasi bagi pecinta musik elektronik.

Kami sempat mewawancarai salah satu anggota kolektif DJ di Bali, Erick (HOTTUNES) hari Rabu (05/02) via WhatsApp. Ia mengungkapkan pendapat soal pergerakan musik di Bali.

“Pergerakan musik di Bali banyak dan beragam. Gak hanya DJ besar, tapi yang di bawah itu juga bisa banget bersaing. Cuman harus bisa adaptif aja, lihat tempat dan massanya,” ucap Erick.

Erick juga menambahkan bahwa Bali merupakan tempat yang lengkap sebagai destinasi pesta. “Kalo kalian tipe orang yang suka ke slow bar, ada beberapa tempat yang bisa didatangi. Kalau mau yang dance floor-nya nonstop, ada juga. Pokoknya serba ada,” lanjutnya.

Di balik atmosfer pesta yang dinamis, ada sejumlah kolektif DJ yang berperan penting dalam membentuk identitas musik di pulau ini. Tidak hanya menghadirkan set DJ berkualitas, tetapi juga membangun komunitas, mengorganisasi acara, dan memberikan ruang bagi talenta baru untuk berkembang.

Dari techno yang mengentak hingga house penuh groove, setiap kolektif memiliki karakteristik dan pendekatan yang khas dalam kurasi musik demi menciptakan pengalaman bagi para penggemarnya.

Simak perbincangan kami dengan para perwakilan dari 6 kolektif DJ yang aktif di Pulau Bali. Simak langsung di bawah ini. 


 

Onyx

 

 

Penjawab: Fibryan

 

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo?

Onyx Bali dihuni 4 orang, ada Delvino as a Founder, aku sendiri Fibry sebagai Talent Manager, Vanmel sebagai Creative Director, dan Tania sebagai Social Media Admin.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk! 

Terbentuk Juni tahun 2022 karena dream-nya Delvino yang tiba-tiba muncul pas lagi ngerenung mikir, ‘Kenapa gue gak buat wadah party yang based market-nya mahasiswa ya’. Kebetulan Delvino juga mahasiswa aktif di kampus Udayana, dan awalnya ya pede aja ngajuin ke Red Ruby dengan based market mahasiswa Udayana yang lumayan banyak. 

Gak nyangka bisa jalan sampai sekarang dan jadi wadah party, making new relations buat sesama mahasiswa, bahkan expat dan tourist, yang gak pernah kepikiran ternyata bisa jadi kerja sampingan anak-anak yang dulunya cuman promotor event doang.

 

Apa visi dan misinya?

Visinya to establish Onyx Bali as a renowned event organizer and creative media entity built upon the principles of P.B.A (Pleasurable, Boundless, and Accessible).

Misinya terbagi menjadi; as an inclusive, collaborative, and progressive event organizer dan as a creative media platform embracing the principles of renewal, maximizing creativity, and serving as a catalyst for innovation

 

Bagaimana lo melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota anda sendiri?

Senang sama perkembangan musik yang semakin beragam karena kami dapat something new yang gak biasanya kami dengerin, dan di Bali menurutku mereka menerima perkembangan itu yang buat industrinya makin luas.

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki?

Pastinya makin banyak karena it’s a serious thing as a job, tapi kami tetep bisa merasa fun. Kenal orang baru setiap main di venue baru, sharing, dan gak mandang umur, bahkan bisa dijadiin main job dan hasilnya gak main-main.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Kalau kami buat nentuin genre based on apa dari team dan anak-anak yang suka dulu. Dan kami juga bahas di group bareng talent kalau ada rekomendasi lagu-lagu yang kira-kira, “Oh, oke nih di bawain”. Practice juga sambil nyoba-nyoba lagu baru, milih mana yang enak, mana yang gak. Sekalian build chemistry supaya dibawain ke crowd, hype-nya juga tetep dapet.

 

HOTTUNES

 

 

Penjawab: Boy Junior

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo?

Sebelumnya di balik Hottunes ini ada saya sendiri dan tentunya ada teman saya yang hebat juga Dandhy Rama (Co-Founder & Creative), Eric Setiawan (Creative & MC), Chrisrugian (Manager Marketing). Mereka semua merupakan orang-orang bertalenta dan juga memiliki ide-ide yang luar biasa.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Ide untuk membentuk HOTTUNES ini sudah muncul saat saya masih SMA. Cuma karena kebetulan hobi saya bermain DJ dan ingin membuat perkumpulan dengan orang-orang yang menyukai musik, saat itu ini masih menjadi angan-angan karena masih belum percaya diri dengan kemampuan sendiri. 

Pada saat saya sudah memasuki dunia kuliah, saya secara tidak langsung bertemu dengan Dandhy Rama yang di mana kami berdua memiliki hobi yang sama yaitu bermain musik yakni khususnya DJ. Pada hari itu, saya langsung tertarik untuk mengajak Dandhy membuat project pertama hottunes yakni video mixtape DJ yang nantinya akan di-upload di channel YouTube, sehingga dari project pertama kami berdua membentuk nama collective ini menjadi “HOTTUNES”.

 

Apa visi dan misinya?

⁠Visi dan misi kami yaitu ingin bisa menjadi anak muda yang berani dan mau mengembangkan ide-ide kreatif di bidang music dan lain-lain.

 

Bagaimana lo melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota lo sendiri?

Sangat berkembang dan bervariatif. Tentunya di kota asal saya Bali itu sudah sangat update dan tentunya setiap waktu ada trend musik yang berbeda.

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki?

⁠Menurut saya, mungkin banyak orang yang tertarik untuk menjadi DJ karena tentunya dari saya pribadi ini merupakan dream come true yang saya impikan sejak umur 11 tahun. Menjadi DJ itu keren dan seru. Paling serunya saat bisa melihat orang terhibur melalui musik yang saya bawakan.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Cara saya untuk menentukan genre dengan identitas kolektif yakni dengan membawa kesukaan saya terhadap genre hip hop dan EDM. Di mana saat event tentunya saya membawakan genre ini sebagai identitas dari kolektif dan juga mengikuti perkembangan tren musik sekarang.

 

Futureplan

 

 

Penjawab: Kiky

 

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo?

Futureplan terdiri dari  5 Dj yaitu Crispy Bacon, Raven, Bhimz, Hyficks, dan Vinzlee serta  2 MC yaitu North Tokyo dan Sena. Di sisi lain, kami dibantu oleh Kiky sebagai manager. 

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Awal mula Futureplan terbentuk karena kami melihat beberapa DJ dan MC tersebut mempunyai karakter tersendiri yang mampu mencirikan identitas masing-masing dengan skill yang menarik serta pemilihan genre ataupun musik yang sesuai dengan identitas dari kolektif ini.

Dengan sudut pandang yang sama dalam melihat perkembangan musik yang ada di Bali saat ini, kami memutuskan untuk membentuk sebuah kolektif yang kami beri nama Futureplan.

 

Apa visi dan misinya?

Visi dan misi kami adalah ingin menunjukkan ke khalayak penikmat musik, bahwasannya musik untuk kalangan muda zaman now itu beragam dan tidak monoton.

 

Bagaimana lo melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota anda sendiri?

Melihat perkembangan musik yang ada di Indonesia saat ini, khususnya Bali semakin berkembang dengan baik. Terbukti dengan banyaknya kolektif baru dan EO yang berperan di industri hiburan malam mulai berpartisipasi untuk meramaikan, dan bahkan membuat event-event di venue yang ada di Bali dengan penuh konsep yang unik dan menarik. 

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki?

Hingga saat ini banyak yang menjadi DJ baru dengan menampilkan skill terbaik yang dimiliki mereka dan mampu bersaing di industri hiburan malam.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Genre musik yang kami pilih adalah R&B, hip hop, baile, drum and bass, UK garage, afro, amapiano, dan lain lain.


Luxe Entertainment

 

 

Penjawab: Farah

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain anda?

Luxe Entertainment didirikan oleh saya, Farah, dan pasangan saya, Nadhir. Saya memiliki pengalaman sebagai Event Manager di berbagai bar dan club di Bali. Sementara Nadhir sedang mendalami dunia DJ. Dari kombinasi pengalaman dan ketertarikan kami di industri ini, Luxe Entertainment lahir sebagai wadah untuk menciptakan event-event yang berkesan.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Sebelumnya, saya bekerja sama dengan berbagai perusahaan Event Organizer (EO) dan Entertainment Promoter. Setelah cukup lama berkecimpung di industri ini, saya mulai berpikir untuk membangun sesuatu sendiri. Di saat yang sama, Nadhir yang sedang belajar DJ juga ingin lebih terlibat di dunia musik dan event. 

Dari situ, kami memutuskan untuk mendirikan Luxe Entertainment dengan fokus pada event tematik yang memberikan pengalaman unik bagi para pengunjung.

 

Apa visi dan misinya?

Visi kami adalah menciptakan event-event yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pengalaman yang berkesan bagi setiap orang yang datang. Kami selalu menghadirkan konsep tematik dalam acara yang kami buat, memastikan bahwa setiap event memiliki identitas dan cerita tersendiri.

 

Bagaimana anda melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota anda sendiri?

Musik elektronik di Indonesia, khususnya di Bali terus berkembang pesat. Dengan semakin banyaknya venue dan komunitas yang mendukung genre ini, ruang bagi para DJ dan produser semakin terbuka. 

Bali sendiri sudah menjadi salah satu destinasi utama untuk electronic music, baik bagi talenta lokal maupun internasional. Meskipun persaingan semakin ketat, justru ini menjadi tantangan bagi pelaku industri untuk terus berinovasi dan membawa sesuatu yang baru.

 

Menurut anda masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki?

Ya, masih banyak yang tertarik menjadi DJ. Terutama karena exposure dari media sosial dan kemudahan akses ke teknologi musik saat ini. Namun menjadi DJ yang benar-benar memiliki karakter dan daya tarik unik tetap membutuhkan dedikasi dan pemahaman yang lebih dalam tentang musik.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Kami selalu memilih genre yang sesuai dengan identitas Luxe Entertainment, yaitu musik yang bisa membangun atmosfer dan menciptakan pengalaman yang immersive bagi audiens. Saat menentukan setlist atau remix, kami mempertimbangkan konsep acara, tipe crowd, dan vibe yang ingin kami ciptakan. Kami juga selalu mengikuti perkembangan tren musik elektronik sambil tetap mempertahankan ciri khas kami.

 

Wildtraxx (Denpasar)

 

 

Penjawab: Metta

 

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain anda?

Metta (Founder), ⁠Yuke (Founder), ⁠AL (Design), Pande afanka (Crowd Control), ⁠Deva (Admin), dan ⁠Bubung Ista (Videografer).

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Kolektif ini terbentuk 6 tahun silam. Di mana kami sebagai DJ perorangan memiliki keinginan yang sama dan ingin mempunyai rumah kami sendiri, hingga terbentuklah Wildtraxx.

Wildtraxx terdiri dari dua kata Wild (liar) dan Traxx (tracklist). Di mana arti dari Wildtraxx yaitu mempunyai kemampuan memainkan musik melawati batas normal dan membuat crowd semakin liar.

Kami terus mengikuti pasar musik lebih tepatnya di provinsi Bali dari tahun ke tahun sampai akhirnya pandemi melanda. Dari pandemi ini, kami membuat movement atau program yaitu PMS (Party Malam Senin) dengan memilih tempat tongkrongan anak-anak muda yang bukan club. Kami juga memilih memainkan musik pop indo, disko, koplo & electro dengan berbagi tema dan gimmick (dekorasi) hingga sempat membuat beberapa kali mini festival.

Baru-baru ini kami memutuskan menambah movement atau program yaitu playground di mana kami lebik fokus ke genre electronic banger seperti EDM, bigroom, techno, dan yang pasti dengan market atau peminat yang berbeda dari PMS. 

 

Apa visi dan misinya?

Visi kami membangun industri kreatif di Bali khususnya di bidang musik elektronik dengan kekuatan event kreatif.

Misi kami memberikan platform bagi talenta lokal untuk tampil, mengedukasi audiens tentang genre musik yang mungkin belum familiar, dan memberikan kesan event yang fresh dan memorable.

Membuat platform untuk komunitas, client, venue, dan brand untuk saling berhubungan dalam menghasilkan inovasi event.

 

Bagaimana anda melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota anda sendiri?

Untuk di Bali sendiri pergerakan musik elektroniknya sangat pesat, baik di bar-bar kecil hingga beach club dan club-club besar.

 

Menurut anda masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki?

Menurut saya, untuk di Bali sendiri masih sangat masih banyak yang tertarik menjadi disjoki.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Kalau menurut saya, menentukan identitas sangat penting dengan cara melihat target audiens sehingga dapat tercipta chemistry antara kolektif dan audiens. Di mana saya ambil contoh dua program event kami yaitu PMS yang lebih condong ke genre pop indo, disko, koplo, dan suasana yang lebih fun. Kemudian Playground lebih memperlihatkan genre yang banger seperti EDM, bigroom, dan techno. 

Jadi, event yang kami create terasa serunya dan audiens jadi ngikut terus setiap kolektif kami ada event.

 

CHROMATICA

 

 

Penjawab: Nebula Pratomo Oktorino

 

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo?

Selain saya, kolektif ini melibatkan tim DJ, performer, dan kreator visual yang membantu menghadirkan konsep futuristik, glam, dan edgy dalam setiap edisinya. CHROMATICA juga memiliki tim di balik layar yang mengurus promosi, desain visual, dan eksekusi acara untuk memastikan setiap event memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Saya memulai CHROMATICA 9 bulan lalu. Awalnya, saya membangun ide ini sudah dari 4 tahun lalu saat masih bekerja di club. Pada saat itu saya berangan untuk membuat acara party di Bali, dan setelah 4 tahun akhirnya saya memulai CHROMATICA dengan acara pertama kami di Red Ruby Bali

Setiap sebulan sekali kami membuat acara di sana dengan tema-tema yang berbeda. Kami memulai dengan konsep lagu yang santai seperti house. Seiring berjalannya waktu kami mengembangkan konsep lagu yang lebih kencang seperti Techno. 

 

Apa visi dan misinya?

Saya membuat CHROMATICA untuk jadi tempat party yang unik, inklusif, dan penuh energi dengan konsep musik dari house ke techno. Kami ingin CHROMATICA menjadi pusat atmosfer yang penuh warna dan euphoria.

 

Bagaimana lo melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota anda sendiri?

Menurut saya, skena musik di Bali terutama, semakin berkembang. Banyak event-event yang bergenre house, techno, drum and bass, afrobeat, melodic techno, dan latin house. Bali pun menjadi pusat utama dengan club-club yang menciptakan variasi baru dalam skena musik elektronik lokal.

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki?

Masih banyak sih yang mau jadi DJ karena dunia hiburan dan industri musik terus berkembang. Pengaruhnya juga dari sebagai gaya hidup. Di media sosial banyak banget orang yang berminat menjadi DJ, bahkan saya sendiri tertarik menjadi DJ.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Dari CHROMATICA kami memiliki Music Director sendiri, Aaron atau yang dikenal sebagai Vybz Intel, Co-Founder Chromatica. Karena dia juga DJ, dia lebih paham dunia musik. Jadi semua diatur sama Aaron dan diberikan ke DJ yang kita pilih untuk setlist-nya. Karena kami pengen lagu-lagu itu pas dengan komunitas kami dan bisa membuat partynya menjadi lebih relate dan fun. Dalam pemilihan DJ, kami juga memilih yang sesuai dengan event kami.



Penulis
Raihan Adianta
Pengen jadi orang sukses sisanya jadi DJ keliling.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Milledenials Siap Mengisi Panggung Primavera a la Ciutat 2025

Primavera a la Ciutat 2025 mengumumkan barisan penampil yang akan mengisi panggung tanggal 2-8 Juni 2025 secara resmi hari Rabu (05/02) di Instagram. Dari sekian nama yang terbaca di poster, kami melihat satu yang …

Penghormatan Merpati Band ke Rekan Band yang Tiada

Setelah merilis single terakhir “Buka Puasa” tahun 2024 lalu, band pop melayu asal Ciamis bernama Merpati Band kembali mengeluarkan yang terbaru dalam judul “Kamu Tak Sendiri” hari Jumat (31/01) bersama NAGASWARA sebagai label naungan. …