6 Pertanyaan untuk 6 Kolektif DJ di Pulau Sulawesi

Feb 27, 2025

Setelah membahas kolektif DJ di pulau Sumatra, Pophariini kembali melakukan pencarian lagi dan menemukan nama-nama kolektif di pulau Sulawesi.

Enggak hanya di Jawa, Bali, dan Sumatra. Pulau Sulawesi juga punya banyak kolektif yang memberikan konsep pesta seru untuk menjadi wadah pecinta musik dan para DJ lokal. Namun sayang pergerakan kolektif yang berkembang di sana kabarnya masih terhambat permasalahan tempat.

Ary Putra Setyadi dan Zachari perwakilan dari Paradise Noise angkat bicara soal tempat acara yang sangat terbatas dan bagaimana perkembangan scene musik di Sulawesi.

“Tiap bulannya sudah mulai banyak event-event musik elektronik dengan konsep dan guest star yang menarik,” kata Ary.

Zachari mengungkapkan scene musik di Sulawesi belum bisa dibilang masif. “Ada beberapa DJ dan produser yang passionate, tapi audience-nya masih niche. Tantangannya mungkin di venue, exposure. Tapi potensinya tetap ada, tinggal nunggu lebih banyak orang yang mau push movement ini lebih jauh,” jelasnya.

Semangat komunitas yang erat dalam setiap pergerakan dan usaha yang kuat untuk mengembangkan skena musik elektronik di setiap daerah, tentu menjadi tujuan bersama dalam sebuah industri kreatif.

Simak langsung jawaban para perwakilan dari 6 kolektif DJ di Sulawesi di bawah ini. 

 

RUMBLE PLAYGROUND (Palu)

 

 

Penjawab: YAAR

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo? 

Sosok di belakang layar Rumble ada 8 orang. Head-nya 2, gue sendiri YAAR dan AIM CELTI. Di dalamnya ada 4 talent, gue, AIM CELTI, SHANCILLA, dan MC kami FDLY. Jadi ada 3 DJ, 1 MC. Nah yang lainnya itu bagian perlengkapan dan bantu-bantu di acara. Ibaratnya yang jaga gate dan lain-lain. Di situ ada Ricep, Miftah, Ibnu dan VJ kami Nudi.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Rumble Playground dibentuk karena sebuah masalah. Masalahnya dari gue sendiri. Mau buat event, tapi gak punya EO atau kolektif. Jadi gue mau collab dengan salah satu EO yang udah duluan buat acara night life gitu. Nah, gue mengundang Adnan Veron back to back sama East Blake. Kami udah ngobrol, ketemu untuk bikin event, dan nentuin tanggal, tapi tiba-tiba mereka ngehubungin kalo gak bisa lanjut buat event-nya. 

Bingunglah gue di situ, tapi ketemulah sama SHANCILLA, kebetulan teman lama juga. Dia ngomong, kalo dia mau buat acara sama temennya. Di situlah gue akhirnya ngomong, kalo gua juga mau buat acara. Langsunglah dihubungi si AIM yang juga teman lama kami. Akhirnya kami ngobrol gimana-gimananya dan dia setuju. 

Ada juga salah satu teman kami yang mau jadi investor dan udah deal nentuin tanggal, tiba-tiba dia hubungi kami dekat-dekat mau DP dan dia bilang gak bisa bantu. Jadi pusing lah di sana kami bertiga. Tiba-tiba AIM ngurus investor baru, cuma sayangnya di investor baru itu kami menjadi masalah gede, dibilang mau nipu, bawa lari uang, dan lain lain. 

Mau gak mau kami kembalikan duit investornya biar gak kena masalah. Akhirnya di sana kami pakai uang pribadi, bahkan uang AIM hampir full ke pakai. Awalnya mau 2 guest star, akhirnya kami batalin Adnan Veron, karena juga gak batal sepihak ya, dari pihak management mereka juga telat ngasih kontraknya. 

Akhirnya kami mengundang East Blake aja, dan masalah selanjutnya harusnya head Rumble ada 3, tapi sayangnya SHANCILLA gak bisa ikut karena ada acara. Jadi akhirnya yang jadi head cuma gue sama AIM sampai sekarang. Di acara itu kami pure cuma berempat, ada 2 tim. Gua dan AIM sebagai head dan di sana ada Ricep dan Fadly sebelum jadi MC. Jadi kami ber 4 jalanin event Rumble Playground pertama dan gak nyangka sampe full reserved.

 

Apa visi dan misinya?

Simpelnya kami berharap Rumble bisa besar dan berkembang gak cuma di skena klub, tapi kami juga mau bisa sampai buat festival biar semua orang bisa menikmati.

 

Bagaimana lo melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota lo sendiri?

Kalau melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia, terutama Palu ya lumayan bagus. Mungkin karena adanya social media seperti platform TikTok. Banyak juga produser-produser dan DJ-DJ, kalo mereka punya rilisan lagu, upload ke TikTok dan dipakai orang lain untuk konten.

Jadi bagus bangetlah untuk di Palu sendiri juga banyak yang pada tau dari platform TikTok. Pengaruhnya di kota gue sendiri jadi lumayan bagus, tapi masih terlalu rame sama Indo Bounce, untuk genre lain masih agak susah.

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki? 

Untuk di kota gue sendiri, di Palu perkembangannya lumayan banyak yang mau jadi DJ karena awal dari Rumble. Pertama masih sedikit banget di Palu, tapi sekarang jadi makin banyak banget. Bersyukur juga ternyata banyak orang yang mau jadi DJ dan belajar jadi DJ.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Untuk Rumble Playground, kami lebih memilih untuk tidak idealis karena so far kami butuh uang, punya anak, dan terlebih di Palu sendiri kalo mau idealis agak susah ngangkatnya. Jadi dominannya kami mainin Indo Bounce, ya lagu TikToklah. 

Sebenarnya kami bisa idealis, bisa juga main genre Indo Bounce yang lagi rame. Tapi sejauh ini kami pilih untuk tidak idealis, lebih dominan untuk memainkan Indo Bounce atau yang lagi viral.

 

Paradise Noise (Palu)

 

 

Penjawab: Ody Baso

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo? 

Selain saya, di Paradise Noise dari awal terbentuk ada Iwan Celti, Arputstydi, Fian Rynaldy, Zachari Wijaya, Rizky Tombokan, Rian Septian, Pawcan, Anzi Awsi, Rahmims, Deastern, Cimot, Henny, Uga Nugraha, AIM CELTI, Agus Bree, Gatra Ery, Bayu Anggara, Ayi Iqra Saputra, Oya Syarif, dan keluarga yang lain.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Paradise Noise atau yang sering disapa PN dibentuk tahun 2016. Berawal dari event kecil-kecilan yang dibuat di cafe Wee & Co, akhir 2015 yang mendatangkan Dipha Barus. Pada saat itu, di event tersebut salah satu tim penyelenggaranya adalah Fian Rynaldy dari kota Makassar. Di situlah awal kami berkenalan dan kami berencana membuat kolektif. 

Event pertama yang dibuat belum membawa nama kolektif Paradise Noise, melainkan HunHunHun Palu Take Over. Salah satu kolektif yang aktif pada saat itu di kota Makassar. Setelah event tersebut, kami berembuk dan membentuk Paradise Noise yang diinisiasikan oleh saya bersama Fian dan Zachari. 

Event pertama sebagai Paradise Noise menghadirkan Kayman dari Pon Your Tone. Sampai hari ini Paradise Noise masih tetap aktif dan sudah menghadirkan beberapa DJ terkemuka di Indonesia seperti Dipha Barus, Jnaro, dan Robstee. Long Life Fam, Long Life PN!

 

Apa visi dan misinya?

Menjadi wadah untuk penikmat musik elektronik yang tidak mainstream pada saat itu. Di tahun tersebut terkhusus di kota Palu kami tercinta, bisa dibilang kami belum bisa menikmati genre musik elektronik yang berbeda, dan saat itu ada kolektif Cul De Sac dan Pon Your Tone yang lagi happening di Indonesia dan kami sangat menyukai genre musik yang mereka sajikan! 

 

Bagaimana lo melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota lo sendiri?

Menurut kami untuk saat ini pergerakan musik elektronik di Indonesia berkembang dengan pesat sesuai scene masing-masing. Untuk di kota kami sendiri juga sepertinya demikian dan semoga menjadi lebih baik lagi.

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki?

Masih banyak. Dengan adanya regenerasi, pasti lahir talenta muda yang lebih berbakat dan punya daya saing.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Untuk saat ini kami selalu menyajikan musik dengan identitas yang kami senangi, dan semoga penikmat musik elektronik di kota kami selalu menyambut baik dengan apa pun yang kami berikan. Terima kasih untuk semua support yang kami terima. 

 

A Night To Remember (Palu)

 

 

Penjawab: Adit

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo? 

Tim untuk di baliknya masih saya sendiri, tapi setiap event saya biasa ajak teman-teman yang juga punya kesukaan yang sama, dan saya sering collab sama kolektif-kolektif lain yang ada di Palu.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Awalnya dari suka datang ke klub dan liat acara luar. Pertama kali liat itu acara beach party, dan kolektif pertama A Night To Remember saya buat beach party di daerah Donggala, pantai Tanjung Karang di 2014.

 

Apa visi dan misinya?

Visinya agar membuat komunitas ini bisa lebih besar dan menjadi wadah teman-teman komunitas untuk kumpul, di luar kepentingan bisnis.

Misinya untuk menjadi wadah bagi teman-teman yang hobi dan ingin berkarier di dunia ini, apalagi untuk teman yang baru mulai.

 

Bagaimana lo melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota lo sendiri?

Sampai saat ini sudah semakin ramai dan peminatnya makin banyak. Klub yang ada di Palu juga tidak membatasi teman-teman kolektif untuk mengikuti genre yang hari ini berkembang. Kami diberi kebebasan sebagai kolektif yang ada di kota Palu untuk memainkan genre yang ingin kami bawa.

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik untuk menjadi disjoki? 

Banyak yang tertarik, contohnya makin banyak kolektif baru yang muncul di kota Palu dan mereka mengorbitkan DJ-DJ baru.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Kalo saya lebih membebaskan genre musiknya, mengikuti genre teman-teman yang perform karena masing-masing DJ punya style sendiri dalam menentukan setlist dan remix-an.

 

Lost In Tipsy (Palu)

 

 

Penjawab: Melky Andreas

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo?

Kolektif L.I.T beranggotakan 7 orang. Selain saya sendiri, ada Rizky, Uga, Fidzar, Hendra, Gatra, dan Bayu.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Kolektif ini terbentuk sekitar bulan Desember 2023, berawal dari tempat tongkrongan kami di coffee shop milik teman kami Gatra. Kami berinisiasi untuk membuat kolektif sebuah event untuk dunia malam (klub) di kota Palu.

 

Apa visi dan misinya?

Visi Misi L.I.T sebenarnya simple, untuk membuat orang pergi ke klub bukan hanya untuk datang mabuk, tetapi bisa mendapat relasi dengan yang lainnya saat bertemu di dalam klub, dan juga sebagai bentuk mengekspresikan suatu kebahagian lewat musik. 

 

Bagaimana anda melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota lo sendiri?

Pergerakan musik elektronik khususnya di kota Palu perkembangannya sangat pesat. Di mana bukan hanya kami, L.I.T yang menjadi kolektif di kota kami sendiri, banyak teman-teman kami juga yang memiliki minat terhadap musik elektronik juga di kota ini.

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik menjadi disjoki?

Menurut kami minat untuk menjadi disjoki cukup banyak, tapi untuk yang konsisten terhadap menjadi seorang disjoki masih angin-anginan. Mungkin hanya sekedar FOMO.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Untuk menentukan genre, kami rasa kami cukup universal terhadap semua musik. Terbukti dari beberapa tamu yang kami invite ke kota Palu, cukup beragam genrenya. Kami tidak mematok suatu genre untuk kolektif kami sendiri, cukup open format and make people happy

 

PULP (Palu)

 

 

Penjawab: Nug

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo?

Di belakang kolektif ini ada 3 orang. Saya sendiri, Fakar, dan Alvi.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Muncul ide dari kami yang saat itu pengen untuk mendengarkan lagu bar, dengan taste sesuai keinginan kami. Akhirnya kami memutuskan untuk, kenapa tidak kalo bikin kolektif seru-seruan aja. Dari situ kami mulai aktif buat event-event dan mulai serius di kolektif.

 

Apa visi dan misinya?

Misi kami adalah menyediakan hal yang berbeda dalam seleksi musik untuk pengalaman yang lebih baik.

 

Bagaimana anda melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota lo sendiri?

Perkembangan musik elektronik di kota Palu sendiri, secara point of view kami di tahun 2025 ini mulai menjamur karena mulai banyaknya event-event yang menyokong di skena musik Palu. Sekarang kami mulai mencoba untuk memperkenalkan di dalam lingkup ini.

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik menjadi disjoki?

Masih banyak banget sampai sekarang. Kami melihat wajah-wajah baru dan respons kami sangat positif dalam membangun kolektif di kota kami sendiri.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Biasanya untuk menentukan genre pada identitas itu based on kesukaan kami sendiri. Tapi kami juga nyesuain setlist di event-event tertentu dengan target pasar yang sesuai atau momen yang lagi berjalan, dan juga tempat acara yang kami take over.

 

FREAKMENTS (Makassar)

 

 

Penjawab: Ghafikiki

Siapa saja sosok di balik kolektif ini selain lo?

Kolektif ini terdiri dari beberapa orang yang memiliki visi yang sama dalam mengembangkan musik breakbeat dan drum and bass. Selain saya, ada Dacil sebagai DJ sekaligus Project Manager, dan Dewa sebagai DJ dan Assistant Project. Tidak lupa Alvin dan Fiqri sebagai tim media sosial. Dipe, Ilham, dan Fatan sebagai PR di Kota Makassar.

 

Ceritakan awal kolektif ini terbentuk!

Kolektif ini terbentuk dari keresahan kami melihat kurangnya exposure musik, terutama musik breakbeat di skena lokal. Meskipun musik ini memiliki sejarah panjang di Indonesia, genre ini masih cenderung niche dibanding techno atau house.

Awalnya kami sekumpulan teman main yang sering sharing musik dan sering bermain di acara independen. Dan kami melihat antusiasme orang-orang terhadap musik ini, akhirnya memutuskan untuk membentuk kolektif ini secara serius, dengan tujuan memperkenalkan musik breakbeat dan drum and bass kepada audience yang lebih luas.

 

Apa visi dan misinya?

Visi kami adalah menjadi platform yang bisa berdampingan sama EO atau kolektif lain untuk ngembangin musik breakbeat di Indonesia jadi lebih luas lagi.

Untuk misi kami adalah membuat acara dengan variasi musik breakbeat dan turunannya, support DJ lokal dan berkolaborasi dengan kolektif lain.

 

Bagaimana anda melihat pergerakan musik elektronik di Indonesia saat ini terutama di kota lo sendiri?

Musik elektronik di Indonesia semakin berkembang, tetapi breakbeat masih niche. Di Jakarta sendiri sudah mulai banyak yang tertarik dengan musik ini. Tantangannya adalah agar bisa membangun audience yang lebih luas lagi dan terus regenerasi supaya orang gak bosen.

 

Menurut lo masih banyak gak yang tertarik menjadi disjoki?

Menurut saya masih banyak orang yang mau jadi DJ. Kalo kita ngomongin genre spesifik seperti breakbeat, yang serius untuk mendalami genre ini lebih sedikit dibanding genre lain. Kami berharap lewat konten dan acara yang kami ataupun EO lain buat, makin banyak yang tertarik untuk explore genre ini.

 

Bagaimana menentukan genre yang sesuai dengan identitas kolektif saat memilih setlist atau produksi remix-an?

Kami memilih musik sesuai fokus kolektif kami yaitu breakbeat, tapi tetap explore musik lain sebagai sub genre karena kami mau audiens ngerasain variasi dari musik elektronik. Intinya kami mau breakbeat terus berkembang dan semakin besar.

 

Penulis
Raihan Adianta
Pengen jadi orang sukses sisanya jadi DJ keliling.
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Inline Feedbacks
View all comments
Air
Air
4 hours ago

native? confi?

Eksplor konten lain Pophariini

Band Bandung Era 2000-an, Astrolab Rilis Album Mini Transcending Time

Lama tak merilis karya musik, Astrolab setelah 18 tahun akhirnya meluncurkan album mini bertajuk Transcending Time (25/01).     Seorang pelukis, pemahat patung, hingga penari akan selalu menyisakan jejak terakhir yang terawat dengan baik …

RAN Luncurkan Video Musik Kapan? yang Dibintangi Yono Bakrie

Setelah terakhir meluncurkan video musik “Hey Tunggu Dulu” Oktober 2024, RAN menghadirkan visualisasi terbaru masih dari album TEATER NESTAPA berjudul “Kapan?” (21/02).     Seperti tiga video sebelumnya “Rahasia #1”, “Rahasia #2”, dan “Hey …