Adrian Khalif dan Dipha Barus Kembali Bertemu di Single Kualat

Setelah satu windu tepatnya saat Adrian Khalif merilis single perdana “Made in Jakarta”, akhirnya sang musisi kembali bertemu dengan kolaboratornya Dipha Barus untuk perilisan single bertajuk “Kualat”.
Sebelum rilis 11 Juli lalu, kedua musisi lebih dulu merilis serial drama pendek di media sosial sejak 4 Juli, yang menampilkan cuplikan cerita emosional dari lagu tersebut. Kampanye ini sukses membangun ekspektasi dan keterikatan emosional dari audiens, sekaligus menjadi jembatan naratif yang memperkuat pesan lagu.
Secara tematik, “Kualat” menceritakan tentang penyesalan mendalam seseorang yang telah menyia-nyiakan cinta tulus. Ketika orang yang mencintainya benar-benar pergi, tak ada yang tersisa selain konsekuensi dan ruang yang tak bisa lagi diisi.
Lirik dan interpretasi vokal Adrian Khalif yang penuh tekanan emosi dipadu produksi musik yang kuat dan berkarakter khas Dipha Barus berhasil memunculkan harmoni antara kesedihan dan energi yang groovy.
Adrian mengungkapkan bahwa musik untuk lagu ini lebih dulu diproduksi oleh Dipha, lalu disusul penulisan lirik bersama tim A&R E-Motion, termasuk Iqbal Siregar. “Pas dilempar ke gue, suka banget! Akhirnya kita kulik bareng,” ujar Adrian dalam pernyataan resminya.
Dipha Barus sendiri menyebutkan inspirasi musiknya datang ketika ia sedang mendengarkan Azymuth dan Earth, Wind & Fire. Ia membayangkan bagaimana jika rasa patah hati dikemas dalam groove yang tidak sepenuhnya muram. “Ada sentuhan analog synth di sana-sini,” ungkap Dipha yang menegaskan proses kreatif mereka mengalir dengan natural tanpa paksaan.
Kolaborasi ini menggabungkan dua karakter yang berbeda namun saling melengkapi. Adrian Khalif dikenal dengan gaya vokal R&B yang kaya tekstur dan emosional, sementara Dipha Barus membawa pendekatan produksi yang selalu berani mengambil risiko sonik, namun tetap berpijak pada akar musikal yang kuat.
Dengan produksi yang matang, narasi emosional yang kuat, dan chemistry yang sudah terbangun sejak lama, “Kualat” memperlihatkan bagaimana kolaborasi dua musisi lintas genre bisa melahirkan karya yang bukan hanya menyentuh, tetapi juga relevan dengan dinamika emosi generasi muda hari ini. Tak hanya soal penyesalan, lagu membuktikan tentang bagaimana groove bisa menjadi medium untuk menyalurkan luka.
Simak video musiknya di bawah ini.
Eksplor konten lain Pophariini
5 Band Cirebon Pilihan Restu Yawendra Losing Fight
Setelah bulan lalu mengangkat band-band Wonosobo pilihan Budi ‘Youthfall’, bulan ini kami mendaulat Restu Yawendrs, vokalis/gitaris Losing Fight untuk memberikan rekomendasi band dan musisi asal kotanya, Cirebon. Lagi-lagi kami mendapat nama-nama baru berbagai genre …
Compass Luncurkan Kampanye bersama Kiki Ucup, Denisa, dan Coki KPR
Merek sepatu lokal kebanggan Indonesia, Compass, resmi meluncurkan kampanye terbaru bertajuk “Selangkah, Searah” pada hari Senin, 7 Juli 2025. Kampanye ini menjadi perayaan atas perjalanan pribadi, arah yang sejalan, serta kekuatan dalam terus melangkah …