Agung Hercules, Dangdut Macho yang Meninggalkan Kita

Aug 8, 2019

Tanpa membahas lebih lanjut dari mana akar-akar musik tersebut berasal, rasanya tak berlebihan jika Jamaika adalah reggae, Brasil adalah samba, maka musik populer Indonesia adalah dangdut.

Seperti pada warna kulitnya sendiri, nyaris tidak ada orang Indonesia yang tidak mengenal dangdut. Kita semua tahu klise itu, bahwa dangdut dicap sebagai musik kampungan, namun tidak ada yang meragukan kedahsyatan dangdut di seantero Indonesia, untuk berbagai lapisan kelas ekonomi dan demografi.

Semua perlu dangdut. Industri rekaman musik, jelas perlu dangdut. Apalagi panggung, pasti perlu dangdut. Politik Nasional tingkat tinggi sampai kelas Kabupaten perlu dangdut. Karaoke? Boleh pasang dangdut. Arisan pegawai? Perlu dangdut.  Tujuh belasan? Dangdut. Kondangan? Dangdutan.

Radio Prambors—tempat anak muda hip mangkal pada zamannya—kelompok lawaknya, Warkop Prambors bernyanyi dangdut di kaset dan film-film mereka. MTV Indonesia—saluran televisi hip bagi anak muda pada zamannya—punya program MTV Dangdut. Band Top 40 di hotel-hotel bintang lima di kota-kota besar, tetap perlu punya stok lagu dangdut. Dangdut cukup mendekati seperti restoran cepat saji asal Amerika, restoran masakan Italia, sampai restoran steak sekalipun masih perlu menyediakan menu nasi.

Jadi, bagaimana kondisi dangdut?

Selayaknya genre musik, dangdut tentu tidak diam dalam goyangnya. Dari masa ke masa, segala inovasi terjadi pada dangdut. Almarhum Agung Santoso alias Agung Hercules ada di rombongan ini.

Binaragawan sekaligus penyanyi? Gondrong, berotot, dan berurat lucu. Sulit dicari yang menyamakannya— lebih spesifik dalam konteks dangdut. Maka lahirlah: dangdut macho!

Agung Hercules / dok. istimewa

Tentu kita mendoakan yang terbaik untuk almarhum. Tapi bagaimanapun sulit untuk tidak tersenyum saat mengenang hidupnya—tak terpisahkan antara Agung Hercules dengan segala kejenakaannya.

Walau sebelumnya Agung sudah bermain di sinetron Sarah 008, berperan sebagai Milky Man, pun telah berprestasi di cabang olahraga sebagai salah satu binaragawan terbaik di Malang, namun dangdut macho yang benar-benar meledakkan namanya.

Barbel bisa membesarkan badan, tapi dangdut yang membesarkan peluang.

Dangdut macho Agung Hercules punya racikannya sendiri. Video musiknya seringkali mengekspoitasi secara “lebay” jantannya sosok Agung, Musiknya bisa saja melibatkan gendang sampai kendang, tapi tetap terdengar sayatan distorsi gitar. Fusi dangdut dan rock. Dan terutama yang “berbahaya” adalah lirik-lirik absurd yang disisipkan pada suasana jatuh cinta. Misalnya pada lagu “Cinta 100%”, begini bunyinya:“Berani dikejar-kejar kucing, berani dibentak sama kuda. Sumpah aku setia. Hanya kau yang kucinta.”

Binaragawan sekaligus penyanyi? Gondrong, berotot, dan berurat lucu. Sulit dicari yang menyamakannya

Atau sastra yang gelap langsung pada lirik-lirik pertama lagu “Pengadilan Cinta”, yang rasanya bisa membuat Morrissey begidik,“Untuk apa kau bersumpah, bila mengotori bibirmu?”

Lalu lirik itu dilanjutkan: “Seandainya dunia ini ada pengadilan cinta, hanya engkau yang akan kutuntut atas perbuatanmu pada diriku, atas kemunafikanmu pada cintaku.”

Di single “Astuti” yang melejitkan namanya, Agung bernyanyi dengan ujung lengkingan rocker pada bait “Keringat panas dingin mulai menyerang. Ambisi dalam dada menggebu-gebu”.  Kemudian dilanjutkan dengan “Tak kusia-siakan, langsung saja to the point bahwa aku ingin memiliki kamu”.

Pada lagu “Monalisa”, keseluruhan lirik lagu memang masih dalam koridor wajar, kecuali judul lagu itu sendiri yang ngehek; memilih nama lukisan terkenal. Atau dengan cermat dalam komedi musikalnya, dipilihlah diksi yang selaras dengan personafikasi dan ciri khas Agung Hercules ke dalam judul lagu “Ayo Fitness” dan “Barbel Melayang”.

Di lagu “Digoyang Rindu”, Hercules serasa filsuf asmara dengan lirik konklusinya: “Penyakit cinta, obatnya cuma cinta”.

Tak hanya soal percintaaan, lirik lagu Agung Hercules juga memasuki kawasan poliik, tetap bernuansa menggelitik:

“Yance… Yance… Yance… Akang Yance
Orang sepertimu yang paling ditunggu
Yance…Yance.. Yance.. Akang Yance
Rakyat adil makmur adalah misimu
Yance… Yance… Yance…Akang Yance
Masyarakat pasti akan mendukungmu”

Agung Hercules juga memasukkan semacam pidato di tengah-tengah lagu: “Oke, mari kita dukung bersama-sama Akang Yance! Y.A.N. C.E. Yance! Yance! Yance.. Yance..Yance!” Dengan latar dan citra komedinya, indikasi satir sudah setinggi ini, kurang macho apa lagi?

Dari dangdut macho, langkah Hercules tak terbendung lagi. Seperti Hulk, namanya jadi jauh lebih besar

Bagaimana dengan “kejadian kecil” yang suka dianggap terlalu remeh untuk diangkat menjadi tema lagu? Semaskulin Agung Hercules dengan dada yang bisa bergerak bahkan punya satu lagu berjudul “Bangun Pagi” dengan lirik naratif yang menceritakan seorang murid yang bersemangat bangun pukul lima, mandi, dan bersepeda ke sekolah. Sampai di sekolah, kok sepi? Ternyata ia lupa, hari itu adalah hari Minggu. Jangan tanya bagaimana musiknya, ibarat EDM, ini adalah tipe yang “hacep sehacep-hacepnya”!

Di sisi lain, lirik lagu-lagu yang dinyanyikan Agung Hercules pernah pula begitu sederhana tapi menyentuh pada lagu-lagu religius. Misalnya pada lagu “Dosa””:

“Hapuskanlah dosa
Dosa yang kusengaja
Atau yang tak kusengaja”

Dari dangdut macho, langkah Hercules tak terbendung lagi. Seperti Hulk, namanya jadi jauh lebih besar. Terus membesar. Agung berperan pada sejumlah film, menjadi bintang tamu sejumlah acara telvisi, juru penghibur di Twitter, dan menjadi pengusaha kuliner “Bakso Barbel”. Agung Hercules juga menjadi Youtuber.

Agung Hercules ada di mana-mana. Di mana saja, dia selalu tampil humoris, menjadi kesukaan banyak orang. Sampai datang kabar bahwa Agung sakit. Ditemani istrinya, Agung bercerita tentang kondisinya. Tubuhnya jadi kurus. Rambut gondrongnya sudah dicukur. Semua terekam di saluran YouTube-nya.

Jakarta, 1 Agustus 2019, Agung Santoso meninggal dunia. Selain kocak, Agung juga dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah, kita bisa membacanya di mana-mana. Berbagai kalangan mengucapkan duka citanya. 

Innalillahi wainnaillaihi rojiun. 

Agung Hercules / instagram.com/agunghercules88

 

____

Penulis
Harlan Boer
Lahir 9 Mei 1977. Sekarang bekerja di sebuah digital advertising agency di Jakarta. Sempat jadi anak band, diantaranya keyboardist The Upstairs dan vokalis C’mon Lennon. Sempat jadi manager band Efek Rumah Kaca. Suka menulis, aneka formatnya . Masih suka dan sempat merilis rekaman karya musiknya yaitu Sakit Generik (2012) Jajan Rock (2013), Sentuhan Minimal (2013) dan Kopi Kaleng (2016)

Eksplor konten lain Pophariini

Telah Berpulang Firza Achmar Paloh SORE

Berita duka menyelimuti musik Indonesia pagi ini. Vokalis, gitaris, sekaligus penulis lagu band SORE, Firza Achmar Paloh atau dikenal Ade Paloh meninggal dunia di usia 47 tahun hari Selasa (19/03). Informasi muncul pertama kali …

Kolaborasi Musisi Indonesia dalam Single Tanah Para Nabi untuk Palestina

Sebagai bentuk respons dari kejahatan zionis Israel yang menjajah warga Palestina di Gaza, dua musisi perempuan Indonesia, Bella Fawzi dan Annisa Theresia tergerak untuk merilis sebuah karya musik berjudul “Tanah Para Nabi” hari Jumat …