Ahmad Band, 20 Tahun yang Lalu

Di tengah pemberitaan miring kemarin soal Ahmad Dhani dan kasus penistaan agama, ingatlah akan hal ini: Ahmad Dhani pernah menjadi bagian penting bagi musik dan lagu protes tanah air.
Saat itu belum ada Seringai dengan “Mengadili Persepsi”-nya, juga The Brandals dengan “100 Km/Jam”. Dulu lagu-lagu protes di era sebelum milenium tercipta -ironisnya- di tangan anak-anak muda gondrong bandel, pemadat 90an yang sekarang insyaf.
Tahun 1998, Ahmad Dhani dan Andra Ramadhan baru setahun merilis Pandawa Lima, Pay dan Bongky juga setahun juga keluar dari Slank. Sementara Album Minggu Ini Netral juga baru 7 minggu berjalan sejak rilis Januari. Jadi mungkin bisa jadi ini berjalan tanpa persiapan yang matang.
Mungkin saja, tujuan seorang Dhani untuk membuat ini adalah membuat band dengan lagu-lagu yang keren aja, rekaman sealbum habis itu: end, bubar jalan.
Album Ideologi Sikap Otak, dirilis 3 Juli 1998 lewat label Aquarius, label yang juga menaungi Dewa 19. Entah lobi-lobi apa yang dibisikkan Dhani untuk sang bos Aquarius. Mungkin saja iming-iming supergroup era 90an cukup menjual, meski ternyata album ini, dibandingkan dengan Dewa mungkin saja kalah TKO.

Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wijaya 80 Rilis Album Mini Perdana Perjumpaan
Setelah sukses dengan single “Terakhir Kali” yang rilis Desember 2024, grup musik Wijaya 80 menghadirkan album mini perdana bertajuk Perjumpaan hari Jumat (14/02). Menurut siaran pers, grup yang terdiri dari trio musisi …
Venue-venue Musik di Tengah Sengkarut Ruang Ekspresi Semarang
Terbit-tenggelam. Kira-kira itu frasa yang bisa digunakan untuk menggambarkan kondisi venue musik di Semarang, terkhusus yang berskala mikro-menengah. Sepanjang 2022-2024, banyak ruang yang sering dijadikan venue bertumbangan di Semarang. Seven Bar & Lounge, Madaz …
melenceng itu sudut pandang anda. karena anda “pro” bukan “kontra”.