Airport Radio Kembali Bercahaya

Oct 26, 2018

Tujuh tahun yang lalu, nama Airport Radio bersinar dengan musik dan visual yang menganggumkan. Turun dalam Rupa Cahaya, album perdana dari band yang didirikan di Yogyakarta itu, menerima sejumlah penghargaan antara lain Top Award dari Asia Pacific VOICE independent Music Award (AVIMA) 2010 “Thank You for Existing – Most Inventive, Innovative and Creative Indie Act” serta masuk dalam nominasi lagu elektronik favorit dari Indonesia Cutting Edge Music Award (ICEMA) 2010.

Nama mereka redup kemudian hiatus setelah masing-masing personilnya berproses dalam kehidupannya masing-masing. Dan kini setelah tujuh tahun berlalu, para personilnya berkumpul dan berproses kembali di tahun 2017, dan setahun kemudian, lahirlah album kedua, Selepas Pendar Nyalang Berbayang pada 24 Oktober 2018.

Airportradio yang beranggotakan Benedicta R Kirana (vokal), Ign Ade (bass), Deon Manunggal (Synth) dan Prihatmoko Moki (drum) kian berproses. Dengan meniadakan suara gitar, mereka bermaksud menciptakan komposisi musik yang tenang dan bernuansa low untuk mendukung perasaan kesepian, sendiri, sekaligus menempatkannya pada keteduhan jiwa.

Keseluruhan musik dalam album kedua ini merupakan hasil inkubasi selama 2 hari di rumah sewa Jakarta Selatan pada awal 2017 silam. Keseluruhan lagu yang ada pada album kedua ini merupakan sintesis dari cerita 4 orang teman lama, para personil Airportadio, yang telah kembali dipertemukan dan menceritakan perjalanan kehidupan mereka masing-masing setelah sempat berpisah sekian lama.

“Kami antusias dengan hasil dari album kedua ini. Berbeda dengan album pertama, album kedua disusun dalam waktu singkat selama dua hari saja, sehingga alur cerita dan rasa dari keseluruhan lagu terasa koheren,” kata Benedicta, vokalis Airportadio dalam peluncuran albumnya di IFI Yogyakarta (24/10) ini.

launching album Airport Radio di IFI, Yogyakarta / dok. Airport Radio. 

Di konser peluncurannya, Airportradio menampilkan seluruh lagu dari album kedua. Keseluruhan penampilan Airportradio ditemani dengan visual dan tata lampu yang mendukung atmosfir pertunjukan yang mengawang.

Yang menarik dari album ini pula, selain musiknya adalah sebuah karya kolaborasi antara mereka dengan seniman multi disiplin. Airportradio berkolaborasi dengan sembilan seniman untuk merespons delapan lagu dengan karya video mereka masing-masing.
Dalam proses kolaborasi itu, Airportradio tidak ikut menyodorkan narasi lirik dari masing-masing lagu di album terbarunya itu ke para seniman tersebut. Kesembilan seniman Indonesia yang terdiri dari beragam latar belakang atau disiplin ilmu seperti perfilman, seni rupa, seni busana, seni pertunjukkan, dan multimedia, itu diminta merespon lagu-lagu itu secara bebas atau sesuai imajinasi mereka sendiri.

Album terbaru Airport Radio.

Kesembilan seniman itu adalah Ig Raditya Bramantya, Katia Engel, Faozan Rizal, Lala Bohang, Lulu Lutfi Labibi, Roby Dwi Antono, Ruth Marbun, Terra Bajraghosa, dan Wulang Sunu. “Dalam merespon video (album) ini, kami melibatkan seniman yang memiliki karakter visual serta disiplin ilmu yang bervariasi. Selain itu, penting juga untuk mendapatkan representasi gender yang seimbang dalam respon karya,” terang Moki, salah satu pentolan Airportadio.

Katia Engel, koreografer tari, dan suaminya yang sutradara film, Faozan Rizal, misalnya, diminta membuat video dari Alpha Omega, lagu pertama dalam album Selepas Pendar Nyalang Berbayang, yang sebetulnya mengangkat tema soal agama atau keyakinan manusia. Permintaan itu direspon mereka dengan klip video yang mengisahkan perjalanan kereta metro (bawah tanah) di Berlin, Jerman.

Kedelapan video garapan sembilan seniman itu telah diluncurkan satu per satu melalui saluran media sosial Airportradio (akun @airportadio), yaitu di Youtube, Facebook, dan Instagram.

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …