Album Santamonica – Curioser and Curioser Dirilis Ulang

Aug 22, 2020
santamonica

Tidak berlebihan jika La Munai, label musik dari Jakarta menyebut album dari SantamonicaCuriouser and Curiouser sebagai harta karun era musik milenial. Setidaknya (menurut penuturan label) julukan ini tercetus dari beberapa penikmat musik yang kala memang meminta album ini untuk direissue.

Sampai akhirnya, di minggu kedua Agustus 2020 ini, album Curiouser and Curiouser dirilis ulang dalam format piringan hitam double LP dengan jumlah yang sangat terbatas.

Santamonica sendiri didirikan tahun 2003 oleh produser/gitaris Joseph Saryuf (Iyub), yang baru saja kembali ke Jakarta dari Jerman, dan Anindita Saryuf, (saat itu Fashion Director ELLE Indonesia). Kecintaan mereka pada band serupa seperti My Bloody Valentine, Cocteau Twins, Air, dan Slowdive memicu ide untuk menciptakan musik bersama. Anindita (yang baru tahu bahwa dia bisa menyanyi pada saat itu) secara mengejutkan melengkapi keahlian soundcrafting Joseph yang cerdas dengan keterampilan menulis lagu yang canggih dan vokalnya yang menawan.

Santamonica

Penampakan album reissue Curiouser and Curiouser dari Santamonica / dok La Munai

Selama dua tahun merekam Curiouser and Curiouser, duo Iyub – Dita menciptakan campuran antara kelemahlembutan retrofuturistik, ‘studio-oriented indie pop of the moment’, membawa elemen krautrock, kemolekan sisi psikedelik, Elusifitas skena musik Shibuya-kei Jepang (pendahulu formal untuk begitu banyak J-pop sekarang), lounge revival, bossa nova, shoegaze, dan keistimewaan elektro-pop Prancis yang banyak dibunyikan oleh pemakaian vibrafon.

Curiouser adalah sebuah perkawinan antara suara eksperimental Joseph dan lagu out of the boxnya yang dibuat dengan lirik dan suara unik Anindita, sebuah album electro pop aneh yang dianggap sebagai cult di banyak anak muda, terkhusus penggali-penggali musik yang menolak dengan apa yang ditawarkan di arus besar pada era tersebut.

PHI telah menulis bagaimana kedigdayaan Santamonica dan album Curiouser and Curiouser di tulisan panjang di sini.

Dan kini, Curiouser and Curiouser dirilis ulang untuk menjawab kerinduan bagi fans juga penggali musik saat itu juga tak terkecuali sekarang yang mungkin tengah menyusun puzzle musik pop independen Indonesia.

Dengan sampul album asli yang digarap Dibyo Kusumo, vinyl/piringan hitam Curiouser dan Curiouser hadir dengan 10 lagu asli album, dengan penambahan delapan lagu baru (yang dirilis secara eksklusif di Jepang) serta remix baru Wanderlust oleh Direct Action Group – proyek idealis Iyub di luar Santamonica. Sebuah foto profil jepretan Agan Harahap menghiasi bagian dalam album ini yang diremaster oleh Iyub sendiri.

Dengan dirilisnya album ini menjadi pengingat bahwa di awal milenium, Indonesia memiliki musik yang luar biasa. Mungkin saja tak hanya Santamonica dengan Curiouser and Curiouser-nya, namun setidaknya album ini menjadi salah satunya.

____

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Bogor – Surabaya PP: Catatan Perjalanan Swellow, The Jansen, Texpack, dan Rrag

Menghadiri undangan dari Moonswimmer kolektif Surabaya yang menghelat acara bertajuk “Asal Bunyi: Bogor Jatuh Di Surabaya” di Colors Pub, Gubeng, Surabaya.

Traffic Jam Asal Solo Mengawali Album Mini dengan Single Untuk Apa?

Tidak memiliki materi baru selama 3 tahun, Traffic Jam asal Solo kembali dengan single anyar berjudul “Untuk Apa?” hari Jumat (03/05). Band beranggotakan Anisa (vokal), Bintang (vokal, gitar), Billy (bas), Ernest (gitar), dan Rovega …