Amsav Rilis Single tentang Red Flag dalam Ease My Mind
Jeda setahun dari perilisan karya perdana “Hard For U”, solois asal Surabaya bernama Amsav resmi melanjutkan perjalanannya lewat peluncuran single “Ease My Mind” tanggal 8 November 2024.
Kami sempat menghubungi Amsav hari Rabu (11/12) via WhatsApp untuk menanyakan apa yang ingin ia sampaikan di lagu “Ease My Mind”.
“Intinya sih menyadari tanda-tanda red flag dari pasangan, dan mengakuinya. Gak boleh denial. Kalau memang sudah ada tanda-tanda dan tidak menemukan solusi dari kedua belah pihak, kita harus berani untuk meninggalkan hubungan itu,” kata Amsav.
Ketika menuliskan lagu ini, Amsav memang sedang merasakan tanda-tanda tersebut dari pasangannya saat itu. Dari momen itulah dia mempertanyakan apakah hubungannya masih layak diperjuangkan atau tidak.
Topik berlanjut ke penjelasan Amsav tentang bagaimana strategi mempromosikan karya di era ini. Ia merasa musisi baru seperti dirinya, melakukan pitching agar masuk ke daftar putar platform streaming musik sangatlah penting. Selain itu, Amsav juga melakukan promosi di media sosial.
“Untuk kontennya tentu disesuaikan dengan konteks lagunya. Walaupun lagunya sedih, kontennya ga harus selalu sedih. Kadang bisa sindiran atau ngejek diri sendiri karena pernah dalam posisi yang tidak bisa melihat red flag tersebut dan denial,” jelasnya soal strategi mempromosikan single “Ease My Mind”.
Seputar memperkenal diri sebagai musisi, Amsav juga membantu band temannya, Drizzly asal Sidoarjo sebagai pemain kibor. Ia berharap manggung bareng Drizzly, eksistensinya di kancah musik bisa lebih terlihat.
“Ditambah lagi aku jadi dapet pengalaman manggung lebih banyak seperti main di Joyland dan Pestapora. Terus bisa bertemu orang-orang yang ada di dunia musik,” ujar Amsav soal keterlibatannya di Drizzly.
Sesi wawancara ditutup dengan laporan kondisi skena musik Surabaya. Menurut Amsav, selain kolektif musik yang menjaga kelestarian industri musik di sana adalah UKM kampus dan kafe-kafe yang menjadi tempat untuk bisa memunculkan talenta-talenta musik baru.
“Aku sendiri banyak terbantu dari teman-teman sesama musisi di Surabaya, walaupun aku belum bisa ngasih timbal balik yang sepadan. Intinya, di Surabaya masih banyak musisi yang mau saling tolong menolong,” pungkas sang solois.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Banda Neira Kembali: Menyapa Penggemar Setelah Sewindu Hiatus
“Sampai kita tua…sampai jadi debu…” Penggalan lirik tersebut mungkin sudah ramah di sebagian telinga masyarakat Indonesia. Di Alam Sutera, setidaknya malam minggu itu, penonton langsung berbondong-bondong maju ke paling depan. Mereka bernyanyi bersama, suasana …
Otak Atik Musik di Era Elektronik
Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) semakin berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, yang membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dari sektor kesehatan, pendidikan, hingga industri kreatif, khususnya musik, AI membuka …