Apa Itu Jazz? Panduan Sebelum Menonton Festival Jazz

Feb 28, 2020

Perlu diketahui bahwa musisi jaman sekarang rata-rata tidak terlalu peduli dengan label musiknya jazz atau bukan. Yang ada di kepala mereka hanyalah, we just wanna make good music, period. Tapi tetap pembahasan jazz itu apa, ini mungkin bisa jadi referensi seru untuk setiap penikmat musik.

Saya juga tidak akan memberikan label pada seorang musisi atau sebuah musik; ini jazz atau bukan jazz, I’m gonna let you decide for yourself, later after you done reading this. Saya tidak akan bahas terlalu dalam dan mendetail, tapi yang pasti cukup untuk starter

Ini definisi Jazz menurut kamus secara standar menurut situs Oxford Refference:

A type of music of black American origin characterized by improvisation, syncopation, and usually a regular or forceful rhythm, emerging at the beginning of the 20th century. Brass and woodwind instruments and piano are particularly associated with jazz, although guitar and occasionally violin are also used; styles include Dixieland, swing, bebop, and free jazz.

Itu adalah definisi standar yang cenderung “sempit”. Jadi hal itu bisa tidak berlaku jika kita bertanya apa itu jazz, langsung ke 10 orang musisi jazz. Karena bisa jadi kita akan mendapatkan 10 jawaban yang berbeda. Dan menurut saya, dari semua penjelasan tentang jazz, secara teknis, non-teknis, dsb, saya berkesimpulan bahwa: jazz adalah sebuah tradisi.

Tradisi jazz ini memiliki perjalanan yang cukup panjang, yang dimulai dari kisah perbudakan di Amerika, yang membenturkan budaya dari Afrika dengan budaya dari Eropa. Penyederhanaannya seperti ini: warga kulit hitam punya blues, sedangkan kulit putih mempunyai musik klasik.

Pada akhir abad 19, perbudakan mulai dihapuskan, hal ini memungkinkan warga kulit hitam di Amerika punya akses ke pendidikan yang lebih baik, termasuk dalam bidang musik, di masa inilah lahir musik yang dikenal dengan nama genre ragtime. Ini contoh ragtime yang kita semua kenal.

 

Mulailah lahir bentuk early jazz di New Orleans, karena warga kulit hitam di New Orleans lebih bebas mengekspresikan tradisinya, sehingga musik mereka lebih berkembang. Musik ini dikenal sebagai dixieland, ini dia contoh bunyinya:

 

Melaju ke tahun 1920-1930, musik swing mulai populer, dari situ kita mendengarkan kurang lebih perkembangannya dari musik ragtime, dixieland, ke swing, ini contoh musik swing big band dari tahun 1930an, “Sing, Sing, Sing” oleh Benny Goodman.

 

Swing menjadi sangat populer di masa itu, bahkan sampai disebut sebagai the golden era atau the jazz age, karena musik swing big band dimainkan di mana-mana sebagai dance music pada masa itu juga dalam film-film. Ini contohnya dalam film Swing Time, Fred Astaire.

 

Tahun 1940an (Era paska perang dunia), musik bebop muncul, swing yang tadinya untuk iringan dansa, lalu menjadi musik yang lebih rumit dan menantang, jadi semacam “musiknya musisi” begitu. Bisa didengar contohnya di rekaman Charlie Parker ini, Anthropology.

 

Dari sini, jazz mulai bercabang-cabang, ada yang makin rumit, ada juga yg lelah main musik rumit, jadinya cool jazz, ada juga yang mulai memadukan unsur musik afro-cuban ke dalam jazz. Ini contoh cool jazz, “Take Five” dari Dave Brubeck.

 

Dan ini contoh afro-cuban jazz, Dizzy Gillespie dengan “Machito”.

 

Sedangkan ini contoh dari hard-bop, “No Problem” oleh Art Blakey and The Jazz Messengers.

 

Dari 1950an sampai skrg, musik jazz menjadi sangat beragam style-nya, ada bossa-nova dari Brazil, fusion dengan unsur rock, avant-garde yang sangat modern, smooth jazz yang easy listening, dan sebagainya, namun semuanya memiliki root yang sama dan itu terdengar.

Mari kita dengarkan beberapa contoh rekaman jazz yang monumental. Mulai dari Miles Davis “So What” tahun 1951.

 

“Giant Steps” – John Coltrane di tahun 1960.

 

Musik bossa-nova, “Desafinado” Joao Gilberto, Stan Getz, tahun 1963.

 

Herbie Hancock yang memadukan jazz dengan funk menjadi jazz funk merilis album Headhunters tahun 1974.

 

Musik fusion jazz, “Birdland” Weather Report, 1977.

 

Smooth Jazz, George Benson & Earl Klugh “Dreamin'”, 1980an.

 

Bagaimana dengan jazz vocal? Saya tidak tulis secara spesifik karena di setiap style jazz yang tadi disebut, ada yang ada vokalnya, swing, bebop, afro-cuban, bossa-nova, semua ada yang memakai vokal. Vocalist jazz legendaris, misalnya, Ella Fitzgerald dan Louis Armstrong.

 

Sampai sini, saya yakin teman-teman sudah bisa membedakan musik yang root-nya dari tradisi jazz, dengan yang tidak. Mana yang jazz-nya kental, mana yang hanya “dipengaruhi” jazz.

Masih banyak sekali yang ingin diceritakan tapi saya serahkan keasyikan eksplorasi pada masing-masing pendengar musik saja. Karena justru di situ asyiknya, bukan? Terima kasih sudah membaca, kalau ada komentar mari kita lanjutkan membahas jazz di kolom komentar di bawah ini.

Yang pasti jazz atau bukan, hal itu tidak usah diperdebatkan, karena yang pasti musik itu untuk dinikmati.

 

_____

Penulis
Indra Aziz
Indra Aziz adalah penyanyi dan penulis lagu jazz dan soul dari Jakarta. Selain juga dikenal sebagai pelatih vokal selebriti, Indra juga jadi pengajar vokal gratis di Youtube dengan lebih dari 25 juta tampilan di salurannya. Selain aktif manggung, Ia merilis album penuh perdananya For Good di 2018. Indra juga pendiri VokalPlus, merek pembuatan konten populer dengan lebih dari 350 ribu pelanggan di YouTube, dan 230 ribu pengikut di Instagram, membuat dan mengatur konten terkait vokal di media sosial, dan dengan VokalPlus ia juga memproduksi CD dan vokal pelatihan vokal aplikasi.

Eksplor konten lain Pophariini

Halal Bihalal Kasual MALIQ & D’Essentials Dihiasi 21 Lagu dan Penggemar Termuda

MALIQ & D’Essentials melanjutkan tradisi buka bersama para penggemar secara intim hari Kamis (28/03) di Ruuang Kopi, Jakarta Selatan. Tahun ini juga menjadi tahun kedua mereka menyebut momen berkumpul ini dengan nama Halal Bihalal …

Satu Dekade Tulus Mendengar Album Gajah

Album Gajah adalah jangkar, ia membuat banyak penggemar Tulus diam sejenak, mendengar lagu-lagu indah sembari merenungi apa yang terjadi dalam hidup