Arash Buana – logic mess
Sebelum menelusuri satu per satu lagu di album ini. Saya memutuskan untuk menengok kembali awal perjalanan bermusik Arash Buana dan menemukan video musik “Cahaya Hati” di YouTube. Ia sudah membawakan lagu tersebut di banyak panggung saat usianya baru mau memasuki masa praremaja.
Di tahun 2015, Arash meneruskan perjalanan dengan melepas single “Menunggu” yang kemudian perubahan suaranya mulai terdengar di dua single yang berikutnya, “Didekat Mu” dan “Menanti Pagi”.
Ketiga single yang saya dapatkan dari hasil pencarian tadi, menampilkan cover art Arash dan gitar. Ternyata bukan cuma punya suara yang merdu, ia memang pandai bermain alat musik, menulis lagu, bermain piano. Bahkan, memproduseri lagu-lagunya sendiri untuk album ini.
Jeda sepuluh tahun dari video lagu pertamanya di YouTube, Arash sampai juga di usia 19 tahun. Ia menghiasi fase remajanya ini dengan merilis sebuah album penuh berisi sebelas lagu dalam judul logic mess.
Genjrang-genjreng gitar akustik bernuansa Lo-Fi menjadi pembuka album. Bagaimanapun rasanya, cinta memang selalu dramatis. Arash mengkhayalkan perasaan dan keadaan yang tak dapat ia raih dalam judul “over the moon”.
Jika menyesuaikan urutan album. Selesai dari lagu pertama, Arash langsung mengagetkan telinga di nomor kedua “goodbye (but i love you so)”. Lagu ini memiliki bunyi piano yang cukup intens. Andai saja Arash membedakan teknik vokal untuk membawakan sang lagu, meskipun masih sedih liriknya.
Masuk ke nomor yang ketiga di album, “anything 4 u”. Saya menyimpulkan Arash yang masih sangat muda bisa dilabeli musisi berjiwa tua. Terdengar juga nafas itu di nomor keempat “Fiona”. Kedua lagu yang berdekatan ini menceritakan hubungan, yang satu meminta kesempatan dan satu lagi tentang sosok.
Sudah hampir setengah perjalanan album, saya malah khusyuk mendengarkan “i’ve always loved you” yang memiliki pendengar terbanyak di album. Saya langsung ingin menuliskan ini, “Enggak ada yang bercanda apapun tentang hati”.
Suara Arash baru terdengar emosional detik ia menyanyikan lirik, “I was afraid of breaking up, ‘cause I don’t wanna be alone, I never knew on what I did, ‘til you’re gone”.
Sementara aransemen musik yang dibuat untuk nomor keenam “overthinking” sepertinya tak jauh berbeda dengan nomor kedua di album. Apakah Arash tiba-tiba kehabisan ide menemukan ramuan yang tepat dalam mendampingi curahan hatinya?
Rasa cemburu tak mungkin melebar tanpa proses. Arash tau harus menuliskan perasaan untuk lagu “jealous over you”. Kegelisahan di hatinya semakin nyata dengan tanya dan semakin utuh terdengar. Ketika ia memberikan suara lick gitar pada outro lagu ini.
Terhitung sudah dua lagu di album yang tak ada beda, ditambah satu lagu lagi nomor “the bad guy”. Suasananya mirip dengan nomor yang pertama. Apakah ini sekadar penghantar untuk masuk ke lagu berikutnya “i get lonely”?
Menuju lagu terakhir, Arash menampilkan “take a break”. Lagu yang sangat personal dari seorang introvert, mungkin. Hingga tiba di penutup “we’ll be okay, for today”, mengejutkan karena ia bisa juga bosan sendirian dengan menggaet Anya Taroreh untuk bersahutan rasa-rasa.
Jujur saja, album ini bisa sangat membosankan. Sekitar sepuluh tahun jam terbang yang sudah berlalu, ruang barunya semoga bertambah lagi. Arash Buana masih perlu mencari dan menemukan. Sebab dewasa kelak, bukan hanya tentang perasaan sendiri.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Kolaborasi yang Wajib Disimak di Jazz Goes to Campus 2024
Jazz Goes to Campus akan digelar hari Minggu (17/11) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Tahun 2024 merupakan pergelaran ke-47 festival tahunan ini. View this post on Instagram A post …
Antara Musik, Visual, dan Sekitarnya (oleh: Sari, Rio, John, Mela, Ricky, Saleh WSATCC)
White Shoes & The Couples Company (WSATCC) dibentuk pada 2002 di kampus Institut Kesenian Jakarta di wilayah Cikini, Jakarta Pusat. Sari, Rio, Saleh menempuh studi di jurusan Seni Rupa dan Desain, sedangkan Ricky, Mela, …