Arsip Sip Musisi

Jun 13, 2018

Pernah gempar “jagad indie” tatkala dibagikan kepada publik video dokumentasi Pure Saturday saat merekam debut album mereka.  Banyak yang memaknai album itu sebagai fenomenal. Jadi, maklum saja jika reaksi yang terjadi mencapai taraf “gegap gempita netizen sektoral”.  

Yang menjadikan suasana seharu itu, salah satu faktor utamanya, adalah level kejutannya. Mungkin tidak ada yang pernah berandai bisa melihat seperti apa Pure Saturday di studio rekaman untuk album pertamakalinya. Kejutan bersama band dan album yang sesuai ternyata membuat hanya sebuah video lama bisa begitu digelorai.

Demikianlah arsip berperan. Pada kesempatan lainnya, White Shoes & The Couples Company begitu serius menggarapnya. Terutama ketika kelompok musik itu kembali ke tanah air setelah melawat untuk pentas di berbagai Negara, di lima benua. Kampiun indie-pop dari Cikini itu kerap menghadirkan “oleh-oleh” tentang apa saja yang mereka kerjakan di “negeri orang”. Buah tangan yang mereka hadirkan bisa berupa semacam surat kabar tipis (bekerjasama dengan merek clothing lokal), liputan spesial di majalah berlisensi internasional sampai alternatif, kartu pos, dan juga Compact Disc berisi rekaman live dan wawancara. Semuanya dikemas menarik. Atau arsip dikeluarkan justru ketika mereka membutuhkan dana lebih untuk bepergian ke negeri yang jauh; White Shoes & The Couples Company melelangnya, berupa foto-foto manis yang berbingkai.

Di kemudian hari, Efek Rumah Kaca pun melakukan hal serupa terhadap arsipnya. Mereka meneliti kembali segenap audio di hard-disk dan mengumpulkan demo-demo rekaman pada era sebelum merilis album perdana pada 2007 silam. Demo-demo terpilih tersebut kemudian dikompilasikan menjadi sebuah album bertajuk  Purwaswara. Album ini dijual dalam format kaset sebagai salah satu pendukung dana bagi keberangkatan mereka ke Amerika Serikat demi bermain di SXSW Festival. Seperti tiket bioskop film koboi yang sensasional, kaset ludes dalam tempo singkat.

1
2
Penulis
Harlan Boer
Lahir 9 Mei 1977. Sekarang bekerja di sebuah digital advertising agency di Jakarta. Sempat jadi anak band, diantaranya keyboardist The Upstairs dan vokalis C’mon Lennon. Sempat jadi manager band Efek Rumah Kaca. Suka menulis, aneka formatnya . Masih suka dan sempat merilis rekaman karya musiknya yaitu Sakit Generik (2012) Jajan Rock (2013), Sentuhan Minimal (2013) dan Kopi Kaleng (2016)

Eksplor konten lain Pophariini

Di Balik Panggung Serigala Militia Selamanya

Seringai sukses menggelar konser Serigala Militia Selamanya di Lapangan Hockey Plaza Festival hari Sabtu (30/11). Bekerja sama dengan Antara Suara, acara hari itu berhasil membuat program pesta yang menyenangkan untuk para Serigala Militia tidak …

Wawancara Eksklusif Adikara: Bermusik di Era Digital Lewat Tembang-Tembang Cinta

Jika membahas lagu yang viral di media sosial tahun ini, rasanya tidak mungkin jika tidak menyebutkan “Primadona” dan “Katakan Saja” untuk kategori tersebut. Kedua lagu itu dinyanyikan oleh solois berusia 24 tahun bernama Adikara …